Kemenperin Optimistis IKM Mampu Penuhi Kebutuhan Haji dan Umrah
December 18, 2025 02:04 PM

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) nasional mampu menangkap peluang pasar penyediaan berbagai kebutuhan barang dalam penyelenggaraan ibadah haji dan umrah.

Untuk itu, Kemenperin terus memperkuat kolaborasi lintas sektor guna memperluas peran IKM dalam ekosistem haji dan umrah.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pihaknya meyakini pelaku IKM dalam negeri memiliki kapasitas dan daya saing untuk memenuhi kebutuhan barang haji dan umrah, mulai dari perlengkapan ibadah, makanan dan minuman.

Baca juga: Seleksi Petugas Haji Tingkat Pusat 2026 Resmi Digelar, Menhaj Pastikan Tak Ada Permainan

"Kemenperin juga menjalin sinergi dengan Kementerian Haji, fesyen, perusahaan travel, serta bank penerima setoran haji dan umrah sebagai langkah awal dalam memperluas akses pasar bagi IKM," tutur Agus dalam keterangan, Kamis (18/12/2025).

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin Reni Yanita menilai pasar haji dan umrah memiliki potensi besar seiring tingginya jumlah jemaah asal Indonesia.

"Indonesia tercatat sebagai kontributor terbesar ibadah haji di dunia yaitu sekitar 10 persen, serta menjadi penyumbang jemaah umrah yang signifikan dengan antusiasme yang terus meningkat," ungkap Reni.

Kemenperin membuka akses bagi IKM untuk masuk ke pasar kebutuhan haji dan umrah, mulai dari makanan dan minuman halal, obat-obatan dan kosmetik, perlengkapan ibadah, busana muslim dan modest fesyen, koper dan tas perjalanan, hingga perlengkapan hotel.

Berdasarkan data Dukcapil Kemendagri 2024, populasi muslim Indonesia mencapai 244,4 juta jiwa. BPS mencatat, jumlah jemaah haji Indonesia pada 2024 mencapai 241.000 orang atau 11,5 persen dari total jemaah haji dunia. Sementara itu, jumlah jemaah umrah meningkat dari 1 juta orang pada 2022 menjadi 1,4 juta orang pada 2024.

"Kebutuhan dasar seperti pangan halal, produk kesehatan, kosmetik dan personal care, perlengkapan ibadah, serta modest fashion menjadi sangat penting dalam mendukung  kelancaran perjalanan ibadah," ucap Reni. 

Guna menangkap peluang tersebut, Kemenperin melibatkan lebih dari 45 pelaku IKM yang terdiri dari IKM pangan, IKM batik, IKM kain ihram, IKM mukena, IKM alas kaki dan IKM kosmetik dan kimia, untuk dapat ikut serta dalam kegiatan Temu Bisnis dengan Ekosistem Haji dan Umrah tahun 2025.

Dengan potensi jamaah haji dan umrah yang terdata setiap tahunnya, Dirjen IKMA optimistis industri nasional mampu memenuhi kebutuhan tersebut, seiring kinerja positif industri pengolahan nonmigas dan besarnya jumlah pelaku IKM, termasuk di sektor tekstil, alas kaki, farmasi dan kosmetik. 

"Ini artinya, industri dalam negeri sebetulnya memiliki kemampuan untuk dibimbing masuk ke dalam ekosistem haji dan umrah, hingga dapat menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan jemaah dan mendukung kenyamanan dan kelancaran perjalanan ibadah tersebut," terang Reni.
 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.