Laporan Wartawan Tribun Gayo Bustami | Bener Meriah
TribunGayo.com, REDELONG - Jelang sebulan pascabencana banjir bandang dan tanah longsor melanda, kondisi jembatan Tenge Besi, Kecamatan Gajah Putih, Kabupaten Bener Meriah, masih memprihatinkan.
Pantauan di lokasi, Sabtu (20/12/2025), kondisi jalan di lintasan Nasional Bireuen-Takengon tepatnya di wilayah Kabupaten Bener Meriah.
Dimana jalan yang juga menjadi penghubung utama warga gayo menuju Kabupaten Bireuen hingga kini masih belum normal dan masih terdapat beberapa jembatan putus total akibat kerusakan parah.
Akibatnya, masyarakat terpaksa berjalan kaki melewati medan yang ekstrem.
Jalanan licin, tanah berlumpur hingga jembatan darurat yang dibuat seadanya harus dilewati demi bisa beraktivitas dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Situasi ini sangat berisiko, terutama bagi anak-anak, lansia, dan warga yang membawa barang bawaan baik dari Bener Meriah menuju Bireuen ataupun sebaliknya.
Di lokasi, terlihat tak sedikit para lansia hingga anak-anak harus digendong oleh keluarga demi bisa melewati jembatan Tenge Besi.
"Hati-hati mbak, jembatan licin, mohon antri satu-satu," ujar anggota TNI yang berada di lokasi jembatan darurat Tenge Besi.
Lantas kondisi ini memperlihatkan betapa sulitnya akses yang harus ditempuh warga Bener Meriah ditengah keterbatasan infrastruktur pascabencana.
Tak hanya infrastruktur yang mengalami kerusakan tapi sektor perekonomian warga juga berdampak.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Pusdalop Bener Meriah, dampak bencana terdapat 306 hektare kebun warga di Bener Meriah mengalami kerusakan, serta 14,5 hektare sawah juga tidak luput dari bencana tersebut.
Maka warga terlihat kini ramai-ramai beralih pekerjaan sementara sebagai tukang lansir cabai di titik-titik lokasi jalan longsor yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat.
Di lintas jalan Nasional Bireun-Takengon, warga melansir rata-rata membawa cabai dari Bener Meriah menuju titik yang bisa dilalui kendaraan roda empat sebelum akhirnya dijual ke Kabupaten lain.
Ada yang nekat membawa menggunakan kendaraan sepeda motor, ada pula warga memikul cabai berjalan kaki melewati lumpur dan menyebrangi jembatan-jembatan darurat.
Semua dilakukan agar bisa mendapatkan pundi-pundi rupiah demi bisa menghidupkan dapur-dapur keluarga.
Muhammad warga Ronga-ronga satu diantara pelansir ditemui di sebrang jembatan umah besi mengatakan, untuk sementara agar dapat memenuhi kebutuhan hidup ia bekerja sebagai tukang lansir cabai dari jembatan Umah Besi menuju jembatan Tenge Besi.
"Kalau saya kan pakek mobil, sekali jalan hingga ke jembatan Tenge Besi dibayar antara Rp 200-300 ribu, tergantung muatan juga, lain pun tak ada kerjaan.
Sementara ini dulu sambil bantu-bantu para petani, dari jembatan Tenge Besi nanti dilansir oleh orang lain," ujarnya.
Pantauan wartawan di lapangan, warga membawa cabai tak hanya di siang hari, namun malam hari ratusan kendaraan lansir cabai juga terlihat memenuhi jalanan.
Bila dari Bener Meriah warga membawa cabai, namun dari arah Bireuen mereka rata-rata membawa beras dan kebutuhan dapur lainnya.
Lalu perlu diketahui, di lintasan jalan Nasional Bireuen- Takengon masih ada beberapa titik jalan yang belum normal, bila dari Bener Meriah jalan rusak mulai dari jembatan Umah Besi, Kecamatan Gajah Putih.
Tapi disana telah dibuat jembatan darurat dan sebagian warga yang nekat bisa melintasi dengan kendaraan roda dua.
Selanjutnya terdapat di kawasan jembatan Tenge Besi, dimana jembatan yang menghubungkan antar Kecamatan Gajah Putih dan Pintu Rime Gayo itu putus total.
Kawasan itu, juga telah dibuat jembatan darurat yang bisa dilalui khusus oleh pejalan kaki, warga menamakan jembatan "Shiratal Mustaqim".
Karena kondisi jembatan berukuran kecil dan seadanya, tentu bila terjatuh akan dapat membahayakan jiwa.
Namun bila warga yang nekat, di kawasan itu juga dapat dilalui oleh kendaraan dan harus melewati sungai dari bawah jembatan.
Selanjutnya jalan rusak terdapat di kawasan Kilometer 60 di Kecamatan Pintu Rime Gayo, warga bila melintas kesana masih dipaksa harus berjalan kaki menyebrangi sungai.
Pantauan di lokasi terdapat beberapa alat berat yang masih terus bekerja hingga larut malam memperbaiki jalan yang terputus tersebut. (*)
Baca juga: Update Informasi Jalan ke Bener Meriah-Aceh Tengah, Berikut Rute yang Bisa Dilewati Saat Ini
Baca juga: Kemenkes Kirim Ratusan Nakes Obati Korban Banjir Aceh, Termasuk Bener Meriah, Takengon dan Gayo Lues