Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama
TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Kesiapsiagaan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kabupaten Sampang, Madura masih dihadapkan pada keterbatasan armada.
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah kendaraan pemadam yang dimiliki belum sebanding dengan luas wilayah dan kebutuhan penanganan kebakaran.
Kasi Operasional Damkar Sampang, M Maftuh Fathurrahman, mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya hanya memiliki tujuh unit armada.
Dari jumlah tersebut, hanya dua unit mobil pemadam yang benar-benar memenuhi standar operasional.
"Mobil pemadam kebakaran yang sesuai standar hanya dua."
"Selebihnya merupakan kendaraan pendukung, seperti mobil suplai air dan kendaraan roda tiga," ujarnya kepada TribunMadura.com, Senin (22/12/2025).
Baca juga: Momen Damkar Selamatkan Bayi Menangis Terkunci di Kamar: Pintu Tak Bisa Dibuka, Jendela Diteralis
Menurutnya, dari tujuh armada tersebut, enam unit ditempatkan di Kota Sampang, sementara satu unit lainnya disiagakan di wilayah Pantura.
"Armada di Pantura melayani tiga kecamatan sekaligus, yakni Kecamatan Ketapang, Banyuates, dan Sokobanah," terangnya.
Secara ideal, kata Maftuh setiap mobil pemadam seharusnya didampingi satu kendaraan suplai air guna menunjang efektivitas pemadaman.
Namun kondisi tersebut belum dapat diterapkan lantaran keterbatasan anggaran daerah.
Tak hanya jumlah yang minim, persoalan lain juga datang dari usia kendaraan.
Sebagian besar armada yang digunakan Damkar Sampang saat ini merupakan kendaraan lama yang sudah berumur dan merupakan warisan dari periode sebelumnya.
"Kami sudah beberapa kali mengajukan penambahan armada ke Pemerintah Daerah, tetapi belum terealisasi."
"Kami memahami karena pengadaan mobil Damkar membutuhkan anggaran yang cukup besar," ungkapnya.
Untuk satu unit mobil pemadam berkapasitas kecil saja, anggaran yang dibutuhkan mencapai sekitar Rp1,5 miliar.
Sementara untuk kendaraan dengan kapasitas lebih besar, biayanya tentu jauh lebih tinggi.
Selain dukungan dari Pemerintah Daerah, sebagian armada Damkar Sampang juga berasal dari bantuan pihak lain.
Di antaranya melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dan bantuan lembaga keuangan.
"Armada yang ditempatkan di wilayah Pantura merupakan bantuan CSR dari Petronas."
"Sementara armada di dinas ada yang berasal dari Bank Jatim dan Banpres," tuturnya.
Meski kondisi armada tergolong tua, Maftuh menegaskan seluruh kendaraan masih dalam kondisi berfungsi dan siap digunakan saat terjadi kebakaran.
"Tidak ada armada yang rusak, semuanya masih bisa digunakan, hanya saja karena usianya sudah tua, performanya tidak bisa maksimal," pungkasnya.