Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA- Menjelang Natal 25 Desember 2025 dan Tahun Baru 1 Januari 2026, Uskup Larantuka Mgr Fransiskus Kopong Kung, mengajak umat Katolik di Flores Timur dan Lembata untuk hidup rukun, damai, serta menjunjung tinggi persaudaraan antar sesama manusia.
"Yesus datang sebagai Juruselamat yang membawa damai. Damai itu bukan hanya untuk umat Kristen, tetapi untuk seluruh umat manusia. Natal membawa damai untuk semua," ujar Mgr. Frans, Jumat (19/12/25).
Dalam pesannya, uskup emeritus itu menyinggung sejumlah bencana alam yang menimpa Indonesia, termasuk erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang berdampak pada enam desa di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura.
"Ada erupsi Lewotobi Laki-laki dan Lewotolok yang menyebabkan banyak kerusakan dan korban. Belum selesai, ada bencana di Sumatera. Ini adalah bencana kita bersama. Selain bencana alam, ada juga tantangan ekonomi dan pembangunan dengan kondisi keuangan yang sulit. Ada bentrokan, konflik antar kampung, bahkan perang di Timur Tengah. Dalam kondisi seperti ini, kita butuh damai, persaudaraan, hidup sebagai saudara, hidup damai," tuturnya.
Baca juga: BRIN Dorong Peran Ekosistem Alam dalam Mitigasi Bencana Banjir dan Longsor di Indonesia
Mgr. Frans menekankan bahwa damai sejati bagi umat Kristiani lahir dari Kristus, sang Juru Selamat.
"Maka, marilah kita tidak memandang perbedaan. Natal bukan hanya milik agama atau kelompok tertentu. Kita semua harus membangun kerukunan dan persaudaraan," terangnya.
Ia menyoroti dua hal penting yang bisa menjaga kerukunan. Pertama, hidup sesuai dengan keyakinan iman masing-masing.
"Itu semua tercapai jika kita masing-masing hidup dengan keyakinan iman. Hidup dengan baik menurut ajaran agama kita masing-masing, maka kerukunan bisa terwujud," jelasnya.
Baca juga: Panduan Tata Perayaan Ekaristi Minggu 21 Desember 2025 Pekan IV Adven
Kedua, menghargai dan mengembangkan nilai-nilai budaya. Mgr. Frans mencontohkan budaya Lamaholot sebagai fondasi hidup rukun di tengah keberagaman.
"Kedua, nilai-nilai budaya. Setiap budaya punya nilai untuk masyarakat. Hidup bersaudara dan hidup berkeluarga, meski berbeda-beda, contohnya budaya Lamaholot. Budaya Lamaholot sangat tinggi nilainya, ada gotong royong, kerja sama, dan saling menghargai," ujarnya.
"Dengan budaya Lamaholot itu, meski dalam satu keluarga ada Islam, Protestan, dan Katolik, kita tetap bisa hidup rukun karena nilai Lamaholot yang mengajarkan hidup sebagai satu keluarga," tambahnya.
Uskup Frans juga mengimbau umat Katolik untuk membangun keluarga dengan baik karena kehadiran Allah ada di dalam keluarga.
Ia menyampaikan apresiasi kepada TNI-Polri atas peran menjaga keamanan di Kabupaten Flores Timur.
"Saya berterima kasih dan menghargai tugas TNI-Polri selama ini. Semoga perayaan Natal tahun ini aman dan damai," katanya.
Selain itu, Mgr. Frans mengingatkan aparat keamanan agar tetap menjaga ketertiban kota, menghindari keributan, kekacauan, serta perilaku konsumsi alkohol yang berlebihan selama perayaan besar.
"Menghindari keributan dan kekacauan," tandasnya. (Cbl)