Denpasar (ANTARA) -

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan aliansi nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia melatih para pekerja pengolahan ikan tuna sebagai program percontohan pertama di tanah air.

“Pelatihan ini dapat menjadi katalisator utama untuk peningkatan standar mutu ikan hasil pengolahan dan kompetensi dan kesejahteraan para pekerja perikanan,” kata Tenaga Ahli Menteri KKP Mohamad Abdi Suhufan di Denpasar, Bali, Rabu.

Pelatihan itu diikuti oleh 29 pekerja beragam latar belakang jenjang pendidikan dari 13 perusahaan pengolahan ikan tuna yang beroperasi di kawasan Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali.

Menurut dia, pelatihan yang diadakan KKP melalui Pusat Pelatihan Kelautan dan Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Banyuwangi dan DFW itu untuk menjawab kebutuhan dunia usaha dengan merancang kurikulum khusus pelatihan dan modul pelatihan terkait pembekuan tuna.

Ke depan, lanjut dia, model pelatihan serupa akan direplikasi di sejumlah wilayah sentra industri perikanan di Indonesia seperti Muara Baru, Jakarta Utara dan Bitung, Sulawesi Utara.

Selama pelatihan, peserta dibekali kapasitas teknis dan pemahaman kerja, meliputi sanitasi dan higienitas, kesehatan dan keselamatan kerja, penerimaan bahan baku, produksi tuna beku, hingga pengemasan.

Para peserta juga mendapatkan pengenalan terhadap platform National Fishers Center (NFC) Indonesia yang selama ini berfungsi sebagai sarana edukasi bagi pekerja perikanan.

Setelah pelatihan, peserta mengikuti ujian sertifikasi sebagai bentuk pengakuan resmi atas kompetensi yang telah diperoleh, khususnya bidang pembekuan tuna.

Sementara itu, Direktur Program DFW Indonesia Imam Trihatmadja menjelaskan program tersebut merupakan yang pertama diadakan di Indonesia.

“Ini bagian dari angkatan pertama dalam pelatihan ini. Semoga agenda ini bisa tidak dilaksanakan satu kali saja, tetapi seterusnya di berbagai titik di Indonesia,” imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris Kesatuan Pelaut dan Pekerja Perikanan Indonesia (KP3I) Dwi Agus Siswa Putra menilai pelatihan itu merupakan gebrakan baru khususnya bagi industri pengolahan tuna.

Pasalnya, kata dia, sejak 1994 berkecimpung di dunia pengolahan ikan, perhatian kini tertuju untuk meningkatkan kapasitas pekerja.

“Untuk itu, saya sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang bekerja sama dalam kegiatan ini sudah mau masuk perhatiannya ke Pelabuhan Benoa,” ucapnya.