Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Universitas Nusa Cendana (Undana) kembali mencetak ribuan dengan menyelenggarakan Wisuda Magister, Profesi, Sarjana, dan Diploma Periode Keempat Tahun 2025.
Prosesi wisuda ini berlangsung di Graha Undana pada Jumat, 19 Desember 2025, dan dihadiri oleh Anggota DPR RI, Viktor Bungtilu Laiskodat, serta jajaran tamu undangan penting lainnya.
Pada periode ini, Undana mewisudakan sebanyak 1.824 lulusan, yang terdiri dari 648 laki-laki dan 1.176 perempuan.
Sejak berdiri pada tahun 1964 hingga akhir 2025, Undana kini telah melahirkan total 101.398 alumni yang tersebar di berbagai sektor.
Dalam sambutannya, Rektor Undana, Prof. Dr. Ir. Jefri S. Bale, memberikan perumpamaan filosofis menggunakan permainan catur.
Baca juga: Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Undana Serahkan Laporan Penilaian Aset Gereja GMIT Paulus
Ia menyebut para lulusan sebagai "Ratu" dalam gerak pembangunan di Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Dalam permainan catur, Ratu adalah bidak yang krusial untuk menggerakkan serangan dan bertahan. Saudara-saudarilah jantung eksistensi kemajuan daerah ini. Tanpa kalian, permainan ini kehilangan makna. Kalian adalah ratu yang menentukan ke arah mana bidak-bidak pembangunan di NTT akan digerakkan," ujar Prof. Jefri dalam sambutan perdananya.
Ia juga menekankan bahwa keberhasilan para wisudawan adalah buah dari doa orang tua dan kerja keras dosen.
"Ada lutut yang bergetar karena sujud mendoakan kesuksesan kalian. Di pundak saudara-saudarilah visi-misi besar 'Ayo Bangun NTT' diletakkan," tambahnya.
Menyongsong masa depan, kata Prof. Jefri Undana berkomitmen melakukan transformasi pelayanan melalui kerja sama dengan Tim PDDikti Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta kolaborasi dengan perguruan tinggi ternama di Pulau Jawa.
Ia menargetkan mulai menerapkan Ijazah Elektronik pada tahun 2026 guna meningkatkan mutu layanan dan memberikan solusi cepat terhadap permasalahan data akademik bagi seluruh alumninya.
Anggota DPR RI Viktor Laiskodat saat menyampaikan orasi ilmiah pada Wisuda Periode IV Tahun 2025 Universitas Nusa Cendana (Undana), di Kupang, Jumat (19/12).
Berdiri di hadapan ribuan wisudawan diploma, sarjana, profesi, dan magister, Viktor menekankan bahwa kampus, khususnya Undana, harus menjadi pusat lahirnya jawaban atas berbagai masalah mendasar di NTT, seperti kemiskinan, ketahanan pangan, pengelolaan kelautan, hingga pengembangan energi baru terbarukan.
"Pendidikan tinggi harus menghasilkan solusi konkret yang lahir dari riset dan potensi lokal. Kalau kampus mampu menjawab persoalan nyata masyarakat, maka kampus itu maju menjawab tantangan daerah dan negara, sekaligus membuka peluang kesuksesan bagi banyak orang," tegas Viktor.
Ia menilai perubahan besar hanya dapat dimulai dari cara berpikir yang benar. Menurutnya, pola pikir yang tepat akan melahirkan tindakan yang benar, sebaliknya pola pikir yang keliru akan berujung pada kebijakan dan langkah yang salah.
Dalam orasinya, Viktor juga menyinggung paradoks pembangunan di NTT. Meski dikelilingi laut, Indonesia termasuk NTT masih mengimpor jutaan ton garam setiap tahun.
Kondisi tersebut, menurutnya, mencerminkan belum optimalnya peran pendidikan dan riset dalam menjawab persoalan riil.
"Sistem pendidikan harus dirancang untuk menyelesaikan masalah nyata. Kita perlu teknologi dan program studi yang membuat produksi garam menjadi mudah dan efisien, tanpa proses yang rumit," ujarnya.
Selain garam, ia menyoroti potensi besar sektor rumput laut, perikanan, peternakan, dan pertanian di NTT yang belum digarap maksimal akibat minimnya inovasi dan mekanisasi.
Ketua Fraksi NasDem DPR RI itu menegaskan bahwa tidak ada daerah atau negara yang mampu keluar dari kemiskinan tanpa riset dan penerapan teknologi.
"Tidak ada satu negara atau daerah maju tanpa riset. Itu fakta," katanya.
Sebagai praktisi dan pengusaha, Viktor secara terbuka menawarkan kerja sama dengan Undana untuk mendorong hilirisasi riset dan inovasi teknologi. Ia menyatakan kesiapannya mendukung pembiayaan, sementara kampus diharapkan menyiapkan teknologi dan sumber daya keilmuan.
"Saya menawarkan diri untuk bekerja sama dengan Undana. Kami siapkan dananya, Undana siapkan teknologinya. Kita lahirkan mesin pengering ikan, mesin pengolah garam, alat mekanisasi pertanian, dan teknologi pengolahan hasil peternakan agar masyarakat tidak lagi bergantung pada produk impor," ungkapnya.
Kepada para wisudawan, Viktor menitipkan pesan agar tidak membatasi masa depan hanya pada satu jenis pekerjaan. Ia mendorong lulusan perguruan tinggi untuk menjadi inovator, wirausahawan, dan pencipta lapangan kerja.
"Ilmu pengetahuan memberi kebebasan. Aneh kalau pengetahuan justru membuat seseorang terpenjara. Gunakan ilmu untuk membangun usaha, menciptakan teknologi, dan memajukan kampung halaman," pesannya.
Menurut Viktor, ukuran keberhasilan pembangunan adalah hasil nyata yang dapat dirasakan masyarakat, terutama yang mampu menciptakan kemandirian dan kebebasan ekonomi. Ia berharap Undana dapat menjadi pusat kebangkitan generasi muda NTT yang mandiri, inovatif, dan sejahtera.
"Harapan saya sederhana tetapi mendasar: lahirkan generasi muda NTT yang kuat, berani berinovasi, dan mampu berdiri di atas kaki sendiri. Semoga Undana menjadi pusat kebangkitan bagi tanah kita," pungkasnya. (rey)