Mahasiswa ISBA Yogyakarta Ngaku Dipukul Plt Kasatpol PP Bangka, Korban Saudara Bupati
December 19, 2025 11:03 PM

 

BANGKAPOS.COM--Seorang mahasiswa asal Bangka Belitung, Dhaifu (22), mengaku menjadi korban dugaan penganiayaan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bangka, Indrata Yusaka.

Peristiwa tersebut terjadi di Asrama Ikatan Studi Bangka (ISBA) Yogyakarta pada Kamis malam (18/12/2025) sekitar pukul 18.30 WIB.

Saat ditemui, suara Dhaifu masih bergetar ketika menceritakan kejadian yang menimpanya.

Mahasiswa semester tujuh di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta itu mengatakan, insiden terjadi ketika dirinya sedang berada di kamar asrama nomor LD.12 sambil mengerjakan tugas menggunakan laptop.

Kala itu, Dhaifu tengah mengobrol santai bersama dua rekannya sesama penghuni asrama.

Pintu kamar dalam kondisi terbuka. Tiba-tiba, dua orang berseragam Satpol PP masuk ke dalam kamar tanpa permisi.

“Saya kaget, tiba-tiba ada dua orang masuk. Salah satunya bertubuh besar,” ujar Dhaifu saat dihubungi, Jumat (19/12/2025).

Dhaifu yang juga menjabat sebagai Ketua Asrama ISBA Yogyakarta sejak setahun terakhir itu mengungkapkan, salah satu dari dua orang tersebut langsung bertanya dengan nada tinggi mengenai asal daerah mereka.

“Dia tanya, ikak orang mane. Saya jawab dari Toboali, Bangka Selatan. Teman saya satu dari Toboali, satu lagi dari Bangka Tengah,” katanya.

Belakangan, Dhaifu memastikan bahwa sosok yang bertanya tersebut adalah Plt Kasatpol PP Kabupaten Bangka, Indrata Yusaka, yang datang bersama seorang anggota.

Menurut Dhaifu, Indrata kemudian mengatakan akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) dan meminta mereka tetap berada di dalam kamar.

Dhaifu pun mencoba bertanya secara baik-baik mengenai maksud sidak tersebut.

“Saya tanya, sidak apa Pak, kenapa datang marah-marah. Tapi beliau tidak terima,” ujarnya.

Situasi kemudian memanas. Salah satu teman Dhaifu diminta keluar kamar, sementara satu orang lainnya tetap berada di dalam sebagai saksi.

Pintu kamar kemudian ditutup dari dalam oleh anggota Satpol PP.

Dhaifu menuturkan, Indrata membuka rompinya dan melemparkannya ke lantai, lalu mendekatinya dengan nada emosi.

Laptop milik Dhaifu sempat tersenggol hingga hampir jatuh.

“Saya selamatkan laptop dulu. Terus saya tanya kenapa bapak marah-marah. Tapi dia malah bilang saya melawan,” kata Dhaifu.

Tak lama kemudian, menurut pengakuan korban, Indrata menampar pipi kanan Dhaifu.

Saat Dhaifu berusaha keluar kamar, ia justru ditahan, didorong, lalu dicekik hingga terpojok di sudut dinding.

“Saya ditahan, didorong, lalu dicekik di pojokan,” ucapnya.

Dhaifu mengaku tidak melakukan perlawanan. Ia hanya bertanya alasan perlakuan kasar tersebut.

Peristiwa itu berlangsung singkat, diperkirakan tak sampai lima menit.

Setelah cekikan dilepas, Dhaifu langsung keluar kamar dan menghubungi ayahnya.

Atas saran keluarga, ia kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek setempat dengan didampingi temannya.

Dalam proses mediasi yang digelar pihak kepolisian di asrama ISBA Yogyakarta, Dhaifu menyebut Indrata tidak mengakui telah melakukan pemukulan dan pencekikan.

Mediasi tersebut turut disaksikan sejumlah anggota Satpol PP serta Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Bangka, Thony Marza.

Meski telah ada permintaan maaf, Dhaifu menyatakan tetap melanjutkan kasus ini ke jalur hukum.

Ia mengaku sudah melapor ke Polres dan menjalani visum.

“Saya langsung lapor malam itu juga ke Polres. Sudah divisum,” tegasnya.

MAHASISWA DIPUKUL - Proses mediasi atas peristiwa pemukulan mahasiswa di ISBA Yogyakarta oleh Plt Kasatpol PP Bangka, Kamis (18/12/2025) tadi malam. (Ist/dokumentasi Dhaifu) (Dokumentasi/Dhaifu)

Enggan Berkomentar

Sementara itu, Plt Kasatpol PP Bangka, Indrata Yusaka, belum memberikan keterangan terkait dugaan penganiayaan tersebut.

Saat dihubungi, ia meminta awak media untuk berkoordinasi dengan Sekda Bangka.

“Satu pintu saja ke Pak Sekda,” ujarnya singkat melalui pesan WhatsApp.

Keduanya diketahui masih berada di luar daerah.

Pemukulan Pelanggaran Hukum

Kasus ini mendapat perhatian dari DPRD Kabupaten Bangka. Ketua DPRD Bangka, Jumadi, menyayangkan insiden tersebut dan menegaskan pihaknya tidak akan mentoleransi tindakan kekerasan, terlebih jika dilakukan oleh pejabat publik.

“Kalau memang terjadi pemukulan, kami tidak akan mentolerir. Itu pelanggaran hukum,” kata Jumadi.

Ia menyebut DPRD akan memanggil pihak-pihak terkait, termasuk Plt Kasatpol PP dan Sekda Bangka, untuk dimintai klarifikasi melalui rapat dengar pendapat (RDP).

“Ini juga akan kami sampaikan ke Bupati dan Wakil Bupati Bangka,” ujarnya.

Tunggu Fakta Utuh

Bupati Bangka, Fery Insani, mengaku telah mengetahui insiden tersebut melalui rekaman video yang diterimanya pada Jumat dini hari.

Namun, ia menegaskan belum dapat mengambil sikap sebelum menerima informasi yang utuh.

“Kami tunggu keterangan lengkap dulu. Ini masih sensitif,” kata Fery.

Fery juga mengungkapkan bahwa dirinya merupakan alumni ISBA Yogyakarta dan pernah tinggal di asrama tersebut saat menempuh pendidikan.

Ia meminta semua pihak menahan diri hingga proses hukum berjalan.

Kasus dugaan penganiayaan ini kini dalam penanganan aparat kepolisian dan menjadi sorotan publik, khususnya masyarakat Bangka Belitung dan mahasiswa ISBA Yogyakarta.

Bupati Bangka, Fery Insani.
Bupati Bangka, Fery Insani. (Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra)

Korban Masih Keluarga Bupati Bangka

Belakangan, Dhaifu diakui oleh Bupati Bangka Fery Insani sebagai keluarganya.

Insiden ini sudah sampai ke telinga Bupati Bangka, Fery Insani sejak malam kejadian.

Fery Insani menyebut, dirinya mendapatkan kabar tersebut tadi malam sekira pukul 24.00 WIB atau jam 12 malam lewat rekaman video.

“Dalam rekaman tersebut ada polisi kayaknya. Ya ginilah, nanti kita terima informasi yang utuh lah baru kita sikap seperti apa,” kata Fery kepada Bangkapos.com, Jumat (19/12/2025) di Kantor Bupati Bangka.

Lanjut Bupati, sebetulnya dia tidak bisa memberikan komentar karena sangat disayangkan kenapa insiden tersebut bisa terjadi.

“Saya enggak tau lah, apakah mungkin waktu atau seperti apa, kami akan terima langsung lah (informasinya-red). Karena bapak ini belum denger langsung, bener dak k mukul (bener enggak kamu mukul-red),” jelasnya.

Oleh karena itu, dirinya belum bisa mengambil kebijakan lantaran hal ini masih dianggap sensitif.

Lebih lanjut, Fery menyebut bahwa dirinya juga alumni ISBA Yogyakarta sewaktu berkuliah dulu di Universitas Gajah Mada.

“Saya pernah tinggal di ISBA waktu menyelesaikan tesis. Saya tau lah ISBA itu, ya semua kita menahan diri dulu ya. Nanti kita tunggu jawaban utuh dan lengkap, baru kita ambil sikap,” ungkapnya.

Diakui Fery, tadi pagi dirinya juga mendapatkan telfon dari orangtua mahasiswa yang menjadi korban pemukulan tersebut yang meminta dipertemukan dengan Pj Sekda Bangka, Thony Marza dan Plt Kasatpol PP Bangka, Indrata Yusaka.

“Saya bilang iya. Kebetulan ternyata orangtua anak itu, kakeknya, kami satu turunan, kami masih satu keluarga, ya anak itu termasuk keluarga saya. Masih keluarga deket Bupati juga itu, enggak papa lah saya kan santai-santai aja,” ujarnya.

(Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.