Orang Terdekat Dicurigai Jadi Pembunuh Anak Maman Suherman, Susno Duadji Peringatkan Satu Hal
December 22, 2025 03:48 PM

 

TRIBUNTRENDS.COM - Tragedi memilukan yang merenggut nyawa MAHM alias A (9), putra seorang petinggi PKS Cilegon, hingga kini masih menyisakan luka mendalam sekaligus tanda tanya besar.

Peristiwa keji itu bukan sekadar meninggalkan duka bagi keluarga, tetapi juga mengguncang nurani masyarakat luas.

Di balik dinding rumah mewah yang selama ini tampak tenang, justru tersingkap kenyataan paling mengerikan: tubuh bocah tak berdosa itu dipenuhi puluhan luka tusukan.

Jumlah luka yang mencapai 22 tusukan menjadi petunjuk krusial yang kemudian menarik perhatian mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Komjen Pol (Purn) Susno Dudji.

Bagi Susno, detail ini bukan sekadar angka, melainkan kunci untuk membaca motif tersembunyi di balik pembunuhan sadis tersebut.

Baca juga: Maman Suherman Menanti Keadilan, Polisi Tegaskan CCTV Mati Bukan Penghalang: Kami Tak Akan Menyerah

Terjadi di Rumah Elite, Duka Menyelimuti Kota Cilegon

Peristiwa berdarah itu terjadi di sebuah rumah mewah di Perumahan Bukit Baja Sejahtera (BBS), Kota Cilegon, Banten, pada Selasa (16/12/2025).

A ditemukan dalam kondisi mengenaskan, tak bernyawa, dengan tubuh penuh luka.

Kejadian ini langsung menyulut keprihatinan mendalam dan rasa ngeri, bukan hanya bagi keluarga korban, tetapi juga warga sekitar yang tak menyangka kekerasan sebrutal itu terjadi di lingkungan elite.

Fakta Polisi: 22 Luka Tusukan Bersarang di Tubuh Korban

Pihak kepolisian mengonfirmasi bahwa korban mengalami kekerasan ekstrem. Kasi Humas Polres Cilegon, AKP Sigit Darmawan, menyebutkan bahwa dari hasil pemeriksaan awal ditemukan total 22 luka tusukan di tubuh A.

Lebih jauh, polisi juga memastikan tidak ada barang berharga yang hilang dari rumah tersebut.

Fakta ini menutup kemungkinan motif pencurian dan justru membuka spekulasi yang jauh lebih mengerikan: pembunuhan yang dilakukan dengan tujuan lain.

PEMBUNUHAN ANAK POLITISI - Kondisi Maman Suherman, ucap tidak mampu melihat jenazah anak dan istrinya terus menangis
PEMBUNUHAN ANAK POLITISI - Kondisi Maman Suherman, ucap tidak mampu melihat jenazah anak dan istrinya terus menangis (TribunBanten.com/Muhammad Uqel Assathir)

Analisis Susno Dudji: Ini Bukan Sekadar Menghilangkan Nyawa

Melihat pola kekerasan yang terjadi, Komjen Pol (Purn) Susno Dudji menyampaikan pandangannya.

Menurutnya, jumlah tusukan yang begitu banyak tidak menunjukkan tindakan pembunuhan biasa.

"Saya menyimpulkan bahwa itu ada semacam dendam ya," kata Susno dikutip dari tayangan Youtube KompasTV, Sabtu (20/12/2025).

Susno menilai, jika pelaku hanya berniat membunuh, maka tidak diperlukan kekerasan sedemikian brutal terhadap korban yang masih anak-anak.

Tusukan Bertubi-tubi, Luapan Amarah yang Tak Terkendali

Bagi Susno, pola serangan tersebut mengindikasikan adanya luapan emosi yang luar biasa. Kekerasan itu dinilai sebagai bentuk pelampiasan amarah yang mendalam.

Lebih mencengangkan lagi, korban justru seorang anak kecil yang tak berdaya.

Hal ini memunculkan dugaan bahwa kemarahan pelaku sebenarnya tidak tertuju langsung pada korban.

"Dilakukan terhadap anak-anak ini berarti dendam yang sedemikian besar kepada pihak keluarganya.

Kalau anak itu kita tidak tahu gitu," ujar Susno.

Pernyataan tersebut memperkuat dugaan bahwa pembunuhan ini berkaitan dengan konflik serius atau persoalan mendalam yang melibatkan lingkungan terdekat korban.

Baca juga: Rahasia Gelap di Balik Rumah Maman Suherman, Susno Duadji: Anak Ini Hanya Jadi Sasaran Sakit Hati!

Polisi Diminta Telusuri Lingkaran Terdekat

Meski mengarah pada motif dendam, Susno mengingatkan agar kepolisian tetap berhati-hati dan tidak gegabah dalam menarik kesimpulan.

Menurutnya, penyelidikan harus menyentuh seluruh aspek kehidupan korban dan keluarganya.

Ia menekankan pentingnya mengungkap latar belakang keluarga, relasi sosial, hingga orang-orang yang memiliki akses ke rumah tersebut, termasuk asisten rumah tangga (ART).

Terkait kemungkinan pelaku berasal dari orang dekat, Susno menilai semua kemungkinan harus tetap terbuka dan diuji dengan bukti.

Peringatan Tegas: Jangan Menuding Tanpa Alat Bukti

Dalam penutup analisanya, Susno mengingatkan aparat penegak hukum untuk menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian dalam menyampaikan hasil penyelidikan kepada publik.

"Itu harus diungkap semua. Jadi kita baru bisa menyimpulkan bisa saja ini misalnya orang terdekat gitu latar belakangnya ya dendam apa atau sakit hati apa untuk apa," kata Susno.

Ia menegaskan bahwa polisi tidak boleh terburu-buru menuding pihak tertentu tanpa dasar hukum yang kuat.

"Tapi tidak boleh langsung diungkapkan wah ini orang terdekat. Jangan.

Karena Polri wajib menyidik dengan mengumpulkan alat bukti.

Alat bukti itulah yang akan menyimpulkan pada pada suatu kesimpulan," sambungnya.

Kasus pembunuhan MAHM alias A masih menyisakan duka mendalam dan pertanyaan besar.

Di tengah sunyi rumah mewah tempat tragedi itu terjadi, publik kini hanya bisa menunggu: akankah tabir misteri ini segera tersingkap, dan keadilan benar-benar ditegakkan untuk seorang anak yang nyawanya direnggut dengan kejam?

***

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.