Pameran Suara Indonesia Resmi Dibuka, Retrospeksi 20 Tahun Konvensi 2005 UNESCO
December 20, 2025 09:14 PM

 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenbud RI) resmi membuka Pameran Suara Indonesia bertajuk Retrospeksi 20 Tahun Konvensi 2005 UNESCO di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM Yogyakarta pada Sabtu (20/12/2025).

Pembukaan pameran ditandai dengan pemotongan pita oleh Direktur Kerja Sama Kebudayaan Kemenbud RI, Mardisontori. 

Ruang refleksi

Digarap kurator Farah Wardani dan Ignatia Nilu pameran tersebut menghadirkan ruang refleksi yang menegaskan bahwa peran kebudayaan tidak sebatas warisan masa lalu. Melainkan sebuah ruang hidup yang terus diciptakan, dinegosiasikan, dan dipertukarkan. 

Gelaran pameran yang akan berlangsung hingga 28 Desember 2025 itu dirancang jadi sebuah ruang baca yang akan membawa pengunjung ke dalan perjalanan naratif memahami makna kebebasan berekspresi dan keberagaman budaya, mulai dari kebijakan global, pengalaman personal, hingga partisipasi publik. 

Direktur Kerja Sama Kebudayaan Kemenbud RI, Mardisontori, mengatakan Pameran Suara Indonesia digelar sebagai puncak peringatan 20 tahun konvensi 2005 UNESCO. Pameran itu dirancang sebagai refleksi dan edukasi publik mengenai prinsip serta relevansi konvensi 2005 dalam kehidupan masyarakat Indonesia. 

Ekspresi budaya

Melalui karya-karya dari seniman Gegerboyo, Irama Nusantara, Umi Lestari, dan MIVUBI Tim, pameran itu menyampaikan pesan agar masyarakat semakin memahami pentingnya perlindungan dan promosi keanekaragaman ekspresi budaya. Serta kebebasan berekspresi yang bertanggung jawab dan peran budaya dalam pembangunan berkelanjutan.

"Kami berharap pameran itu menjadi ruang perjumpaan, dialog, dan pembelajaran bersama. Selain itu, juga bisa membantu masyarakat dalam memahami prinsip-prinsip konvensi 2005 secara lebih dekat dan kontektual. Karena mungkin banyak kalangan masyarakat yang belum mengetahui apa itu konvensi 2005 UNESCO," ucapnya. 

Mardisontori melanjutkan, sebagai bagian dari penguatan interaksi publik, pameran tersebut juga bakal dimeriahkan dengan gelaran pentas teater "Tanah Warisan" pada Senin (22/12/2025). Di sisi lain juga bakal digelar pertunjukan musik sebagai penutup gelaran pameran pada Minggu (28/12/2025). 

"Semoga Pameran Suara Indonesia Retrospeksi 20 Tahun Konvensi 2005 UNESCO dapat memperkuat ekosistem budaya nasional, mendorong lahirnya kerjasama yang berkelanjutan, dan membuka ruang yang semakin eksklusif bagi berbagai bentuk ekspresi budaya di Indonesia dan internasional," harap dia.

Respons atas tantangan globalisasi 

Sementara itu, Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, dalam video sambutan mengungkapkan bahwa 20 tahun lalu dunia menyepakati Konvensi 2005 UNESCO tentang perlindungan dan promosi keanekaragaman ekspresi budaya sebagai respons atas tantangan globalisasi yang kerap menderus kebudayaan.

Konvensi itu menegaskan bahwa budaya tak sekadar komunitas, melainkan ekspresi, identitas, nilai, dan martabat manusia yang harus dilindungi serta dikembangkan secara adil. 

"Bagi Indonesia, negara dengan mega diversity, Konvensi 2005 memiliki makna sangat strategis. Keragaman budaya kita tak hanya fakta sosiologis tapi juga modal pembangunan nasional. Dari Aceh hingga Papua, Sabang sampai Merauke, Niaga sampai Pulau Rote, tradisi hingga ekspresi kontemporer budaya Indonesia merupakan sumber kreativitas, inovasi dan daya saing Indonesia," tuturnya. 

Oleh karena itu, Pameran Suara Indonesia menjadi ruang refleksi atas  prinsip-prinsip Konvensi 2005 yang diimplementasikan dalam kebijakan, program, dan praktik nyata. Pameran tersebut dikatakan menghadirkan suara para pelaku budaya, seniman, komunitas, dan ekosistem kreatif yang selama 2 dekade terakhir menjadi garda terdepan dalam menjaga keberagaman ekspresi budaya Indonesia. 

"Semoga kegiatan itu makin memperkuat sinergi, memperluas dampak, dan menumbuhkan posisi Indonesia sebagai negara yang konsisten melindungi serta mempromosikan keanekaragaman Aktris budaya di tingkat nasional maupun lokal," tandasnya. (drm)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.