Tolak Pembangunan Instalasi Militer, Ribuan Warga Lekok-Nguling Istighosah Akbar Ketuk Hati Presiden
December 19, 2025 09:57 PM

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Pasuruan - Ribuan warga dari 10 Desa Kecamatan Lekok dan Nguling mengikuti Istighosah Bersama “Mengetuk Hati Presiden Prabowo di Lapangan Arepas Semongkrong, Desa Pasinan, Jumat (19/12/2025) siang.

Dari pantauan di lapangan, istighosah mengusung tema “Bersatu Dalam Doa, Tegak Dalam Perjuangan: Untuk Mengembalikan Hak Tanah Warga di 10 Desa, Kec Lekok dan Nguling itu diikuti ribuan warga.

Warga dari Desa Alas Tlogo, Pasinan , Wates, Jatirejo, Branang, Tampung, dan Gejugjati di Kecamatan Lekok, dan Desa Sumberanyar, Desa Semedusari, Desa Balonganyar di Kecamatan Nguling tumplek blek dalam istighosah ini.

Istighosah ini adalah salah satu cara warga menolak rencana pembangunan instalasi militer yang berdekatan dengan pemukiman. Warga tampak khusyuk dan bersatu dalam doa serta harapan.

Baca juga: Jalan Wonosunyo Pasuruan Akhirnya Diperbaiki Setelah 14 Tahun

Dihadiri Tokoh Masyarakat

Ketua PCNU Kabupaten Pasuruan KH Imron Mutamakkin dan sejumlah tokoh masyarakat, para kiai, serta tokoh agama tampak hadir. Mereka ada dalam barisan terdepan
membersamai warga dalam istighosah ini.

Usai kegiatan, Ketua PCNU Kabupaten Pasuruan KH Imron Mutamakkin menegaskan pentingnya kehadiran semua pihak dalam mempercepat penyelesaian persoalan yang dihadapi warga di kawasan tersebut.

Menurut dia, Nahdlatul Ulama (NU) merasa berkewajiban hadir karena persoalan itu menyangkut kepentingan warga yang selama ini hidup dan bermukim di wilayah tersebut. Maka, perlu mendapatkan support.

Baca juga: Ribuan Warga Sumberanyar Pasuruan Protes Rencana Pembangunan Instalasi Militer Milik Marinir

“Kami juga pernah terlibat dalam sengketa serupa di wilayah sekitar. Karena itu, kami memahami betul kondisi warga yang selama bertahun-tahun hidup dalam ketidakpastian,” ujarnya.

Ia menilai, warga telah terlalu lama berada dalam posisi yang tidak adil. Bahkan, kata dia, warga seolah-olah tertindas di tanahnya sendiri. Bertahun-tahun mereka berada dalam kondisi seperti ini.

Baca juga: Jasad Perempuan Muda Asal Probolinggo Ditemukan di Pasuruan, Kasus Diambil Alih Polda Jatim

“Seakan-akan terjajah di bumi sendiri. Ini tentu tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Saya berharap penyelesaian persoalan dapat dilakukan melalui dialog dan musyawarah, tanpa kekerasan dari pihak mana pun,” ungkapnya.

Berharap Damai

Gus Ipong, sapaan akrabnya berharap persoalan ini bisa diselesaikan dengan duduk bersama, tanpa kekerasan, tanpa intimidasi, baik kepada warga maupun sebaliknya. Jadi, selesai dengan damai.

Ia juga mendorong pemerintah daerah agar lebih proaktif memfasilitasi penyelesaian, meski aset yang disengketakan merupakan kewenangan pemerintah pusat, tapi pemerintah daerah tetap harus hadir secara aktif, mengawal.

PCNU, lanjut KH Imron, siap terlibat sesuai kapasitasnya, baik melalui ikhtiar batin maupun ikhtiar lahir. NU akan terlibat sebisa mungkin. Ada ikhtiar batin seperti doa dan istighotsah, tapi juga ikhtiar lahir.

“Kalau warga perlu difasilitasi ke DPR RI, kementerian, atau lembaga negara lainnya, maka pemerintah daerah wajib memfasilitasi itu. Negara harus hadir untuk mengurus dan menyelesaikan persoalan rakyatnya,”pungkasnya. 

(TribunJatimTimur.com)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.