TRIBUNPEKANBARU.COM - Berikut kalimat pengantar yang disusun dengan bahasa bervariasi dan dipisahkan satu baris setiap akhir kalimat.
Lagu “Dek Nasib Mangko Batahan” yang dinyanyikan oleh Sri Fayola merupakan salah satu lagu Minang yang menggambarkan kerasnya kehidupan di perantauan.
Melalui liriknya, lagu ini menceritakan kisah seorang anak dagang yang harus bertahan jauh dari kampung halaman demi menjalani nasib hidup.
Rasa lelah, rindu kampung, dan kepedihan batin tergambar kuat lewat bait-bait berbahasa Minang yang penuh makna.
Tema perjuangan dan keikhlasan menjadi inti dari lagu ini, terutama saat tokoh dalam lagu menyadari bahwa hidup harus dijalani apa adanya.
Nuansa sedih semakin terasa ketika lirik menyinggung tentang tangis yang dipendam dan harapan untuk pulang yang belum terwujud.
Dengan membaca lirik dan terjemahannya, pendengar dapat lebih merasakan makna kesabaran dan keteguhan hati yang disampaikan.
Lagu ini menjadi refleksi kehidupan banyak perantau yang harus menahan rindu demi bertahan hidup.
“Dek Nasib Mangko Batahan” tidak hanya menghadirkan kesedihan, tetapi juga pesan tentang kekuatan hati dalam menghadapi takdir.
Lirik Sri Fayola - Dek Nasib Mangko Batahan
Muluik lai manguok
Mato ndak namuak lalok
Pangana manarawang
Co iko nasib si anak dagang
Bakureh yo nan di rantau urang
Raso hati nak pulang
Baliak ka kampuang halaman
Dek nasib mangko batahan
Bialah larek nan di parantauan
Paik taraso makanan badan
reff:
Dek nasib nan lah sudah
Tiado guno manyasa
Bialah rantau tampek den basanda
Den jadikan palabuhan
Tampek denai mancari makan
Tangih lah jatuah yo nan ka dalam
Maratok untuang si anak dagang
Alun juo tajalang kampuang halaman
Alun juo tajalang kampuang halaman
Terjemahan Lirik Lagu “Dek Nasib Mangko Batahan”
Mulut terus menguap
Mata tak juga bisa terpejam
Pikiran melayang ke mana-mana
Beginilah nasib seorang perantau
Bekerja keras di negeri orang
Hati terasa ingin pulang
Kembali ke kampung halaman
Namun karena nasib, harus bertahan
Biarlah lama di tanah perantauan
Pahit terasa menjadi santapan hidup
Reff:
Karena nasib yang telah terjadi
Tak ada guna untuk menyesal
Biarlah rantau menjadi tempat bersandar
Aku jadikan pelabuhan
Tempat aku mencari penghidupan
Tangis jatuh ke dalam hati
Meratapi nasib seorang perantau
Belum juga terlihat kampung halaman
Belum juga terlihat kampung halaman