Gas Elpiji Masih Langka, ‎YARA Desak Pertamina Percepat Pemulihan Distribusi Elpiji di Tanah Gayo
December 19, 2025 06:54 PM

Laporan Wartawan Tribun Gayo Bustami I Bener Meriah

TribunGayo.com, REDELONG - Pasca bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda wilayah Provinsi Aceh, warga Kabupaten Bener Meriah mengalami krisis mendapatkan sejumlah kebutuhan dasar seperti Bahan Bakar Minyak (BBM), gas, telur dan berbagai kebutuhan lainnya yang diakibatkan karena akses jalan tak kunjung normal.

Baca juga: Krisis BBM di Bener Meriah Pasca Bencana Alam, Antrean Kendaraan Sangat Panjang di SPBU

Menaggapi hal tersebut, Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) mendesak PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) untuk segera menggelar operasi pasar gas elpiji 3 Kilogram (Kg) di wilayah dataran tinggi Tanah Gayo, khususnya Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah.

Gas Elpiji Langka, Masyarakat Gunakan Kayu Bakar

‎YARA menilai distribusi elpiji 3 Kg hingga kini belum kembali normal, stabil dan merata, sehingga kelangkaan gas melon masih dirasakan masyarakat. 

Kondisi tersebut bahkan memaksa sebagian warga kembali memasak menggunakan kayu bakar akibat terputusnya akses darat pasca bencana.

‎"Kondisi ini tidak boleh berlarut. Pertamina wajib memastikan kebutuhan energi kepada masyarakat pascabencana terpenuhi," ujar Kepala Perwakilan YARA Bener Meriah, Muhammad Dahlan ‎dalam keterangan tertulis, Jumat (19/12/2025).

Baca juga: Jalan KKA Bener Meriah Membludak Kendaraan di Malam Hari, Warga Saling Curi Start Menuju Aceh Utara

YARA Desat Pertamina Gelar Operasi Pasar Gas Elpiji 3 Kg

Kemudian, selain mendesak percepatan distribusi melalui pengiriman elpiji via udara ke wilayah yang masih terisolasi, YARA juga mendorong Pertamina Patra Niaga untuk segera menggelar operasi pasar sebagai langkah konkret mengatasi kelangkaan.

‎Operasi pasar diharapkan melibatkan agen resmi di Bener Meriah dan Aceh Tengah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) melalui Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan, serta dikawal langsung oleh Aparat Penegak Hukum (APH) agar penyaluran gas elpiji tepat sasaran dan merata.

‎"Untuk daerah yang masih terisolasi, distribusi dapat dilakukan melalui skema suplai udara alternatif," jelas Dahlan.

‎YARA menegaskan, operasi pasar ini bertujuan memastikan layanan energi kembali normal, merata dan berkelanjutan, sehingga masyarakat Tanah Gayo dapat kembali beraktivitas secara normal pasca bencana.

‎"Pemulihan energi adalah bagian penting dari pemulihan kehidupan masyarakat. Jangan sampai warga terus menjadi korban akibat distribusi yang lambat dan tidak merata," tutup Dahlan.

Pedagang Ramai Menjual Kayu Bakar

Sementara pantauan wartawan TribunGayo.com di lapangan gas elpiji masih menjadi barang langka di wilayah Bener Meriah.

Warga pun kini dipaksa memasak menggunakan tumpukan kayu kering demi memastikan dapur tetap mengepul.

Bahkan sejumlah persimpangan, kini ramai pedagang terlihat menjual kayu-kayu kering untuk memasak.

Harga yang di jualpun bervariasi antara Rp 10.000 per ikat hingga Rp 15.000 per ikat. (*)

Baca juga: Warga Bener Meriah Temukan 2 Pucuk Senjata Api Saat Bersihkan Rumah Banjir, Diserahkan ke Polisi

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.