Naskah Resmi Kemenag Khutbah Jumat 19 Desember 2025 Spesial Hari Ibu: Ibu sebagai Benteng Moral
December 17, 2025 09:35 PM

TRIBUNPRIANGAN.COM - Dalam penyampaiannya khutbah jumat sangat ditekankan agar bisa dipersingkat.

Anjuran ini datang untuk memudahkan dan mempercepat penyampaian khutbah agar singkat terdapat di dalam sebuah hadits riwayat Muslim dan Ahmad,

عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنْ الْبَيَانِ سِحْرًا (رواه مسلم وأحمد)

Artinya: "Dari Ammar Ibn Yasir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesunggunguhnya panjangnya sholat dan pendeknya khutbah seorang khatib adalah tanda kepahaman seseorang tentang agama. Oleh karena itu panjangkanlah sholat dan persingkatlah khutbah; sesungguhnya dalam penjelasan singkat ada daya tarik." (HR Muslim dan Ahmad).

Berbagai judul pun semestinya bisa diangkat dalam setiap penyampaian khutbah oleh para khatib.

Baca juga: Teks Khutbah Jumat 12 Desember 2025: Jagalah Shalatmu Meski Sibuk! Berharga Lebih dari Segalanya

Mulai dari tauhid, dasar beragama, hubungan dengan Allah, hubungan dengan muslim lain juga lingkungan, hukum-hukum penting dalam islam, hala haram, pernikahan, hingga kematian.

Khutbah I

 اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي خَلَقَ الْخَلْقَ لِيَعْبُدُوْهُ، وَأَمَرَهُمْ فِي كُلِّ حَالٍ أَنْ يَذْكُرُوْهُ،نَحْمَدُهُ وُ نَشْكُرُهُ عَلَى نِعَمِهِ، وَنَسْتَغْفِرُهُ عَلَى تَقْصِيْرِنَا فِي حَقِّهِ. وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً نُوَقِّنُ بِهَا الْفَوْزَ وَالنَّجَاةَ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، دَاعِيَ النَّاسِ إِلَى الصَّلَاةِ وَالطُّمَأْنِيْنَةِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أُوْصِيْكُمْ أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ، وَقَدْ قَالَ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ 

Hadirin jemaah salat Jum’at yang dirahmati Allah Swt,

Pada kesempatan khotbah Jum’at kali ini, tema yang diangkat adalah “Ibu sebagai Benteng Moral”. Tema ini menegaskan betapa pentingnya sosok ibu sebagai “penjaga moral” yang berdiri di garis depan dalam menanamkan nilai-nilai etika sejak dini, merawatnya agar tetap hidup, dan memperkuatnya sehingga menjadi pegangan kokoh bagi keluarga maupun masyarakat.

Ibu kerap disebut sebagai benteng akhlak, benteng moral, dan benteng etika. Benteng berarti pertahanan yang paling kuat dan kokoh, tempat seseorang berlindung dari segala ancaman dan serangan. Dalam makna simbolis, ibu merupakan benteng yang melindungi nilai- nilai kehidupan dan moralitas dalam keluarga.

Sebagai benteng moral, ibu memiliki posisi yang sangat penting dan menjadi tumpuan utama dalam pembinaan akhlak, khususnya di lingkungan keluarga. Keluarga sendiri merupakan unit sosial terkecil yang menjadi fondasi masyarakat. Yang memiliki fungsi reproduksi, kasih sayang, pendidikan, perlindungan, hingga fungsi ekonomi dan agama. Ibu, dalam setiap fungsi tersebut, memainkan peran yang tidak tergantikan.

Hadirin yang berbahagia,

Peran seorang ibu sebagai benteng moral tidak hanya terbatas pada urusan domestik semata. Lebih dari itu, ibu menjadi fondasi utama bagi kemajuan dan keutuhan bangsa pada berbagai aspek kehidupan. Di tangan ibu yang bijak dan penuh tanggung jawab terbentuk generasi yang kuat, berakhlak, dan berdaya. Tanpa kehadiran ibu yang mampu memainkan perannya secara tepat, fondasi keluarga, masyarakat, bahkan negara, dapat menjadi rapuh dan kehilangan arah.

Ibu merupakan benteng moral menempati posisi istimewa di sisi Allah Swt. Di balik kelembutannya, tersimpan tanggung jawab besar sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Ia dituntut menjadi teladan, uswatun hasanah, dalam setiap perilaku dan tutur katanya.

Baca juga: Teks Khutbah Jumat 12 Desember 2025: Berusaha Masuk dalam 4 Golongan yang Diharamkan Masuk Neraka

Islam, sebagai agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan, baik dunia maupun akhirat, memberikan perhatian yang sangat besar kepada sosok ibu. Banyak ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi yang menggambarkan betapa tinggi dan mulianya kedudukan seorang ibu sebagai penjaga moral atau benteng keluarga dan masyarakat. Salah satu firman Allah Swt dalam surat Luqman [31] ayat 14 menegaskan:

وَوَصَّيْـنَا ٱلّْنْسهَنَ بّ هوَلّدَيْهّ حَلْتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَ هى وَهْنٍ وَفّصهَلُهُۥ فِّ عَامَيّْ أَنّ ٱشْكُرْ لِّ وَلّ هوَلّدَيْكَ إّلَ ٱلْمَصّ يْ.

“Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Wasiat Kami,) “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali.”

Ayat ini menegaskan besarnya jasa dan pengorbanan seorang ibu, serta kewajiban seorang anak untuk berbakti dan bersyukur atas kasih sayang yang tak terhitung nilainya.

Hadirin jemaah yang dirahmati Allah Swt,
Selain sumber dari Al-Qur’an dan hadis, para ulama dan cendekiawan muslim juga banyak memberikan pandangan tentang kedudukan ibu sebagai benteng moral dan penjaga kehidupan. Dalam sebuah pepatah Arab disebutkan:

الْمَرْأَةُ عّمَادُ الْبّلَدَّ إّذَا صَلُحَتْ صَلُحَتّ الْبّلَدَ وَإّذَا فَسَدَتْ فَسَدَتّ الْبّلَدَ

“Perempuan adalah tiang negara; apabila ia baik, maka baiklah negara; dan apabila ia rusak, maka rusak pula negara.”

Sastrawan besar Mesir, Muhammad Hafiz Ibrahim, juga menegaskan hal serupa dalam ungkapannya yang terkenal:

الُأمُّ مَدْرَسَةٌ أُولَِ، إّذَا أَعْدَدْتَاََ أَعْدَدْتَ شَعْبًا طَٰيّبَ الَأعْرَاقّ.

“Ibu adalah sekolah pertama dan utama; jika engkau mempersiapkannya dengan baik, berarti engkau telah menyiapkan generasi yang baik akhlaknya.”

Peran ibu sebagai benteng moral menarik perhatian pemikir Barat maupun Indonesia, meskipun secara implisit dan makna substansial. John Bowlby, psikolog terkemuka melalui konsep Attachment Theory, menegaskan bahwa ibu merupakan figur utama yang membentuk moral compass anak. Rasa aman yang diberikan ibu menjadi fondasi bagi anak dalam memahami mana yang benar dan salah.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 12 Desember 2025: Menjaga Kesehatan Bagi Setiap Muslim

Hal serupa diakui oleh George De Posdari dari University of California, yang menyoroti keberhasilan Jepang dalam mempertahankan kualitas pendidikan keluarga. Ia menjelaskan ibu- ibu di Jepang memainkan peran sentral dalam pendidikan anak dan terutama dalam
 
pembentukan karakter mereka. Sehingga anak-anak di Jepang dikenal sebagai pribadi yang memiliki etos disiplin dan belajar yang sangat tinggi.

Zakiyah Darajat, tokoh pendidikan Islam Indonesia yang berlatar belakang psikologi dan psikologi agama, menyatakan bahwa ibu (bersama orang tua) harus menghayati perannya sebagai “pendidik pertama”. Menurutnya, pembentukan akhlak, karakter, dan dunia batin anak sangat bergantung pada suasana, teladan, dan praktik kehidupan yang berlangsung dalam keluarga, khususnya ibu.

Pesan penting yang bisa ditarik dari pendapat pakar tersebut adalah ibu sebagai benteng moral merupakan fondasi awal perkembangan moral anak. Melalui kasih sayang, keteladanan, dan stabilitas rumah, ibu menjadi benteng moral yang menentukan kualitas kepribadian anak sepanjang hidupnya.

Hadirin rahimakumullah,

Ada beberapa nilai utama yang patut kita teladani dari sosok seorang ibu sebagai benteng moral: Kesatu, keteladanan dalam integritas, yaitu: keselarasan antara ucapan dan perbuatan. Nilai kejujuran dan konsistensi inilah yang ditanamkan ibu dalam keseharian keluarga.
Kedua, keteladanan dalam akhlak mulia. Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya.” (H.R. Tirmidzi). Dari kelembutan tutur kata, kesabaran menghadapi anak-anak, hingga kasih sayang tanpa batas, ibu menjadi cermin nyata dari akhlak yang luhur.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 12 Desember 2025: Menahan Diri dari Kemudahan Berkata Kotor

Ketiga, keteladanan dalam menjaga kehormatan diri dan keluarganya. Allah Swt berfirman dalam Q.S. At-Tahrim [66] ayat 6: “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” Melalui bimbingan dan ketegasan seorang ibu, keluarga dijauhkan dari kehancuran moral dan penderitaan, baik di dunia maupun di akhirat.

Hadirin yang dirahmati Allah Swt,

Perkembangan era Industri 4.0 dan Society 5.0 yang ditandai oleh pesatnya digitalisasi dan penggunaan internet telah membawa perubahan besar dalam nilai-nilai kehidupan dan pola hubungan sosial. Dampak perubahan ini tidak hanya dirasakan dalam bidang ekonomi dan budaya, tetapi juga merambah ke kehidupan keluarga, terutama dalam relasi antara ibu dan anak.

Kehadiran teknologi digital yang semakin dominan memang mempermudah akses informasi dan komunikasi, namun pada saat yang sama berpotensi mengganggu keseimbangan pola pengasuhan di dalam keluarga.

Berbagai kajian menunjukkan bahwa ketergantungan ibu terhadap internet, baik melalui media sosial, permainan daring, maupun konsumsi konten digital lainnya, dapat menurunkan kualitas interaksi dengan anak.

Perhatian dan waktu yang seharusnya digunakan untuk pendampingan emosional, penanaman nilai, serta pengawasan tumbuh kembang anak kerap tersita oleh aktivitas digital, sehingga kelekatan emosional antara ibu dan anak melemah dan peran ibu dalam pembinaan karakter serta perkembangan psikososial anak menjadi kurang optimal.
 
Fenomena serupa juga dialami oleh anak-anak yang kecanduan internet. Anak yang terlalu intens menggunakan internet, termasuk yang berada di bawah aturan penggunaan yang ketat, cenderung lebih sering mengalami konflik dengan orang tua, khususnya ibu. Kondisi ini dipicu oleh menurunnya rasa percaya anak terhadap orang tua dan meningkatnya ketertarikan pada figur-figur idola di dunia maya.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 12 Desember 2025: Sifat Asli Pemimpin Masa Depan yang Layak Dijadikan Teladan

Akibatnya, anak semakin menjauh dari kehidupan sosial yang nyata dan lebih memilih beraktivitas di ruang digital. Muaranya ibu sebagai benteng moral juga berpotensi terancam dan terdegradasi.
Semoga Allah Swt senantiasa melimpahkan hidayah dan taufik-Nya kepada para ibu, agar senantiasa mampu menjadi benteng moral bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa. Sementara kita sebagai anak-anaknya diberikan kekuatan dan kemampuan untuk juga memberikan dukungan positif dan nyata bagi perwujudan peran ibu sebagai benteng moral. Amin.

بَرَكَ اُلله لّْ وَلَكُمْ فّْ الْقُرْاهنّ الْكَرّيّْ، وَنَـفَعَنّْوَإّيَّكَّمْ بّاِفّيْهّ مّنَ الْهَّيَتَّ وَالٰذكّْرّ الْحكّيْمّ، وَتَـقَبَّلَ اُلله مّنْ وَمّنْكُمْ تّلَوَتَهُ إّنَّهُ هُوَ السَّمّيْعُ الْعَلّيْمّ، وَاسْتَـغْفّرُوْهُ إّنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحّيْمُ.

Khotbah II 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلَآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللّٰهِ ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِيْ الْقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ وَ اللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.