Lari Jadi Gaya Hidup, Peradi Kota Bandung Dorong Advokat Lebih Sehat
December 21, 2025 02:11 PM

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Lari kian digemari dan berkembang menjadi gaya hidup masyarakat masa kini, seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan. 

Olahraga ini dinilai praktis karena dapat dilakukan kapan saja tanpa memerlukan peralatan khusus, sekaligus bermanfaat menjaga kebugaran fisik dan kesehatan mental. 

Bagi profesi dengan tingkat tekanan kerja tinggi, seperti advokat, lari menjadi salah satu cara sederhana untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kondisi tubuh.

Kesadaran tersebut juga diadopsi oleh Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Advokat Indonesia (DPC Peradi) Kota Bandung yang mendorong lari sebagai bagian dari gaya hidup anggotanya. 

Melalui kegiatan Advokat Berlari, Peradi Kota Bandung ingin menanamkan kebiasaan olahraga yang berkelanjutan. 

Ketua DPC Peradi Kota Bandung, M. Ali Nurdin, menyebut, kegiatan lari dipilih sebagai simbol sekaligus medium untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya kesehatan di kalangan advokat. 

Menurutnya, profesi advokat menuntut ketahanan fisik dan mental yang tidak bisa diabaikan.

“Kenapa advokat berlari? Saya ingin semua advokat di Peradi Kota Bandung khususnya, umumnya advokat Peradi se-Indonesia mempunyai animo untuk lebih menyehatkan dirinya,” kata Ali di Kiara Artha Park, Minggu (21/12/2025).

Dia mendorong aktivitas olahraga dijadikan gaya hidup untuk menunjang kualitas kesehatan jangka panjang.

“Karena setiap manusia itu harus sehat secara fisik, sehat secara mental, dan sehat finansial,” tuturnya.

Ketua Dewan Kehormatan DPC Peradi Kota Bandung, Roelly Panggabean, menilai kegiatan tersebut bukan sekadar olahraga, melainkan refleksi kesadaran organisasi terhadap kebutuhan dasar para anggotanya. 

Roelly juga menekankan pentingnya menjaga semangat dan kesiapan advokat dalam menghadapi tantangan profesi yang kian kompleks.

Menurut Roelly, keberlangsungan dan wibawa organisasi profesi sangat ditentukan keterlibatan aktif para anggota. Tanpa dukungan tersebut, organisasi akan kehilangan posisi strategisnya.

“Yang menguatkan organisasi itu anggota. Kalau anggota enggak menguatkan organisasi, maka organisasi nanti enggak akan dipandang sama dengan lain,” kata Roelly. (*) 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.