penataan kawasan Kota Tua tidak dapat dilakukan secara parsial
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan membentuk lembaga khusus untuk memastikan penataan dan revitalisasi kawasan Kota Tua berlangsung secara menyeluruh dan berkelanjutan seiring dengan selesainya pembangunan Stasiun MRT di kawasan tersebut.
“Kami akan menindaklanjuti dengan pembentukan kelembagaan dan menyusun secara jelas siapa bertanggung jawab atas apa. Ini sedang dan akan terus kami susun sebagai bagian dari keseriusan revitalisasi Kota Tua,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno saat meninjau kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Rabu.
Rano menyampaikan revitalisasi Kota Tua merupakan pekerjaan besar yang telah melalui proses panjang selama lebih dari satu dekade dan sempat mengalami jeda.
Oleh karena itu, penataan kawasan Kota Tua tidak dapat dilakukan secara parsial, melainkan membutuhkan keterlibatan berbagai disiplin ilmu serta kolaborasi lintas instansi.
Dia menegaskan, revitalisasi kawasan tersebut harus berjalan seiring dengan pembangunan infrastruktur transportasi massal, khususnya MRT dan karenanya penataan kawasan tidak boleh tertinggal ketika operasional MRT telah dimulai.
“Ini adalah titik awal. Ketika nanti stasiun MRT selesai dibangun di kawasan ini, penataan Kota Tua harus berjalan bersamaan. Jangan sampai MRT sudah beroperasi, tetapi kawasan sekitarnya belum tertata. Itu sudah sangat terlambat,” kata Rano.
Dalam penataan kawasan, Pemprov DKI menyiapkan pengaturan bagi aktivitas ekonomi masyarakat, termasuk pedagang kaki lima (PKL).
Selain itu, area parkir dan ruang usaha juga telah disiapkan agar kegiatan ekonomi tetap berjalan tertib tanpa mengganggu fungsi kawasan bersejarah.
“Kalau semua ini sudah terwujud, harus diatur dengan baik. Jika tidak, kawasan ini tidak akan bisa kita nikmati bersama,” ujarnya.
Dia menambahkan, Kota Tua berpotensi besar menjadi simpul aktivitas masyarakat setelah terintegrasi dengan berbagai moda transportasi, seperti Commuter Line relasi Jakarta Kota-Bogor/Depok-Jakarta Kota.
Merujuk data, Stasiun Jakarta Kota saat ini melayani hampir 1,3 juta penumpang per hari. Jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah sekitar 500 ribu penumpang dari MRT, belum termasuk pengguna Transjakarta.
“Artinya, setiap hari sekitar 2,5 juta orang akan berada dan beraktivitas di kawasan ini. Potensi yang sangat besar ini harus diatur dan dikelola dengan baik agar Kota Tua dapat dinikmati secara nyaman oleh semua pihak,” kata Rano.







