Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memetakan 741 desa yang akan dikembangkan dalam program desa ekspor mulai 2026.
"Kita optimalkan yaitu program desa ekspor. Kita sudah mengidentifikasi ada 741 desa," kata Menteri Perdagangan Budi Santoso di Cikarang, Rabu.
Ia mengatakan program itu ditujukan untuk memperluas basis pelaku ekspor agar tidak hanya terpusat di kawasan perkotaan.
Ia menyebut sejumlah produk desa memiliki kualitas dan ragam komoditas, tetapi masih menghadapi kendala standar produk, desain, dan manajemen usaha untuk masuk pasar internasional.
“Banyak produk desa yang potensial, namun belum terstandarisasi,” ujarnya.
Melalui program ini, pemerintah akan menyiapkan pelatihan standarisasi produk, penguatan manajemen, serta pendampingan agar produk memenuhi persyaratan pasar ekspor.
Budi mengatakan pemetaan desa dilakukan bersama kementerian terkait, pemerintah daerah, serta pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi potensi komoditas dan kesiapan pelaku usaha di desa.
Desa yang masuk pemetaan akan diarahkan mengikuti tahapan lanjutan, termasuk promosi dagang dan integrasi dengan program "Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Bisa Ekspor".
"Setelah siap ekspor, baru kemudian nanti ikut di program UMKM Bisa Ekspor," tuturnya.
Kementerian Perdagangan, lanjut dia, juga menyiapkan dukungan jejaring luar negeri melalui 46 atase perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di 33 negara.
Jejaring tersebut akan dimanfaatkan untuk membuka akses pasar, penjajakan pembeli, serta fasilitasi promosi produk desa di pasar global.
Mendag menegaskan program desa ekspor diharapkan memperluas manfaat perdagangan internasional hingga ke daerah serta memperkuat kontribusi ekspor nasional secara berkelanjutan.







