Kementerian UMKM: 500 Pedagang Pasar Senen Berhenti Jualan Baju Bekas Impor, Beralih ke Lokal
December 19, 2025 04:21 PM

 

TRIBUNNEWS.COM, KUDUS - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mengungkap sekitar 500 pedagang di Pasar Senen, Jakarta, telah sepakat menghentikan penjualan baju bekas hasil impor atau dikenal juga dengan istilah thrifting.

Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM Temmy Satya Permana mengatakan, ratusan pedagang tersebut bersedia beralih menjual produk pakaian lokal.

"Dari data yang kami terima, ada kurang lebih sampai 500 pedagang yang siap untuk menjual produk lokal. Baru dari Senen saja ya," katanya ketika ditemui usai acara Kota Masa Depan (Kolaborasi Nyata Untuk Masa Depan) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (19/12/2025).

Baca juga: Baju Impor Ilegal Marak di Pasaran, Mendag Zulkifli Hasan dan Asosiasi Bentuk Satgas

Sementara itu, Temmy belum mengungkap jumlah pedagang dari Pasar Gedebage, Bandung, yang bersedia mengganti produk baju thrifting dengan pakaian lokal.

Ia menjelaskan, tantangan utama dalam proses peralihan ini adalah menyelaraskan keinginan pedagang dan produsen pakaian lokal.

"Ini kan bisnis ya, harus saling menguntungkan, jangan saling merugikan. Yang pasti kita coba lagi bicara nih," ujar Temmy.

Menurut Temmy, para pedagang baju bekas impor sejatinya menyambut positif rencana penggantian produk ini.

Mereka bahkan berharap produk lokal bisa segera masuk dan dijual di lapak-lapak mereka.

Namun, Kementerian UMKM masih perlu berdiskusi dengan pengusaha pakaian merek lokal untuk melihat apakah skema yang diusulkan para pedagang dapat diterima.

Sebagai informasi, saat ini Kementerian UMKM memang telah menyiapkan 1.300 merek lokal untuk menjadi alternatif dagangan bagi para pedagang baju thrifting.

Merek-merek ini dapat dipilih pedagang baju thrifting untuk kemudian dijual kembali sebagai produk pengganti.

Langkah ini diambil seiring upaya pemerintah menertibkan perdagangan pakaian impor bekas yang banyak beredar di sejumlah pusat penjualan seperti Pasar Senen, Jakarta, dan Pasar Gedebage, Bandung.

Temmy menjelaskan para pedagang nantinya bisa menjadi reseller maupun distributor resmi.

"Mereka nanti B2B (business-to-business) dengan para pemilik brand itu, entah mau jadi reseller atau mau jadi distributornya atau kita tawarkan mereka bikin mereka sendiri nanti," katanya di kantor Kementerian UMKM, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (18/11/2025).

Dari sisi pengusaha, sejumlah brand lokal besar disebut sudah menyatakan siap berkolaborasi.

Kementerian UMKM dan para pemilik produk lokal tengah merumuskan skema bisnis paling ideal agar kerja sama dapat berjalan menguntungkan kedua pihak.

Contohnya seperti paket penjualan yang variatif yang masing-masing memiliki varian produk dan kuantitas berbeda. Harganya juga akan bervariasi untuk tiap paketnya.

"Bisnis harus saling menguntungkan tidak boleh saling merugikan. Kami ingin barang-barang dari brand lokal ini semakin banyak dijual di pasar. Teman-teman yang menjual juga merasakan bahwa ini produknya bakalan jalan nih kalau dijual," ucap Temmy.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.