Laporan Wartawan Tribungayo.com Alga Mahate Ara|Aceh Tengah
Tribungayo.com, Takengon – Dampak bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Aceh Tengah sejak akhir November lalu kini memicu krisis energi dan sanitasi yang berkepanjangan.
Warga di seputaran Kota Takengon terpaksa beralih menggunakan kayu bakar dan memanfaatkan aliran sungai untuk kebutuhan domestik akibat lumpuhnya distribusi logistik dan rusaknya infrastruktur air bersih.
Di kawasan pintu keluar air Danau Lut Tawar, Desa Hakim Bale Bujang, Kecamatan Lut Tawar, puluhan warga terlihat sibuk mengumpulkan gelondongan kayu yang mengapung di aliran Sungai Peusangan, Rabu (17/12/2025).
Material kayu tersebut merupakan sisa longsoran pegunungan yang terbawa arus saat bencana melanda wilayah tersebut beberapa pekan lalu.
Peralihan warga ke kayu bakar bukan tanpa alasan.
Terputusnya akses jalan darat utama menuju Aceh Tengah mengakibatkan distribusi energi dari Pertamina terhambat.
Kelangkaan gas elpiji (LPG) ukuran 3 kilogram maupun 12 kilogram di pasar membuat dapur warga terancam tidak lagi mengebul.
"Kami kesulitan mendapatkan gas elpiji karena pasokan tidak ada sudah hampir 3 minggu. Kayu hanyut ini menjadi solusi terakhir agar dapur tetap bisa mengebul," ujar Wijaya, salah seorang warga yang ditemui di lokasi, Rabu (17/12/2025).
Aktivitas memunguti kayu ini telah berlangsung selama dua hari terakhir.
Warga mengumpulkan kayu berbagai ukuran sebelum material tersebut hanyut lebih jauh ke aliran Sungai Peusangan dan berpotensi menyumbat pintu air yang dapat memicu bermacam permasalahan lainya.
Selain masalah energi, warga juga menghadapi krisis air bersih.
Hingga kini, distribusi air bersih ke sejumlah rumah-rumah warga di Kampung Hakim Bale Bujang dan sekitarnya masih terputus total.
Warga terpaksa turun ke sungai untuk mencuci pakaian, peralatan dapur, hingga membersihkan kendaraan.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan masalah kesehatan, mengingat kualitas air sungai pascabencana belum tentu layak untuk kebutuhan sanitasi rumah tangga.
Namun, bagi warga, tidak ada pilihan lain selama jaringan pipa air bersih belum diperbaiki oleh pemerintah daerah.
Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah didesak untuk segera melakukan normalisasi menyeluruh.
Tidak hanya fokus pada pembersihan material sisa banjir di sepanjang Danau Lut Tawar dan Sungai Peusangan, tetapi juga prioritas pada pemulihan jalur distribusi logistik dan perbaikan jaringan air bersih.(*)
Baca juga: Lintasan Blangkejeren-Kutacane Masih Putus Total, Pembukaan Akses Baru Butuh Waktu
Baca juga: Wakil Presiden Kunjungi Posko Pengungsi Korban Banjir Bandang dan Longsor di Gayo Lues