TRIBUNTRENDS.COM - Jejak digital Ade Kuswara Kunang kembali menjadi perhatian publik setelah Bupati Bekasi itu terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sosok yang selama ini dikenal tegas di lapangan tersebut kini justru terseret kasus hukum yang mengundang sorotan luas.
Nama Ade Kuswara Kunang sebelumnya cukup populer di kalangan masyarakat Jawa Barat berkat kebijakannya yang kerap melakukan pembongkaran bangunan bermasalah, khususnya bangunan liar yang berdiri di sepanjang aliran sungai.
Citra kepemimpinan yang keras dan berani mengambil risiko membuatnya dikenal sebagai figur yang tak segan melawan arus.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bahkan sempat memberikan julukan khusus kepada Ade Kuswara Kunang sebagai “Si Raja Bongkar.”
Gelar tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi atas keberaniannya dalam menertibkan bangunan liar demi mengembalikan fungsi sungai di wilayah Bekasi.
"Si Raja Bongkar gelar itu saya berikan karena nyalinya yang tinggi ditengah orang senang terhadap popularitas tapi Bupati Bekasi berani mengambil resiko untuk bertentangan dengan arus karena ingin mengembalikan Bekasi pada jati dirinya," ungkap Dedi Mulyadi saat itu.
Namun, citra tersebut kini berbanding terbalik dengan kondisi terkini.
Ade Kuswara Kunang justru diamankan KPK dalam OTT bersama sejumlah pihak lain, termasuk ayahnya.
Saat ini, seluruh pihak yang terjaring operasi senyap tersebut masih menjalani pemeriksaan intensif di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan.
Dedi Mulyadi juga pernah menyinggung keterkaitan sejarah Bekasi dengan Kerajaan Tarumanegara yang identik dengan kekuatan wilayah aliran sungai.
Menurutnya, sungai memiliki peran vital dalam peradaban dan transportasi pada masa lalu.
"Ia juga menerangkan Bekasi erat dengan kerjaan Tarumanegara yang adalah kekuatannya pada daerah aliran sungai."
Lebih lanjut, Dedi menekankan bahwa upaya mengembalikan kejayaan Bekasi tidak bisa dilepaskan dari pemulihan fungsi sungai yang seharusnya bebas dari bangunan penghalang.
"Karena itu kalau ingin mengembalikan kejayaan Bekasi, maka kembalikanlah fungsi-fungsi sungai.
Maka dia harus terhampar dengan panjang tanpa ada yang membatasi, lebarnya harus terjaga kedalamannya harus terjaga," kata Dedi Mulyadi lagi.
Kini, sosok yang pernah dipuji karena keberaniannya tersebut tengah berada di persimpangan jalan hukum.
Publik menanti kejelasan kasus yang menjerat Ade Kuswara Kunang, sekaligus menyoroti jejak kepemimpinan yang sebelumnya identik dengan ketegasan dan kontroversi.
Jejak ucapan masa lalu Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi alias KDM soal sosok Ade Kuswara Kunang kembali mencuat di tengah operasi senyap KPK.
Di masa lalu, KDM memuji sosok Bupati Bekasi itu karena masih muda dan juga memiliki harta kekayaan yang fantastis.
Mulanya dalam acara retret yang berlangsung di Magelang pada Februari 2025, Dedi Mulyadi menyoroti para bupati dan wali kota di wilayahnya.
"Mana coba ada Bupati baru, Bupati baru mana?," tanya Dedi Mulyadi.
Beberapa Bupati pun terlihat mengacungkan jempol.
Lalu, Dedi Mulyadi meminta agar Bupati Bekasi muncul.
“Yang dari Bekasi. Bupati Bekasi mana Bupati Bekasi," tanya Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat tersebut.
Dedi Mulyadi pun menyorotkan kameranya ke arah belakang untuk memperlihatkan sosok Bupati Bekasi tersebut.
Lantas, Ade Kuswara Kunang pun maju dan berdiri di samping Dedi Mulyadi.
Saat itulah Dedi Mulyadi mengungkap sosok Ade Kuswara Kunang tersebut merupakan Bupati muda.
Tak hanya itu, Dedi Mulyadi juga menyebut sosok Ade Kuswara Kunang sebagai Bupati kaya raya.
"Ini Bupati muda, kaya raya," ujar Dedi Mulyadi.
Sontak hal itu membuat Ade Kuswara tersipu malu menundukkan kepalanya sembari menyebut amin.
Gubernur Jabar itu juga berkelakar bahwa kekayaan Bupati Bekasi
“Udah berjanji seluruh asetnya akan dimasukin ke kas daerah," ujar Dedi Muyadi sambil tertawa.
Ade Kuswara pun ikut tertawa mendengar candaan Gubernur Jawa Barat yang merupakan pimpinannya tersebut.
Ade Kuswara Kunang kini justru harus berhadapan dengan proses hukum.
OTT KPK yang berlangsung Kamis 18 Desember 2025 itu menyeret nama Ade Kuswara Kunang.
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, membenarkan adanya kegiatan penindakan di wilayah Bekasi.
Ia menyebut tim penyidik telah mengamankan sekitar 10 orang dalam operasi senyap yang berlangsung sejak 17–18 Desember 2025 tersebut.
"Benar, sedang ada kegiatan penyelidikan tertutup di lapangan. Sampai dengan saat ini tim sudah mengamankan sekitar sepuluh orang. Masih berproses," ujar Budi.
Buntut dari penangkapan Ade Kuswara, tim penyidik KPK langsung bergerak menyegel sejumlah ruangan di Komplek Pemerintahan Kabupaten Bekasi, Cikarang Pusat, pada Kamis (18/12/2025) malam.
Penyegelan yang berlangsung singkat sekitar 15 hingga 30 menit tersebut menyasar ruang kerja Bupati Bekasi dan Kantor Dinas Budaya, Pemuda, dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Bekasi.
KPK memiliki waktu 1x24 jam setelah penangkapan untuk menentukan status hukum para pihak yang diamankan, apakah akan ditetapkan sebagai tersangka atau dilepaskan.
Ade Kuswara adalah Bupati Bekasi terpilih melalui pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 bersama pasangannya, dr. Asep Surya Atmaja.
Keduanya dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bekasi oleh Presiden Prabowo Subianto pada 6 Februari 2025.
Sebelumnya, Ade Kuswara menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Bekasi periode 2019-2024 dan kembali dipercaya untuk periode 2024-2029.
Ade Kuswara Kunang lahir di Bekasi, Jawa Barat pada 15 Agustus 1993.
Sejarawan Bekasi, Endra Kusnawan, mengungkapkan bahwa Ade Kuswara Kunang menjadi bupati definitif termuda dengan usia 31 tahun 6 bulan saat pelantikan.
Rekor ini menjadikannya lebih muda dibandingkan para bupati sebelumnya, termasuk bupati dr Neneng Hasanah Yasin yang menang dalam Pilkada 2012.
Neneng menjadi bupati perempuan pertama di Kabupaten Bekasi dengan usia 31 tahun 10 bulan.
Selain itu, rata-rata berusia di atas 40 tahun saat menjabat.
“Neneng sama Ade Kunang menjadi bupati saat usia 31 tahun, tapi usai Neneng lebih tua 4 bulan dengan Ade Kunang," kata Endra.
Ia menerangkan, bupati pertama yang ditunjuk Departemen Dalam Negeri pada era Orde Baru, Letnan Kolonel M. Sukat Subandi, dilantik pada 26 Januari 1967 dalam usia 41 tahun.
Sementara itu, penggantinya, Letnan Kolonel Abdul Fatah, menjabat pada usia 47 tahun setelah dipilih oleh DPRD.
Sejarah kepemimpinan Kabupaten Bekasi mencatat bahwa para bupati sebelumnya berasal dari latar belakang militer maupun politik dengan rentang usia yang lebih senior.
Misalnya, Letnan Kolonel Sukomartono yang dilantik pada 9 November 1983 berusia 42 tahun, Kolonel Inf. H. Moch Djamhari yang menjabat pada 1993 di usia 50 tahun, serta Kolonel H. Wikanda Darmawijaya yang menjadi bupati pada 1998 di usia 57 tahun.
Pada era pemilihan langsung, Bupati Sa’duddin yang terpilih dalam Pilkada 2007 dilantik pada usia 46 tahun. Dan Pilkada 2012 Bupati Neneng dilantik usia 31 tahun 10 bulan.
Ade Kuswara Kunang tercatat memiliki total harta kekayaan senilai Rp 81,8 miliar.
Hartanya itu terdaftar di dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK yang dilaporkannya pada tanggal 31 Maret 2024 untuk periodik 2023.
Harta terbanyak Ade Kuswara Kunang berasal dari tanah dan bangunan yang ia milik di wilayah Bekasi, Karawang, Cianjur, senilai Rp 76,5 miliar atau Rp 76.527.000.000.
(TribunTrends.com/Tribunnews.com)