TRIBUNTRENDS.COM - Ramai aspirasi banjir dan longsor di tiga provinsi Sumatera diberikan status bencana nasional, Sekretaris Kabinet (Seskab) Letkol Teddy Indra Wijaya angkat bicara.
Hal itu terjadi dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/12/2025).
"Masih ada pihak-pihak yang terus saja membahas status bencana nasional," kata Teddy dikutip dari KOMPAS.COM.
Teddy Indra Wijaya menegaskan pemerintah pusat langsung mengerahkan penanganan skala nasional.
Ia menyebut pemerintah telah mengucurkan anggaran pusat untuk penanganan bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
"Sejak hari pertama tanggal 26, pemerintah pusat sudah melakukan penanganan skala nasional di tiga provinsi ini.
Langsung mobilisasi nasional," ujar Teddy Indra Wijaya.
Tak hanya itu, Teddy Indra Wijaya juga menegaskan keseriusan pemerintah dalam menangani bencana di Sumatera.
Ia menyebut, lebih dari 50.000 pasukan TNI, Polri, Basarnas, serta relawan sudah diterjunkan.
"Sudah ada 50.000 lebih pasukan di sana, TNI, Polri, Basarnas dan relawan-relawan banyak sekali.
Di seminggu pertama ada 26.000 seperti Pak Kasad bilang saat awal-awal, dari yang sudah ada di sana," ucap Teddy Indra Wijaya.
Baca juga: Warga Aceh Kelaparan hingga Kibarkan Bendera Putih Setelah 3 Pekan Banjir Sumatera: Kami Menyerah!
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, serta Sumatera Barat menjadi 1.068 orang, hingga Kamis (18/12/2025).
"Jumlah total korban jiwa, meninggal dunia dari 1.059 jiwa, menjadi 1.068 jiwa," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam konferensi pers secara daring, Kamis (18/12/2025).
Adapun rincian korban meninggal yakni, sebanyak 456 orang di Aceh, 366 orang di Sumatera Utara, dan 246 di Sumatera Barat.
Sebelumnya, jumlah korban meninggal mencapai 1.053 jiwa.
Sementara itu, untuk jumlah korban hilang kini berkurang menjadi 192 jiwa di tiga provinsi.
Rinciannya, korban hilang di Sumatera Barat 84 jiwa, di Aceh sebanyak 31 jiwa, dan Sumatera Utara 75 jiwa.
Sedangkan total korban luka di ketiga provinsi tersebut mencapai lebih dari 7.000 jiwa.
BNPB juga melaporkan 147.236 rumah warga di 52 kota/kabupaten mengalami kerusakan akibat banjir bandang dan longsor.
Kondisi ini membuat ribuan keluarga terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Tidak hanya rumah, total 1.600 fasilitas umum turut terdampak.
Perinciannya, yakni 219 fasilitas kesehatan, 434 rumah ibadah, 290 gedung dan perkantoran, serta 145 jembatan dilaporkan rusak.
Sektor pendidikan juga mengalami kerusakan signifikan.
Sedikitnya 967 fasilitas pendidikan dilaporkan rusak parah, sehingga proses belajar-mengajar di banyak wilayah terhenti.
Total pengungsi bencana banjir dan longsor di Sumatra masih sebanyak 514.200 orang.
(TribunTrends/ Amr)