TRIBUNBANYUMAS.COM, TURKIYE - “EnFest – Endonezya Festivali” yang diselenggarakan di Universitas Gümüşhane oleh mahasiswa Indonesia di Turkiye, mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat.
Festival ini menjadi ajang perkenalan kekayaan budaya Indonesia kepada publik Gümüşhane, sekaligus menegaskan kembali ikatan sejarah dan emosional antara Indonesia dan Turkiye.
Diselenggarakan oleh mahasiswa Indonesia di Gümüşhane, EnFest berlangsung meriah dengan menampilkan pertunjukan tari tradisional, pameran seni, serta kuliner khas Indonesia.
Acara ini sekaligus menjadi simbol penguatan persahabatan antara kedua negara.
Kegiatan yang digelar di Dr. Mustafa Çalık Kongre ve Kültür Merkezi Universitas Gümüşhane ini menampilkan mahasiswa Indonesia yang mengenakan pakaian tradisional, mempersembahkan tarian daerah, seni Batik, serta aneka hidangan khas Nusantara kepada para pengunjung.
Baca juga: Dia Sendiri tak Libur, Perjuangan Anggota SAR Siaga Amankan Orang Liburan saat Nataru
Universitas Gümüşhane, Rumah bagi Mahasiswa dari Lebih 70 Negara.
Pertunjukan tari menjadi salah satu daya tarik utama dan mendapat apresiasi tinggi dari para penonton, termasuk jajaran pejabat daerah dan sivitas akademika.
Acara dibuka dengan mengheningkan cipta, dilanjutkan dengan pembacaan lagu kebangsaan Indonesia dan Turki, serta tilawah Al-Qur’an.
“Tujuan Kami Adalah Memperkenalkan Indonesia”
Ketua Panitia EnFest, Muhammad Faqih AlFarabi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa festival ini bertujuan untuk mempererat persahabatan kedua negara sekaligus memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat Gümüşhane.
“Saat ini terdapat sekitar 19 mahasiswa Indonesia di Gümüşhane. Melalui Persatuan Mahasiswa Indonesia di Gümüşhane, kami menyelenggarakan festival ini untuk memperkenalkan Indonesia kepada seluruh peserta. Indonesia terdiri dari ribuan pulau dengan budaya yang beragam. Melalui kegiatan ini, kita dapat mengenal lebih dekat musik, tarian, dan kuliner Indonesia. Acara ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga jembatan untuk memperkuat pemahaman dan kerja sama antarbangsa,” ujarnya.
Baca juga: Megawati Hangestri Gabung Manisa BBSK, Tiba di Turkiye Ditemani Suami Dio Novandra Wibawa
Dukungan terhadap Integrasi Budaya Internasional
Koordinator Mahasiswa Internasional Universitas Gümüşhane, Doç. Dr. İsmail Çalık, menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen mendukung proses adaptasi akademik dan budaya mahasiswa internasional.
“Kami berupaya mendorong interaksi lintas budaya agar mahasiswa dapat saling mengenal dan beradaptasi dengan lebih cepat. Kami mengapresiasi kerja keras mahasiswa Indonesia yang dalam waktu satu bulan mampu mempersiapkan acara ini dengan sangat baik,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi, Mücahit Atalay, menegaskan pentingnya interaksi budaya di kalangan generasi muda.
Menurutnya, bahasa universal generasi dunia adalah rasa hormat, cinta, dan solidaritas.
Ikatan Sejarah dan Persaudaraan
Rektor Universitas Gümüşhane, Prof. Dr. Oktay Yıldız, menekankan bahwa meskipun Indonesia dan Turki terpisah jarak geografis yang jauh, hubungan emosional kedua bangsa sangatlah dekat.
“Hubungan ini berakar sejak masa Sultan Kanuni Sultan Süleyman dan bantuan Ottoman kepada Kesultanan Aceh. Bahkan pada masa Perang Kemerdekaan Turki, rakyat Indonesia turut memberikan dukungan. Persahabatan bersejarah ini kini terus hidup di Universitas Gümüşhane,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Universitas Gümüşhane saat ini menampung lebih dari 2.000 mahasiswa internasional dari lebih 70 negara, menjadikannya simbol nyata keberagaman dan integrasi budaya.
Baca juga: KBRI Pantau Kondisi Satria Kumbara, Tentara Rusia Eks TNI yang Minta Dipulangkan
Harapan bagi Perdamaian Dunia
Wali Kota Gümüşhane, Vedat Soner Başer, menyatakan bahwa budaya dan keimanan mampu menghapus batas geografis. Ia berharap para mahasiswa internasional yang lulus dari Turki dapat membawa nilai-nilai kemanusiaan dan persahabatan ke negara asal masing-masing.
Gubernur Gümüşhane, Aydın Baruş, dalam sambutannya mengutip Surah Al-Hujurat ayat 13 tentang pentingnya saling mengenal antarbangsa. Ia menegaskan bahwa keberadaan mahasiswa internasional membuka peluang dialog dan pemahaman lintas budaya yang sebelumnya sulit terwujud.
Suara Mahasiswa dan Peserta
Mahasiswa Indonesia, Muhammad Refaldy, menyampaikan bahwa terdapat banyak kesamaan budaya antara Indonesia dan Turki.
“Kami mengadakan kegiatan ini untuk memperkenalkan budaya Indonesia. Menurut saya, Batik di Indonesia dan Ebru di Turki memiliki kesamaan nilai seni. Perbedaannya hanya pada medianya. Hubungan Indonesia dan Turki sudah terjalin sejak lama,” ujarnya.
Sementara itu, Aqilah Şurahman mengungkapkan kebahagiaannya atas antusiasme masyarakat.
“Kami sangat senang bisa memperkenalkan budaya Indonesia. Awalnya kami mengira pengunjung tidak akan banyak, tetapi ternyata responsnya luar biasa,” katanya.
Mahasiswi Universitas Gümüşhane, Cansu Güldoğan, juga menyampaikan kesannya.
“Festival ini memberi kesempatan bagi kami untuk mengenal budaya Indonesia lebih dekat. Tarian-tariannya sangat menarik, dan usaha mereka berbicara dalam bahasa Turki juga sangat mengesankan,” ujarnya.
Menemukan Rasa Rumah di Tanah Perantauan
Peserta asal Indonesia yang menetap di Bayburt, Delyma Okur, mengungkapkan rasa harunya bisa bertemu sesama warga Indonesia.
Baca juga: Berkolaborasi dengan Kader Adiwiyata, MAN 1 Kebumen Manfaatkan Sampah Jadi Cuan
“Saya sangat bahagia berada di sini. Di Bayburt hanya ada saya dan bayi saya. Bisa bertemu warga Indonesia, berbicara dengan bahasa ibu, dan menikmati kembali masakan Indonesia membuat saya merasa seperti di rumah,” tuturnya.
Pertunjukan Memukau dan Harmoni Budaya
Usai sambutan resmi, acara dilanjutkan dengan pertunjukan pembukaan visual megah yang disambut tepuk tangan meriah.
Drama bertema “Kisah Werkudara” membawa penonton menyelami mitologi Indonesia, disusul dengan Tari Kecak dan tarian tradisional lainnya.
Kolaborasi budaya semakin terasa melalui penampilan musik Turki oleh Gümüşhane Gençlik Merkezi serta pertunjukan langsung seni Batik Indonesia dan Ebru Turki dalam satu panggung.
Festival ditutup dengan pameran budaya dan pengalaman kuliner yang menyajikan hidangan khas Indonesia dan Turki, menciptakan suasana kebersamaan yang hangat dan penuh makna. (*)