FEATURE: DPRD Sikka Hadirkan Pohon Natal Berbahan Bambu 
December 22, 2025 05:19 PM

 

POS-KUPANG.COM, MAUMERE - MENJELANG perayaan Natal dan Tahun Baru, Ruas jalan Eltari Kota Maumere, Kabupaten Sikka dipenuhi pohon Natal dengan pernak-pernik nuansa Natal. Satu di antaranya, pohon Natal dari pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Sikka yang berbahan dasar bambu yang dihiasi lampu warna warni.

Ketua DPRD Sikka, Stef Sumandi menjelaskan, tumbuhan jenis bambu terdapat hampir di semua wilayah Kabupaten Sikka. Sejak dahulu bambu merupakan bahan dasar yang diperlukan masyarakat Sikka untuk membangun rumah dan banyak kerajinan lainnya. Karena itu bambu bernilai ekonomis dan bernilai budaya. 

Dikatakannya, Natal adalah peristiwa kelahiran Yesus Kristus sang Juru Selamat di  Kandang Betlehem. Suatu cara kehadiran dalam kesederhanaan. 

"Jika Tuhan Yang Mahakuasa saja menyatakan diri dengan cara yang sederhana, mengapa kita yang hanya numpang hidup bisa bermegah-megah? Padahal kesederhanaan tidak membuat hidup kita menjadi rumit, " ujarnya Jumat (19/12/2025).

Menurutnya, Bambu menandakan kesederhanaan itu. Tetapi lokalitasnya bisa memberi pesan kepada kita tentang kekayaan alam dan kemandirian rakyat. 

Dijelaskannya, membangun daerah ini mesti berangkat dari kapasitas lokal yang  dimiliki dan sumber daya rakyat.  Daerah ini memiliki banyak kekayaan alam dan kualitas sumber daya manusia yang cukup.

"Kita hanya butuh pemimpin yang mampu mengelola sumber daya ini dengan baik, " Tutupnya.
Sejumlah warga sengaja datang atau berhenti sejenak untuk merekam suasana Jalan El Tari yang dihiasi pohon Natal. 

Pohon Natal Mini

Sementara dari Atambua, Kabupaten Belu dilaporkan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, suasana Alun-alun Kota Atambua, Kabupaten Belu, tampak semarak.

Pantauan Pos Kupang pada Sabtu (20/12/2025) malam, deretan pohon Natal mini berwarna cerah, bunga hias, dan pernak-pernik buatan tangan menghiasi lapak sederhana milik seorang ibu rumah tangga, Febriana Yovita Suri.

Di bawah cahaya lampu malam, pohon-pohon Natal mini berbahan kawat buluh, pita, dan hiasan warna-warni terlihat mencolok. Bentuknya unik, dihiasi bintang di puncak, manik-manik, serta ornamen kecil yang dirangkai rapi. 

Bersama dengan pohon Natal, tersusun pula bunga hias aneka warna yang menyerupai bunga asli. Febriana menuturkan, pembuatan satu pohon Natal mini membutuhkan waktu sekitar satu hari. 

Ia mulai menekuni kerajinan tangan tersebut sejak lima bulan lalu. Hingga kini, sebanyak 26 pohon Natal mini telah terjual kepada pengunjung alun-alun.

“Harga pohon Natal mini Rp65 ribu. Kalau bunga hias Rp25 ribu sampai Rp30 ribu tergantung ukuran. Satu bunga bisa dibuat dua hari,” ujar Febriana saat ditemui Pos Kupang di lapaknya saat night market.

Selain pohon Natal dan bunga hias, ia juga menjual berbagai aksesori buatan tangan seperti bando perempuan dengan harga Rp15 ribu hingga Rp20 ribu, serta gantungan kunci seharga Rp5 ribu sampai Rp10 ribu. 

Tak hanya kerajinan tangan, Febriana juga menjajakan makanan lokal seperti keripik pisang, keripik jagung, dan keripik ubi. Aneka camilan tradisional itu disusun rapi di dalam kemasan plastik dan diletakkan dalam keranjang di samping lapak hiasan Natal.

Febriana mengaku usaha ini baru ia jalani dan akan terus dikembangkan hingga tahun 2026 mendatang. Seluruh keterampilan membuat kerajinan tersebut ia pelajari secara otodidak melalui media sosial. “Saya belajar otodidak dari TikTok dan YouTube,” ungkapnya.

Salah satu pembeli, Esri Laka, mengaku tertarik membeli pohon Natal mini karena tampilannya unik dan dibuat secara handmade. Menurutnya, harga yang ditawarkan juga terjangkau untuk kualitas kerajinan tersebut.

“Saya suka karena bentuknya lucu dan warnanya menarik. Cocok untuk hiasan rumah. Harganya juga masih terjangkau,” kata Esri. (awk/gus)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.