TRIBUNGAYO.COM - Musibah banjir bandang dan longsor yang melanda di sejumlah wilayah di Aceh meninggalkan rasa kesedihan mendalam.
Pascabanjir bandang rumah-rumah warga dipenuhi endapan lumpur banjir. Bahkan ada rumah yang dipenuhi lumpur hingga ke atap.
Dilansir dari Serambinews.com, Jumat (19/12/2025), sejumlah warga menangis saat menceritakan kondisi rumah mereka.
Satu diantara desa yang terdampak yaitu Desa Krueng Beukah, Peusangan Selatan bersisian dengan aliran Krueng Peusangan Bireuen.
Saat musibah banjir bandang, seluruh rumah warga setempat dihantam banjir dari belakang dan depan rumah dan dipenuhi endapan lumpur.
Amatan Serambinews.com ke desa tersebut melalui Desa Lueng Kuli kondisinya juga parah.
Kemudian melangkah ke depan lagi langsung ke Desa Krueng Beukah.
Ruas jalan sudah dibersihkan tumpukan lumpur setinggi 1 meter terlihat di kiri kanan jalan.
Rumah pada umumnya dipenuhi lumpur, beberapa warga terlihat sedang membersihkan rumah.
Namun, tidak dapat dipastikan kapan endapan lumpur bersih.
Sejumlah warga juga terlihat sedang gotong royong membersihkan kamar mandi umum, namun lumpur masih sangat tebal.
Syamsul Nazar mantan keuchik desa setempat yang didampingi warga lainnya mengajak Serambinews.com melihat sebagian besar rumah di desa tersebut kondisinya penuh lumpur.
Syamsul Nazar menyebutkan, awalnya sekitar pukul 03.30 WIB, Rabu (26/11/2025) desanya sudah mulai banjir.
Syamsul Nazar dibangunkan keponakannya, begitu ke luar rumah air sudah setinggi lutut.
Ia segera lari bersama keluarganya dengan pakaian di badan saja, begitu juga istrinya.
Di desa tersebut katanya, seluruh rumah dipenuhi lumpur di dalam dan diluar.
Di dalam sekitar 1 meter dan di luar 1,5 meter lumpur.
Banjir bandang menerjang desa tersebut dari sungai dan dari pegunungan menghantam desa mereka.
Banjir dari arah barat menghantam ke timur, air sungai dari timur menghantam ke arah barat.
Kemudian air berputar, maka banyak kayu bawaan banjir tersangkut di desa mereka.
Disebutkan, 100 persen warga Desa Krueng Beukah tidak bisa pulang ke rumah karena rumah dipenuhi lumpur.
Menyangkut lumpur, ia dan warga lainnya mengaku tidak sanggup membersihkan dan sepertinya hendak menaikkan bendera putih.
Masyarakat Desa Krueng Beukah sudah menyerah dan sangat sedih.
Syamsul Nazar mengaku, kebutuhan di pengungsian adalah pakaian adalah pakaian dibantu warga.
“Hana tatuoh peugeot le (nggak tahu harus bagaimana),” ujarnya sambil menangis dan tidak sanggup menceritakan lagi kondisi dialaminya dan warga lainnya.
Keuchik Krueng Beukah, Munawar mengatakan, seluruh rumah di desanya berjumlah 85 unit dipenuhi lumpur dan rusak berat, sebanyak 305 jiwa warganya mengungsi sampai saat ini.
“Warga tidak bisa pulang ke rumah karena lumpur tebal, maka bertahan di pengungsian entah sampai kapan,” ujarnya. (*)
Baca juga: Kisah Pilu Januar Warga Tebuk Aceh Tengah: Rumah Rata dengan Tanah, Mata Pencaharian Terputus
Baca juga: Gas Elpiji Masih Langka, YARA Desak Pertamina Percepat Pemulihan Distribusi Elpiji di Tanah Gayo
Baca juga: Sudah 24 Hari Terkurung, Warga Kecamatan Pining Gayo Lues Jalan Kaki Jemput Bantuan