Camat Panakkukang Minta Ketua RT RW Turun Tangan Tuntaskan Urban Farming
December 22, 2025 08:56 PM

TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Pemerintah Kecamatan Panakkukang terus mendorong peran aktif Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) dalam pengembangan program urban farming.

Program ini menjadi salah satu prioritas Pemerintah Kota Makassar di bawah kepemimpinan Wali Kota Munafri Arifuddin dan Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham.

Camat Panakkukang, M Ari Fadli, menyampaikan ke depan pengembangan urban farming akan diarahkan berbasis RT dan RW. 

Selama ini, pelaksanaan program masih berada pada level kelurahan, namun Pemerintah Kota Makassar menginginkan pendekatan yang lebih dekat dengan masyarakat.

“Keinginan Bapak Wali Kota itu urban farming berbasis RW dan RT. Kemarin masih berbasis kelurahan, ke depan harapannya berbasis RT/RW,” ujar M Ari Fadli, Senin (22/12/2025).

Kecamatan Panakkukang sendiri memiliki sekitar 565 RT dan RW yang tersebar di sebelas kelurahan, yakni Karampuang, Karuwisi, Karuwisi Utara, Masale, Pampang, Pandang, Sinrijala, Tamamaung, Tello Baru, Paropo, dan Panaikang.

Jumlah tersebut dinilai sangat potensial untuk menggerakkan urban farming secara masif hingga ke tingkat lingkungan terkecil.

Menurut Ari Fadli, RT dan RW diharapkan tidak hanya menjadi pelaksana, tetapi juga motor penggerak yang mampu memotivasi warga di wilayahnya masing-masing.

Apalagi, RT/RW baru hasil pemilihan akan segera dilantik dan dikukuhkan pada 29 Desember 2025.

“RT/RW yang akan dilantik ini kami harapkan sudah memiliki motivasi dan program nyata, termasuk urban farming. Ini bukan sekadar program, tetapi gerakan bersama di tingkat lingkungan,” jelasnya.

Ia menambahkan, urban farming akan menjadi salah satu indikator penilaian dalam pemberian insentif RT dan RW.

Karena itu, keterlibatan aktif pengurus RT/RW sangat menentukan keberhasilan program tersebut.

“Harapan kami, awal Januari 2026 sudah mulai berjalan. Karena urban farming ini juga menjadi indikator penilaian insentif RT/RW,” ungkapnya.

Selain fokus pada pertanian perkotaan, Pemerintah Kecamatan Panakkukang juga menaruh perhatian serius pada pengelolaan sampah, khususnya sampah organik.

Salah satu contoh yang dinilai berhasil adalah pengembangan budidaya maggot di Kelurahan Paropo.

Melalui pengolahan sampah organik menjadi pakan maggot, volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) dapat ditekan secara signifikan.

Program ini dinilai sangat relevan mengingat Panakkukang merupakan kawasan yang didominasi rumah makan, kafe, hotel, dan pusat bisnis, yang menjadi salah satu penyumbang terbesar timbulan sampah.

“Harapan kami bukan hanya Pak Sulaiman saja yang mengembangkan maggot. Kalau bisa di 10 atau 11 kelurahan lain juga ada. Kalau satu lokasi bisa mengolah lima ton sampah, bayangkan kalau dikali beberapa kelurahan,” kata Ari Fadli.

Ia menegaskan, peran RT dan RW juga sangat penting dalam mendorong pengelolaan sampah berbasis lingkungan.

RT/RW diharapkan mampu mengajak warga memilah sampah sejak dari rumah, baik sampah organik maupun nonorganik.

Untuk sampah nonorganik, khususnya plastik, Pemerintah Kecamatan Panakkukang juga mendorong penguatan bank sampah di tingkat wilayah.

Dengan pengelolaan yang baik, sampah tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.

“Kalau RT/RW, masyarakat, dan pemerintah bisa bersinergi, maka ketahanan pangan bisa kita perkuat, dan produksi sampah bisa kita tekan secara signifikan,” pungkasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.