Susno Duadji, menilai kemungkinan adanya pengaruh politik dalam kasus tewasnya seorang bocah berusia 9 tahun di sebuah rumah mewah di Cilegon, Banten, walaupun memang relatif kecil.
Menurut Susno, posisi ayah korban yang disebut sebagai dewan pakar partai politik tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan politik internal partai. Ia menjelaskan, jabatan dewan pakar umumnya hanya bersifat memberikan masukan keilmuan, sementara keputusan politik tetap berada di tangan ketua partai.
“Kalau dikaitkan dengan politik, pengaruhnya kecil. Dewan pakar itu tidak terlalu berpengaruh pada keputusan-keputusan politik, baik di internal partai maupun ke daerah,” ujar Susno, mengutip tayangan di YouTube Kompas TV.
Namun demikian, Susno menilai aspek lain yang perlu didalami adalah kemungkinan keterkaitan dengan aktivitas bisnis.
Ia menyebut, jika kasus tersebut berkaitan dengan urusan bisnis, maka dampaknya bisa lebih besar, termasuk kemungkinan melibatkan relasi bisnis, karyawan, atau bahkan pesaing usaha.
“Yang paling mungkin membuka ini sebenarnya adalah orang tua korban sendiri. Saya yakin hal-hal ini sudah disampaikan ke penyidik, namun Polri tentu tidak akan membuka semuanya ke publik,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua DPP PKS Bidang Advokasi, Nurul Amalia, juga menegaskan bahwa posisi dewan pakar di partainya tidak berkaitan dengan pengambilan kebijakan politik.
Menurutnya, dewan pakar merupakan individu yang bergabung untuk memberikan kontribusi keilmuan bagi kerja-kerja partai.
“Memang betul, dewan pakar tidak terkait dengan keputusan kebijakan partai,” kata Nurul.
Ia menilai terlalu jauh jika kasus pembunuhan bocah tersebut disimpulkan memiliki hubungan langsung dengan aktivitas politik ayah korban sebagai dewan pakar PKS.
Meski demikian, pihaknya juga belum bisa memastikan ada atau tidaknya keterkaitan politik dalam kasus tersebut.
“Kami masih menunggu hasil penyelidikan dari Polri untuk mengetahui apakah ada hubungan atau tidak,” pungkasnya.