TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ketika bencana memutus banyak akses ekonomi keluarga, pendidikan kerap menjadi sektor yang paling rentan.
Melalui penyaluran bantuan biaya hidup kepada mahasiswa asal Sumatra, Pemda DIY menegaskan nilai gotong royong sebagai fondasi menjaga keberlanjutan pendidikan di Kota Pelajar.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, menyalurkan bantuan biaya hidup (living cost) kepada mahasiswa asal Sumatra yang tengah menempuh pendidikan di Yogyakarta.
Bantuan tersebut diberikan sebagai upaya memastikan mahasiswa tetap dapat melanjutkan studi, meski daerah asal mereka terdampak bencana.
Penyerahan bantuan berlangsung di Bangsal Kepatihan, Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (22/12/2025).
Sri Sultan HB X menegaskan, Yogyakarta memiliki tradisi panjang untuk tidak hanya membantu wilayah yang terdampak bencana, tetapi juga mahasiswa perantauan yang sedang menuntut ilmu di kota ini.
“Setiap kali ada bencana di daerah, Yogyakarta berpartisipasi tidak hanya membantu wilayah yang terdampak, tetapi juga mahasiswa yang belajar di sini agar tujuan mereka datang ke Jogja untuk kuliah tidak putus di tengah jalan,” ujar Sri Sultan usai penyerahan bantuan.
Baca juga: Pemda DIY Soroti Praktik Parkir Nuthuk, Masyarakat Diimbau Tak Parkir Sembarangan
Menurut Sri Sultan, perhatian terhadap mahasiswa perantauan yang terdampak bencana bukanlah kebijakan baru.
Tradisi tersebut telah berlangsung sejak masa pemerintahan ayahandanya, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX, terutama pada masa peristiwa Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatra Barat.
Pada masa itu, banyak mahasiswa asal Sumatra yang menempuh pendidikan di Yogyakarta tidak dapat menerima kiriman biaya hidup dari orangtua mereka akibat situasi politik dan keamanan.
Pemerintah daerah kemudian mengambil peran untuk menanggung kebutuhan mahasiswa agar pendidikan mereka tidak terhenti.
“Saya mendapat cerita dari dua generasi gubernur di Sumatra Barat bahwa mereka bisa menyelesaikan pendidikan di Jogja karena pada waktu peristiwa PRRI tidak bisa dikirimi orang tuanya dan ditanggung oleh pemerintah daerah. Tradisi itu saya lanjutkan sampai hari ini,” kata Sri Sultan.
Ia menambahkan, bantuan serupa juga pernah diberikan kepada mahasiswa asal Aceh, Papua, serta daerah lain yang terdampak bencana.
Dalam peristiwa sebelumnya, tercatat lebih dari 300 mahasiswa asal Sumatra Barat menerima bantuan biaya hidup dari Pemda DIY.
Selain pemerintah daerah, Sri Sultan HB X menyampaikan apresiasi kepada perguruan tinggi, yayasan pendidikan, dan masyarakat Yogyakarta yang turut berpartisipasi memberikan kemudahan bagi mahasiswa agar tetap dapat melanjutkan pendidikan di tengah situasi sulit.
“Saya berterima kasih kepada perguruan tinggi dan seluruh warga masyarakat yang berpartisipasi. Dari pengalaman yang ada, mahasiswa yang mendapat bantuan ini dapat menyelesaikan pendidikannya karena tantangan dan beban bisa ditanggung bersama,” tuturnya.
Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut berharap bantuan biaya hidup yang disalurkan dapat memberikan manfaat nyata bagi mahasiswa asal luar Yogyakarta, khususnya mereka yang berasal dari daerah terdampak bencana, agar tetap mampu menyelesaikan pendidikan.
“Semoga apa yang dilakukan pagi ini membawa manfaat bagi adik-adik semua untuk menyelesaikan pendidikannya,” pungkas Sri Sultan.
Berdasarkan data Pemda DIY, bantuan jaminan hidup (jadup) disalurkan kepada 1.296 mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di DIY yang terdampak bencana hidrometeorologi di Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, dengan total nilai mencapai Rp2.332.800.000. (*)