SRIPOKU.COM, PALEMBANG – Genangan air yang tak kunjung surut di Lorong Paras Jaya I RT 56 RW 018, Kecamatan Seberang Ulu II, Kota Palembang, membuat kondisi jalan berlumut.
Kondisi ini jalan menjadi licin dan bisa membahayakan pengguna jalan, khususnya pengendara sepeda motor dan pejalan kaki.
Genangan air yang berlangsung lama menyebabkan lumut tumbuh di permukaan aspal, sehingga banyak warga dilaporkan terjatuh saat melintas.
Salah satu warga setempat, Kokoh, mengatakan kondisi tersebut sudah terjadi cukup lama dan semakin parah saat musim hujan.
“Sudah banyak yang jatuh di sini, terutama pejalan kaki. Air tidak surut-surut dan lumutnya makin tebal,” ujar Kokoh saat ditemui di lokasi, Sabtu (20/12/2025).
Menurutnya, banjir terjadi akibat saluran drainase yang tidak berfungsi, sehingga air tidak mengalir dan terus menggenang. Saat hujan turun, ketinggian air bahkan dapat mencapai betis orang dewasa.
Pantauan di lapangan menunjukkan, selain licin dan berlumut, kondisi jalan juga mengalami kerusakan.
Sejumlah lubang di badan jalan tertutup genangan air, sehingga membahayakan pengendara roda dua yang kerap terperosok.
Pengendara roda empat pun harus bergantian melintas karena jalan menyempit akibat genangan.
Warga terlihat berupaya membersihkan lumut menggunakan sapu di depan rumah masing-masing agar tidak semakin licin dan membahayakan anggota keluarga.
Ketua RT 56, Tina Septiana, membenarkan banyaknya keluhan warga terkait banjir yang terus terjadi.
Ia menyebut penyebab utama banjir adalah tidak berfungsinya tempat penampungan dan saluran air, serta tingginya sedimentasi.
“Kita memang punya penampungan air, tapi tidak cukup dan sedimennya sudah tinggi. Air jadi cepat penuh,” jelas Tina.
Ia menambahkan, sejumlah saluran air di kawasan Banten 4 yang seharusnya mengalirkan air kini tidak berfungsi, sehingga berdampak pada tiga RT di wilayah tersebut.
Upaya gotong royong warga untuk membersihkan drainase disebut tidak membuahkan hasil karena air tetap tidak mengalir.
“Kami berharap ada solusi dari pemerintah. Kondisi ini membahayakan, anak-anak sering terkena penyakit gatal dan aktivitas sekolah juga terganggu,” tutup Tina.