Laporan Wartawan Tribungayo.com Bustami I Bener Meriah
TRIBUNGAYO.COM, REDELONG - Terputusnya akses jalan akibat longsor memaksa para petani cabai di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah menempuh cara ekstrem untuk menjual hasil panen.
Dari titik terakhir yang bisa dilalui kendaraan bermotor dilintas jalan KKA, Bener Meriah petani harus berjalan kaki puluhan kilometer menuju Kota Lhokseumawe maupun Aceh Utara.
Pantauan di lokasi, Selasa (16/12/2025) jika disepanjang jalan KKA Kampung Burni Pase, Kecamatan Permata Bener Meriah, ratusan warga lalu lalang memikul hasil panen.
Setiap petani memikul beban seberat 23 hingga 35 kilogram barang dagangan, perjalanan jauh ditempuh, karena harga cabai di Lhokseumawe ataupun Aceh Utara jauh lebih tinggi dibandingkan dikampung halaman mereka.
Ditengah keterbatasan akses yang telah berlangsung tiga pekan pasca bencana, cara ini menjadi satu-satunya upaya memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat didataran tinggi gayo.
Dalam perjalanan tak memandang usia, mulai dari muda hingga emak-emak terpaksa menyelusuri jalan setapak yang masih berlumpur.
Mesti akses perbaikan jalan terus dilakukan, tapi bagi warga menunggu alat berat siap pekerjaan bukanlah pilihan utama karena hasil panen mereka terancam membusuk jika tidak segera dibawa ke pasar.
"Kalau kami tunggu jalan siap dibersihkan cabai kami keburu busuk. Satu-satunya cara ya dipikul, sampai kewilayah Kamp Kampung Seni Antara, disana sudah ada mobil yang menunggu," ujar Rian salah satu pemuda ditemui diperjalanan.
Rian mengungkapkan, mereka terpaksa menjual cabai ke luar daerah karena harga kebutuhan pokok di kampung halaman melonjak tajam bahkan langka pascabencana.
"Kalau harga cabai di Kampung (Bener Meriah) miris, diharga Rp 10 ribu perkilo, tapi kalau kita jual ke Lhokseumawe lumayan tinggi, kisaran 35-50 ribu perkilo," ungkapnya.
Tingginya harga cabai di Lhokseumawe, sehingga penjualan ke daerah tersebut menjadi satu-satunya pilihan bagi warga Bener Meriah.
Menurutnya, cabai tersebut dipanen sehari sebelum keberangkatan dan disimpan hingga sore hari agar tetap segar saat dijual.
"Ya kita berharap kan cabai ini cepat laku karena keluarga di rumah menunggu dan dari disini kami akan membawa beras, telor saat pulang," bebernya.
Selanjutnya ia sangat berharap agar akses jalan segera selesai diperbaiki, agar distribusi hasil pertanian dan aktivitas ekonomi warga dapat kembali normal.
Sementara untuk diketahui, proses perbaikan jalan lintas KKA yang menghubungkan Bener Meriah dan Aceh Utara terus berlanjut.
Beberapa titik yang sebelumnya terputus total di wilayah tersebut, kini mulai tersambung dan berangsur-angsur mulai dapat dilalui.(*)
Baca juga: Elpiji Langka di Aceh Tengah, Warga Kumpulkan Kayu Hanyut untuk Memasak
Baca juga: Lintasan Blangkejeren-Kutacane Masih Putus Total, Pembukaan Akses Baru Butuh Waktu