SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Ketua Umum Sriwijaya Mania Eddy Ismail menyesalkan pernyataan Gubernur Sumsel H Herman Deru dalam video tayangan wawancaranya dengan awak media, seolah Sriwijaya FC tidak butuh bantuan.
"Tak mungkin manajemen Sriwijaya FC dan suporter minta tolong gubernur, kalau tidak ada kesulitan finansial di SFC," ungkap Eddy Ismail, Jumat (19/12/2025).
Penjelasan HD dalam wawancara videonya yang beredar itu menurutnya berbeda dengan saat pertemuan dengan manajemen Sriwijaya FC dan 3 kelompok suporter di Griya Agung, 1 November 2025 lalu.
"Tidak sesuai dengan omongannyo waktu ketemu di Griya Agung dengan statemen di videonyo yang sekarang beredar ini. Yang seolah-olah manajemen Sriwijaya FC tidak minta bantu dengan beliau. Justru manajemen nemui beliau itu, mau minta bantu," kata Eddy Ismail.
Permintaan bantuan dukungan kepala daerah kepada Sriwijaya FC tentu saja bukan berarti dalam bentuk uang dari Pemprov Sumsel atau dana APBD.
"Cuma manajemen datang kemarin minta bantu rekom dari seorang gubernur untuk sponsor biar proposal yang diajukan aleh Sriwijaya FC bisa dipertimbangkan/dibantu oleh perusahaan tersebut," kata Eddy Ismail.
Seperti diketahui dana APBD dilarang membiayai langsung klub sepakbola profesional secara efektif mulai tahun 2012, berdasarkan Permendagri Nomor 22 Tahun 2011 yang melarang alokasi langsung ke klub profesional dan mengalihkannya ke pembinaan olahraga amatir melalui KONI.
"Dengan adanya rekom dari seorang Gubernur Sumsel Herman Deru. SFC bukan mau minta bantu memakai dana APBD. Lagian memang sudah lama setiap klub Liga 1 dan Liga 2 tidak boleh menggunakan dana APBDm" pungkasnya.
Dalam tayangan video wawancara awak media, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, persoalan yang tengah dihadapi Sriwijaya FC sejatinya telah dibahas dalam pertemuan beberapa waktu lalu bersama manajemen dan suporter Sriwijaya FC di Griya Agung Palembang.
Waktu mengundang manajemen Sriwijaya FC ke Griya Agung, Herman Deru bertanya apa permasalahannya baik masalah pendanaan, ataukah manajemen.
"Semua clear pak, yang penting bahwa bapak mengakui keberadaan Sriwijaya FC sebagai peran penting sebagai milik masyarakat. Manajemen SFC bilang begitu. Dan untuk pendanaan, manajemen akan mencari kekuatannya sendiri. Maka saya tanya, ada persoalan keuangan? Tidak," kata Herman Deru.
Yang kedua, kata Herman Deru kalau membutuhkan sponsor, manajemen Sriwijaya FC diminta juga harus menunjukkan keyakinan pada para sponsor agar mau memberikan supportingnya.
Yang ketiga, bagaimana agar Sriwijaya FC dan Sumsel United ini menjadi dua bagian yang sama-sama membawa nama baik Sumatera Selatan.
"Setiap manajemen tentu punya cara sendiri-sendiri kan. Maka agak dipisahkan ini, hasratnya suporter dengan manajemen. Maka kemarin waktu di Griya Agung, saya dudukkan bersama dan transparan apa yang diinginkan," kata Herman Deru.
Sampai dengan itu, tidak ada, apa kesulitan yang diajukan oleh manajemen. Artinya mereka hanya minta dorongan bahwa mereka sedang berjuang mencari pendanaan.
"Kalau dari Pemprov, dari dana pemerintah daerah itu memang dalam aturan tidak boleh. Pemprov tentu bisa mendorong para sponsor untuk memberikan perhatian kepada Sriwijaya FC. Tapi Sriwijaya FC sekali lagi harus meyakinkan calon sponsor, ya. Dengan prestasi," ujar Herman Deru,
Seperti diketahui sejak awal kompetisi Pegadaian Championship 2025/26, Sriwijaya FC yang tidak ada dukungan sponosor ini belum sekalipun menang dan mengantongi 2 poin dari 12 laga yang dijalani.
Saat ini Sriwijaya FC menjalani proses akusisi dengan investor yang sudah hampir final untuk bisa bangkit bertahan di Liga 2.
Hanya saja seiring dengan masuknya calon investor untuk mengakuisisi Elang Andalas, tim yang pernah meraih double winner ini sedang harap-harap cemas menantikan putusan Pengadilan Niaga atas permohonan PKPU (pernyataan kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang) yang diajukan pihak Hotel Majestic Palembang, Sumatera Selatan.
Gugatan Hotel Majestic dan pihak katering yang meminta agar SFC dipailidkan ini tentu akan membawa dampak besar terhadap proses akuisisi Sriwijaya FC ini.
Baca juga: Limbong: Akuisisi Sriwijaya FC Hampir Final, Gugatan PKPU Berdampak Besar!
Kuasa Hukum Sriwijaya FC Berman Limbong kepada Sripoku.com mengatakan seandainya putusan majelis hakim pengadilan niaga mengabulkan permohonan Hotel Majestic, maka Sriwijaya FC tinggal kenangan.
Berman Limbong yang juga Direktur Kompetisi PT SOM ini memastikan nantinya Sriwijaya FC tidak akan menjalani laga ke-13 kompetisi Pegadaian Championship 2025.26 menjamu PSMS Medan.
Karena dirinya tidak akan mengadvice manajemen Sriwijaya FC untuk menggali sumur lebih dalam lagi dalam mempertahankan klub yang bernah meraih double winner ini.