Laporan Wartawan Tribungayo.com Bustami I Bener Meriah
TRIBUNGAYO.COM, REDELONG - Krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) telah melanda wilayah Kabupaten Bener Meriah hampir tiga pekan lebih pasca bencana alam tanah longsor menerjang.
Sebab bencana yang terjadi pada Rabu (26/11/2025), telah memutus sejumlah akses jalan utama menuju dataran tinggi Gayo masih lumpuh.
Pantauan di lapangan, sejak musibah melanda, sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Bener Meriah tutup karena kehabisan minyak.
Namun, dalam dua hari ini, informasinya jika pasokan minyak kembali tiba, dimana memaksa Pertamina menggunakan Pesawat air Tractor untuk mendistribusikan BBM kewilayah Bener Meriah.
Langkah ini diambil Pertamina karena sejumlah jalur darat masih sulit dilalui akibat kondisi pasca bencana.
Sehingga pengiriman melalui udara menjadi solusi strategis agar energi dapat segera sampai ke masyarakat.
Pantauan di SPBU Pante Raya, hari ini Jumat (19/12/2025) sejak pagi, antrean kendaraan mulai mengular, bahkan hingga keluar area SPBU dan sampai di bundaran menuju ke arah lapangan pacuan kuda.
Warga yang didominasi kaum emak-emak rela menunggu berjam-jam mesti hanya mendapatkan dua liter per kendaraan.
Hal tersebut lantaran pasokan BBM di SPBU Pante Raya jumlahnya pun sangat terbatas. Hanya sekitar 2 ton BBM untuk jenis Pertalite.
Maka memaksa pihak SPBU melakukan pengisian terbatas, dimana untuk kendaraan roda dua Rp 20.000 per kendaraan dan roda empat Rp 100.000 per mobil.
"Jumlah minyak hanya dua ton, jadi kita lakukan pengisian terbatas, jumlah ini pun tentu jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan ribuan kendaraan di Bener Meriah," ujar Ijal pengelolaan SPBU Pante Raya.
Meski demikian, bagi warga yang sudah berhari-hari menunggu, setetes BBM pun menjadi harapan besar setidaknya untuk kembali beraktivitas.
Mengantar anak berobat, atau sekadar bertahan ditengah krisis yang belum sepenuhnya usai.
Di lain sisi, di tengah keterbatas BBM fenomena pedagang minyak dadakan muncul diberbagai persimpangan jalan hingga kios-kois pengecer di Bener Meriah.
Kemunculan para pedagang ini, bak seperti pahlawan tak terduga yang memastikan roda perekonomian masyarakat tetap berputar.
Informasi yang dihimpun TribunGayo.com jika pasokan BBM dari pada pedagang enceran ini dipasok dari wilayah Kabupaten Bireueun, Lhokseumawe hingga Kabupaten Aceh Utara.
Namun demikian untuk mendapatkan BBM para pedagang harus bekerja ekstra keras dan mengambil risiko menantang maut.
Karena menempuh jarak yang jauh hingga menghabiskan waktu berjam-jam melewati jalan lintas KKA untuk membawa BBM (biasanya jenis Pertamax) dalam jeriken dan botol plastik.
Lantas, harga BBM yang dijual para pedagang lumayan tinggi dipatok di harga Rp 30.000-35.000 per liter.
Dimana hampir beberapa kali lipat dari harga di SPBU, namun tak menutup kemungkinan kehadiran BBM dari para pedagang ini sangat membantu masyarakat.
Kenaikan harga ini bukan semata-mata mencari untung besar, namun para pedagang harus menanggung risiko nyawa demi bisa mendapatkannya.
Para pedagang harus melintasi medan yang begitu sulit di sepanjang jalan KKA, dimulai dari Kampung Burni Pase hingga tiba dikampung Seni Antara Kecamatan Permata, Bener Meriah.
Medan yang dilalui tak seindah dibayangkan, mereka harus mendaki, menuruni kontur curam.
Kemudian mengarungi lumpur bekas longsor hingga menyebrang sungai untuk mendapatkan BBM.
Bagi sebagian warga, kenaikan harga BBM ini sepadan serta dianggap wajar untuk sebuah kebutuhan mendesak yang dapat dibeli berbagai Simpang jalan.
"Kami tahu harganya mahal, tapi mereka untuk mengambil BBM ini ke jalan KKA sana harus menantang maut, lalu tanpa mereka, kami tidak bisa ke mana-mana. Ini adalah harga untuk menyelamatkan aktivitas kami," ujar Zakaria kepada TribunGayo.com, pada Senin (14/12/2025) lalu.
Sementara salah satu pedagang BBM di kawasan Redelong, Zulham menyampaikan bahwa ia membeli minyak dari penyuplai diwilayah jalan KKA untuk jenis Pertamax diharga Rp 25.000 per lite dan menjualnya diharga Rp 30.000 per liter.
Ia mengaku menjual minyak salah satunya karena niat untuk membantu masyarakat ditengah kondisi kesusahan mendapatkan BBM karena belum dapat dipasok ke SPBU sebab akses jalan putus.
"Harapan kami, semua akses jalan cepat normal kembali, sehingga perekonomian warga kembali normal, karena kalau suplai BBM lancar, maka usaha lainnya juga kan berimbas lancar," pungkasnya.(*)
Baca juga: BBM Perdana Dipasok Jalur Udara Sebanyak 7,5 Ton ke Aceh Tengah
Baca juga: Stok BBM Terbatas di Gayo Lues, Kendaraan Mengantre Panjang di SPBU