Debut Sutradara Iko Uwais, Film Lokal Hadapi Persaingan Global
December 19, 2025 02:38 AM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Film Timur yang disutradarai Iko Uwais resmi tayang serentak di seluruh bioskop Tanah Air pada Kamis (18/12/2025). 

Jadwal itu hanya berselang sehari dari penayangan film Hollywood Avatar: Fire & Ash yang rilis 17 Desember 2025.

Bahkan, produksi ini menjadi satu‑satunya film Indonesia yang rilis di pekan tersebut dan sejak awal tidak menggeser jadwal penayangan.

Kehadiran Avatar memang membuat banyak rumah produksi mengatur ulang strategi rilis, namun produser tetap memilih bertahan.

Executive Producer Yentonius Jerriel Ho menegaskan tidak menggeser jadwal meski harus berhadapan langsung dengan film blockbuster garapan James Cameron.

Ia menyampaikan bahwa pihaknya sepenuhnya sadar siapa yang dihadapi karena Avatar merupakan film raksasa dunia.

“Kami sadar sepenuhnya siapa yang kami hadapi. Avatar adalah film raksasa dunia ya,” ujar Yentonius Jerriel Ho saat dihubungi awak media, Kamis (18/12/2025).

Ia menambahkan bahwa karya film yang diproduksi bukan untuk bersembunyi, melainkan harus berani berdiri sejajar di layar yang sama.

Produksi ini sekaligus menjadi penanda debut penyutradaraan Iko Uwais, aktor laga Indonesia yang namanya telah mendunia.

Selain duduk di kursi sutradara, Iko juga tampil sebagai pemeran utama. Produser menekankan bahwa karya tersebut bukan sekadar tontonan, melainkan simbol semangat sinema nasional yang ingin menunjukkan bahwa film anak bangsa tidak inferior di hadapan proyek global dengan bujet raksasa.

Baca juga: MK Kabulkan Gugatan Ariel Noah dkk, Nilai Wajar Royalti Lagu Harus Jelas

Badan Perfilman Indonesia (BPI) mencatat 60,1 juta penonton film lokal 2025, melampaui film asing. Namun rata-rata tiap dari 150 judul hanya meraih 400 ribu penonton, belum menutup biaya produksi besar.

Karena itu, diperlukan keterlibatan pemerintah dalam promosi kreatif, penyusunan regulasi, serta dukungan pendidikan tenaga perfilman agar ekosistem industri dapat berkembang lebih kokoh dan berkelanjutan.

Kehadiran karya Iko sehari setelah Avatar menjadi simbol kepercayaan diri sinema Indonesia. Fenomena ini tidak hanya soal keberanian produser, tetapi juga bagian dari dinamika ekosistem perfilman yang sedang mencari keseimbangan antara karya lokal dan dominasi global.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.