TRIBUNTRENDS.COM - Belakangan ini, warganet ramai menjuluki Solo sebagai kota tanpa klakson.

Julukan tersebut muncul lantaran perilaku berlalu lintas masyarakat Kota Bengawan yang dinilai tertib dan santun, khususnya saat berhenti di lampu lalu lintas.

Para pengendara cenderung bersabar menunggu tanpa membunyikan klakson meski lampu telah berganti hijau.

Baca juga: Ada Lonceng Kembar di Solo, Pernah Ditawar Rp 100 Juta, Ternyata Buatan Belanda: di Gereja & Keraton

Menanggapi fenomena itu, Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Solo, Kompol Agung Yudiawan, berharap sikap tertib dan santun tersebut dapat terus dipertahankan, terutama selama momentum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Ia menegaskan, kepolisian secara konsisten menggelar berbagai upaya preventif berupa imbauan kepada para pengguna jalan agar senantiasa mematuhi peraturan lalu lintas.

Imbauan tersebut ditujukan tidak hanya kepada warga Solo, tetapi juga bagi masyarakat dari luar daerah yang mudik atau berlibur ke kota ini dengan kendaraan pribadi.

“Pastinya terkait keamanan berkendara kami selalu memberikan himbauan kepada masyarakat baik di hari-hari di luar even hari libur,” ungkap Agung saat ditemui di Mapolresta Solo, Jumat (19/12/2025) sore.

Selain sosialisasi, Satlantas Polresta Solo juga secara rutin menggelar operasi penertiban.

Salah satu fokus utama adalah menindak kendaraan yang tidak sesuai standar, seperti penggunaan knalpot brong.

Menurut Agung, suara bising dari knalpot brong maupun bunyi-bunyian keras lainnya berpotensi mengganggu ketertiban umum sekaligus membahayakan keselamatan pengguna jalan.

“Kami selalu menghimbau dengan tertib lalu lintas baik knalpot brong, atau arak-arakan termasuk membunyikan suara keras yang berpotensi mengganggu keamanan lalu lintas,” pungkasnya.

Dengan konsistensi penegakan aturan dan kesadaran masyarakat, Solo diharapkan tetap menjadi contoh kota yang menjunjung tinggi etika serta kenyamanan dalam berlalu lintas.

(TribunTrends.com/TribunSolo)