Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih Menyerah Hadapi Bencana, Mensos : Pak Gubernur Masih Cukup Kuat
December 17, 2025 09:28 PM

BANGKAPOS.COM - Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menyatakan, dirinya yakin bahwa Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) masih kuat dalam menangani bencana.

Hal ini ia sampaikan menanggapi fenomena aksi sejumlah warga Aceh yang mengibarkan bendera putih.

Pengibaran bendera putih itu terjadi pada Minggu (14/12/2025).

Dikutip dari Serambi, bendera putih berkibar di sejumlah daerah di pinggiran jalan lintas nasional Banda Aceh-Medan. 

Bendera putih itu dikibarkan oleh warga di sejumlah titik di antaranya di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh Timur, dan Aceh Utara.

Seorang warga bernama Bakhtiar mengungkap, bendera putih dikibarkan karena masyarakat yang terdampak bencana sudah menyerah dan tak sanggup lagi untuk menanganinya.

Ia menegaskan, warga sangat membutuhkan bantuan.

"Kami sekarang menyerah dan tak sanggup lagi dan butuh bantuan," ujar Bakhtiar saat dijumpai SerambiNews di Perlak, Aceh Timur.

Menurut Gus Ipul, pemerintah daerah sudah bekerja dengan  baik, didukung oleh pemerintah pusat.

Ia yakin, bencana di Sumatra dapat ditanggulangi bersama-sama oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat.

 "Saya percaya Pak Gubernur masih cukup kuat," kata Gus Ipul kepada wartawan di sela-sela penyerahan bantuan kemanusiaan di Aceh, Selasa (16/12/2025), dikutip dari tayangan YouTube KompasTV.

"Pemerintah daerah juga bekerja dengan baik, didukung oleh pemerintah secara keseluruhan."

"Insyaallah lah. Mari kita atasi bersama-sama."

Menanggapi soal bendera putih yang dikibarkan warga Aceh, Gus Ipul menoleh ke arah Mualem yang saat itu berada di dekatnya.

Lalu, ia menyatakan optimisme bencana dapat diatasi dengan kerja sama antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat.

"Semestinya kita bisa atasi ya, Pak Gubernur ya, bersama-sama," jelas Gus Ipul.

Sekretaris Jenderal PBNU ini pun memuji para kepala daerah yang sudah bekerja keras dalam menangani bencana.

Gus Ipul pun mengajak pemerintah bekerja sama.

"Pak Gubernur siang malam juga bekerja, Pak Bupati, Wali Kota juga bekerja, yang lain juga sedang bekerja," jelas Gus Ipul.

"Mari kita gandeng tangan untuk kita tanggulangi secara bersama-sama."

"Saya percaya, kita masih mampu dan bisa menanggulangi ini dengan baik, apalagi kalau ada kerja sama, kalau ada satu kolaborasi yang kuat."

Sebagai informasi, sejumlah wilayah di Provinsi Aceh turut terdampak banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada akhir November 2025, seperti Aceh Utara, Bireuen, Aceh Tengah, Bener Meuriah, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, dan sebagian wilayah di pesisir.

Aceh sendiri merupakan satu dari tiga provinsi yang dilanda bencana hidrometeorologis tersebut, bersama Sumatra Utara dan Sumatra Barat.

Data BNPB sebagaimana dipantau pada Rabu (16/12/2025) menunjukkan, tercatat 1.053 orang tewas dan 200 orang dilaporkan hilang akibat bencana di tiga provinsi tersebut.

Di Aceh sendiri, ada 449 korban jiwa dan 21 orang hilang.

Memasuki pekan ketiga pasca-bencana, sejumlah wilayah di Aceh masih terisolir karena akses darat terputus.

Selain itu, bantuan masih minim, sehingga warga penyintas terancam kelaparan dan dibayang-bayangi ancaman sejumlah penyakit.

Gubernur Aceh Mengaku Belum Tahu

Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem mengaku tidak mengetahui maksud pengibaran bendera putih yang diketahui berada di sejumlah wilayah di Tanah Rencong.

Mualem juga menyatakan belum pernah menerima informasi ataupun laporan terkait aksi tersebut.

“Saya tidak terkopi itu, apa maksud mereka? Yang itu di luar jangkauan kita,” kata Mualem, saat diwawancarai SerambiNews, seusai menerima bantuan kemanusiaan dari Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf di Kantor Gubernur Aceh, Selasa (16/12/2025). 

Mualem lantas menegaskan bahwa dirinya tidak mengetahui siapa pihak yang menginisiasi aksi tersebut. 

Ia menilai pengibaran bendera putih tersebut bukan bagian dari kebijakan ataupun arahan pemerintah.

“Siapa yang perintah itu, apa maksudnya itu?" ucapnya, heran.

Lebih lanjut, Mualem menekankan bahwa posisi Aceh saat ini mutlak menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kita sudah jelas, kan Aceh dalam NKRI,” tegasnya.

(Tribunnews.com/Rizki A.) (SerambiNews.com/Hendri Abik/Rianza Alfandi)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.