Film Dokumenter Nanang: Pentingnya Pengetahuan Menganyam Dalam Masyarakat Etnis Edang
December 18, 2025 11:43 AM

TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA-Warga desa Tubungwalang, Kecamatan Buyasuri menyaksikan pemutaran film dokumenter 'Nanang' dan berdiskusi tentang pentingnya pelestarian tradisi menganyam dalam masyarakat etnis Kedang di Kabupaten Lembata, Rabu, 17 Desember 2025.

Nanang sendiri berarti menganyam, sebuah pengetahuan yang lekat dengan kehidupan masyarakat Kedang. Pemutaran film dokumenter tersebut diharapkan membuka ruang refleksi tentang pentingnya pelestarian pengetahuan-pengetahuan semacam ini. 

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, mulai dari unsur pemerintah daerah, lembaga kebudayaan, tokoh adat, hingga para perajin Nanang dari sejumlah desa di Kabupaten Lembata.

Baca juga: Lempar Papan Nama Kena Burung Garuda, Begini Penjelasan Anggota DPRD Ende 

Acara tersebut secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Kebudayaan (Disporabud) Kabupaten Lembata, Apolonarius Mayan.

Dia menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan nonton bareng (nobar) tersebut sebagai bagian dari upaya pemajuan kebudayaan lokal. 

Pemerintah daerah percaya kalau 'Nanang' bukan sekadar keterampilan teknis, melainkan pengetahuan tradisional yang mengandung nilai sejarah, sosial, dan identitas budaya masyarakat Etnis Edang, sehingga perlu dilestarikan dan diberdayakan secara berkelanjutan.

Turut hadir dalam kegiatan ini perwakilan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XVI NTT, Abdul Gafur Sarabiti. 

Ia menjelaskan bahwa BPK menyediakan berbagai skema kegiatan dan dukungan dalam rangka pemajuan kebudayaan. 

Program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan Tahap II, memfasilitasi sejumlah penerima bantuan, baik dari kalangan komunitas maupun perseorangan, yang tersebar di wilayah Nusa Tenggara Timur. 

Khusus di Kabupaten Lembata, terdapat empat penerima bantuan, salah satunya adalah kegiatan pengkajian Nanang yang sedang dilaksanakan. 

Abdul Gafur Sarabiti berharap ke depan semakin banyak komunitas dan individu yang berani mengakses program bantuan pemajuan kebudayaan, sehingga keterlibatan masyarakat dalam pelestarian budaya lokal semakin luas. 

Diskusi semakin diperkaya dengan kehadiran dua tokoh budaya, Emanuel Ubuq—yang saat ini juga menjabat sebagai Anggota DPRD Kabupaten Lembata dari Dapil III, dan Yohanes Teheq. 

Keduanya menyampaikan berbagai pandangan kebudayaan tentang Nanang, baik dari aspek praktik pemaknaan maupun fungsi teknologi Nanang dalam kehidupan masyarakat. 

Pandangan dan pengalaman yang dibagikan dinilai telah memperdalam serta memperkaya pengkajian tentang Nanang sebagai pengetahuan.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.