Tekan Angka Persalinan Sesar, FK Unair Inisiasi 'Birth Plan' Berbasis Co-Design bagi Ibu di Surabaya
December 22, 2025 03:32 PM

 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Tingginya angka persalinan sesar (Caesarean Section) di Indonesia, termasuk di Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim),. kini menjadi perhatian serius kalangan akademisi. 

Minimnya keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan medis, ditengarai menjadi salah satu penyebab terus meningkatnya tren operasi sesar yang tidak diimbangi dengan praktik Vaginal Birth After Caesarean (VBAC).

Merespons kondisi tersebut, tim dosen Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) menginisiasi langkah inovatif melalui penguatan Birth Plan (rencana persalinan) berbasis co-design.

Kegiatan yang dikemas dalam bentuk kelas ibu nifas dan Focus Group Discussion (FGD) ini, digelar di Tempat Praktik Mandiri Bidan (TPMB) Lita Anggraeni, Gunung Anyar, Surabaya pada Minggu (21/12/2025).

Mendengar Suara Perempuan dalam Persalinan

Ketua tim pengabdian masyarakat FK Unair, Sofia Al Farizi, mengungkapkan bahwa selama ini pengalaman subjektif perempuan saat melahirkan sering kali terabaikan oleh sistem pelayanan kesehatan.

“Melalui diskusi kelompok ini, para ibu nifas kami dorong untuk menyampaikan pengalaman, kebutuhan serta harapan mereka selama menjalani proses persalinan,” ujar Sofia dalam keterangannya.

Berdasarkan hasil diskusi, terungkap bahwa banyak ibu merasa keputusan medis diambil secara sepihak tanpa ruang diskusi yang cukup. Hal inilah yang mendasari pentingnya dokumen birth plan sebagai alat komunikasi antara pasien dan tenaga kesehatan.

Birth Plan: Bukan Sekadar Administrasi

Sofia menjelaskan, di banyak negara maju, birth plan telah menjadi standar pelayanan maternitas yang terbukti mampu meningkatkan angka persalinan normal, dan menurunkan angka kematian ibu (AKI). Namun, di Indonesia, implementasinya masih belum optimal.

“Ironisnya, di Indonesia, birth plan belum diimplementasikan secara optimal, padahal secara praktis dapat diterapkan di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, mulai dari praktik bidan mandiri hingga rumah sakit,” tegasnya.

Pendekatan Co-Design dan Otonomi Tubuh

Berbeda dengan perencanaan biasa, pendekatan co-design menempatkan ibu hamil dan nifas sebagai aktor utama dalam merancang rencana persalinannya sendiri. 

Mereka dilibatkan untuk membuat dokumen yang kontekstual dan realistis sesuai kondisi kesehatan dan keinginan pribadinya.

“Dengan pendekatan ini, birth plan tidak lagi diposisikan sebagai dokumen administratif semata, tetapi menjadi alat komunikasi yang menjembatani kebutuhan perempuan dengan keputusan klinis tenaga kesehatan,” jelas Sofia.

Ia berharap, inisiasi ini menjadi titik balik bagi penguatan layanan woman-centered care di Indonesia. 

“Lebih dari sekadar menekan angka sesar, pendekatan ini membuka ruang bagi perempuan untuk kembali memiliki otonomi atas tubuh dan pengalaman persalinannya sendiri,” pungkasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.