Bacaan Injil Katolik Selasa 23 Desember 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik
December 22, 2025 06:47 AM

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak bacaan Injil Katolik Selasa 23 Desember 2025.

Bacaan injil katolik lengkap renungan harian Katolik.

Selasa 23 Desember 2025 merupakan hari Selasa biasa Khusus Adven, perayaan fakultatif Santo Yohanes Kansius Pengaku Iman, Santo Servulus Pengaku Iman, dengan warna liturgi ungu.

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Selasa 23 Desember 2025 adalah sebagai berikut:

Baca juga: Kalender Liturgi Katolik Selasa 23 Desember 2025, Hari Biasa Pekan IV Adven

Bacaan Pertama Maleakhi 3:1-4;4:5-6

"Aku akan mengutus Nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan."

Beginilah firman Tuhan semesta alam, “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! 

Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sungguh, Ia datang! Sipakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. 

Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan perak; dan Ia akan mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan kurban yang benar kepada Tuhan. 

Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan berkenan di hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala, dan seperti di tahun yang sudah-sudah. Sesungguhnya, Aku akan mengutus Nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu. 

Maka ia akan membuat hati para bapa berbalik kepada anak-anaknya, dan hati anak-anak kepada bapanya, supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 25:4b-5b.8-9.10.14

Ref. Bangkitlah dan angkatlah mukamu sebab penyelamatanmu sudah dekat.

Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya.

O Tuhan, Raja segala bangsa dan batu penjuru Gereja, datanglah dan selamatkanlah umat-Mu.

Bacaan Injil Lukas 1:57-66

"Kelahiran Yohanes Pembaptis."

Genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika para tetangga serta sanak saudaranya mendengar bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada Elisabet,

bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu, dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya. 

Tetapi Elisabet, ibunya berkata, “Jangan, ia harus dinamai Yohanes!” Kata mereka kepadanya, “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.”

Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anak itu. Zakharia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: Namanya adalah Yohanes.

Dan mereka pun heran semuanya. Seketika itu juga terbukalah mulut Zakharia, dan terlepaslah ikatan lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah.

Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Semua orang yang mendengarnya,

merenungkannya dan berkata, “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik

Ketika Allah Menggenapi Janji-Nya

1. Allah Menggenapi Janji dalam Waktu-Nya Sendiri

Bacaan hari ini menceritakan kelahiran Yohanes Pembaptis, sebuah peristiwa yang bukan hanya kelahiran seorang anak, tetapi penggenapan janji Allah. Elisabeth yang sudah lanjut usia melahirkan, sesuatu yang mustahil secara manusiawi. Namun bagi Allah, tidak ada yang mustahil.

Renungan Katolik ini mengajak kita melihat kembali bahwa Tuhan selalu setia pada janji-Nya, meski manusia sering tidak sabar. Allah bekerja dalam keheningan, dalam waktu yang tepat, dan dengan cara yang selalu melampaui logika kita.

Berapa banyak dari kita yang sedang menantikan sesuatu?

pemulihan keluarga
pekerjaan yang lebih baik
jawaban doa yang belum terlihat
penyembuhan dari luka batin
harapan yang lama terasa mati
Kisah ini adalah undangan untuk percaya bahwa Allah tidak pernah absen, dan ketika waktu-Nya tiba, semuanya menjadi indah.

2. “Tetangganya bersukacita karena rahmat Tuhan atas Elisabeth”

Kelahiran Yohanes tidak hanya menjadi kebahagiaan bagi keluarga, tetapi juga bagi seluruh lingkungan sekitar. Mereka melihat bahwa Tuhan campur tangan sehingga mereka bersukacita bersama Elisabeth.

Ini menyampaikan sebuah pesan penting:

Karya Tuhan dalam hidup seseorang dapat menjadi tanda keselamatan bagi banyak orang.

Ketika Tuhan memberkati hidup kita, itu bukan hanya untuk kita sendiri.

Kesembuhan, berkat, pemulihan, dan rahmat yang kita terima adalah kesaksian yang dapat menguatkan orang lain.

Renungan harian Katolik hari ini meminta kita bertanya:

Apakah hidupku memantulkan rahmat Tuhan?
Apakah aku membawa sukacita bagi orang lain lewat syukurku?
Adven bukan hanya masa menunggu, tetapi masa menjadi saksi akan kebaikan Tuhan.

3. Penamaan Yohanes: Ketaatan yang Membuka Masa Depan Baru

Saat bayi itu harus diberi nama, semua orang mengira ia harus menyandang nama ayahnya, Zakharia. Tetapi Elisabeth menegaskan: “Ia harus dinamai Yohanes.”

Ini bukan nama sembarangan.

Nama itu diberikan oleh malaikat sebagai bagian dari rencana Allah.

Ketaatan Elisabeth dan Zakharia pada kehendak Allah—meski bertentangan dengan tradisi keluarga—membuka pintu bagi sesuatu yang jauh lebih besar:

Yohanes menjadi pembuka jalan bagi Mesias.

Pelajaran rohaninya jelas:

Kadang ketaatan berarti melawan arus—keluar dari kebiasaan, meninggalkan kenyamanan, atau mematahkan pola lama.

Tetapi di situlah rahmat terbesar justru bekerja.

 4. “Mulut Zakharia terbuka dan ia memuji Tuhan”

Selama sembilan bulan, Zakharia menjadi bisu karena kurang percaya pada kabar malaikat. Tetapi ketika ia akhirnya menaati kehendak Tuhan dengan menuliskan nama “Yohanes,” mulutnya terbuka dan ia memuji Allah.

Apa maknanya?

Ketidaktaatan membungkam pujian.

Ketaatan membuka kemerdekaan rohani.

Banyak orang sulit bersyukur bukan karena mereka tidak diberkati, tetapi karena hati mereka tertutup oleh keraguan, kecemasan, atau keinginan mengatur hidup sendiri.

Saat kita kembali percaya dan taat pada Tuhan, hidup rohani kita terbuka kembali—kita bisa memuji Tuhan dengan bebas... dan damai mengalir.

5. “Semua orang berkata: ‘Apakah gerangan anak ini nanti?’”

Kelahiran Yohanes membuat semua orang bertanya-tanya:

Apa yang akan terjadi dengan anak ini?

Pertanyaan itu bukan sekadar rasa ingin tahu, tetapi pengakuan bahwa:

Kemurahan Tuhan memberikan masa depan yang penuh harapan.

Setiap orang yang dipanggil oleh Tuhan memiliki peran unik dalam rencana keselamatan.

Yohanes menjalankan perannya: menyiapkan jalan bagi Yesus.

Tugasnya tidak mudah, hidupnya tidak nyaman, tetapi ia melakukannya dengan setia.

Renungan hari ini mengajak kita untuk menyadari:

Kita juga punya panggilan.

Barangkali bukan untuk menjadi nabi besar, tetapi:

menjadi terang di keluarga
menjadi pembawa damai di tempat kerja
menjadi penyembuh luka bagi sahabat
menjadi suara kasih di tengah kekerasan zaman
Setiap panggilan adalah berharga di mata Tuhan.

6. Masa Adven: Menanti Allah yang Menepati Janji

Menjelang Natal, Gereja mengingatkan bahwa kelahiran Yohanes adalah tanda bahwa Mesias semakin dekat.

Adven adalah masa:

menata hati
memperbarui iman
membuka ruang bagi Tuhan
memercayai janji-Nya
Allah yang menggenapi janji-Nya kepada Elisabeth dan Zakharia adalah Allah yang sama yang bekerja dalam hidup kita hari ini.

Percayalah:

Apa pun yang Tuhan rencanakan sedang bergerak menuju penggenapan.

7. Penutup: Allah Sedang Bekerja, Meski Kita Tidak Melihatnya

Kisah hari ini meneguhkan bahwa:

Tuhan setia
Waktu Tuhan sempurna
Ketaatan membuka berkat
Setiap hidup punya panggilan ilahi
Adven adalah masa penuh harapan
Mari kita percaya bahwa ketika kita menunggu dengan setia, Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu jauh lebih besar daripada yang kita bayangkan.

Amin. (sumber the katolik.com/kgg).

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.