TRIBUNGAYO.COM - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus melakukan percepatan penanganan dampak banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Aceh.
Bencana yang terjadi akhir November 2025 telah memutuskan akses transportasi di berbagai titik.
Terutama pada ruas jalan nasional yang menjadi jalur vital penghubung antarwilayah di Aceh.
Hingga Minggu (21/12/2025) pukul 10.00 WIB, sebagian besar ruas jalan nasional yang sebelumnya lumpuh kini sudah kembali fungsional dan dapat dilintasi kendaraan.
Meski demikian, sejumlah titik masih dilakukan sistem buka tutup karena kondisi jalan belum sepenuhnya stabil.
Upaya percepatan ini dilakukan untuk memulihkan konektivitas antarwilayah yang sempat terputus akibat bencana.
Kementerian PU menegaskan bahwa akses jalan nasional memiliki peran strategis, bukan hanya sebagai jalur utama mobilitas masyarakat.
Tetapi juga sebagai urat nadi distribusi logistik, bahan pangan, serta kebutuhan darurat bagi warga terdampak.
Melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh, pemerintah memprioritaskan pembukaan akses jalan nasional dengan mengerahkan alat berat, tenaga teknis, dan dukungan logistik di lapangan.
Dengan langkah cepat ini, Kementerian PU menargetkan seluruh ruas jalan nasional yang terdampak dapat segera pulih sepenuhnya, sehingga konektivitas di Aceh kembali normal dan stabil.
“Kementerian PU terus berusaha agar akses ini kembali fungsional secepat mungkin.
Jalan dan jembatan merupakan urat nadi pergerakan masyarakat dan distribusi logistik,” kata Menteri PU, Dody Hanggodo.
Kementerian PU memastikan bahwa lintas timur dan lintas barat Aceh pada prinsipnya telah kembali fungsional.
Saat ini, pekerjaan yang masih dilakukan berupa pembersihan material lumpur, kayu, dan sisa longsoran di sejumlah titik.
Pada lintas timur Aceh, akses jalan nasional telah terhubung mulai dari Kota Banda Aceh hingga perbatasan Provinsi Sumatera Utara.
Ruas Banda Aceh–Meureudu kini sudah tersambung, disusul ruas Meureudu–Batas Pidie Jaya/Bireuen yang telah fungsional sejak 12 Desember 2025 setelah dilakukan penimbunan oprit jembatan yang runtuh.
Selanjutnya, ruas Kota Bireuen–Batas Bireuen/Aceh Utara juga telah dapat dilalui melalui jalur alternatif dengan pemasangan Jembatan Bailey di Awe Geutah.
Akses ini mulai difungsikan secara terbatas sejak 19 Desember 2025.
Kementerian PU juga memastikan ruas jalan dari Kota Lhokseumawe hingga Kota Langsa telah dapat dilalui setelah pembersihan sedimen rampung pada 10 Desember 2025.
Ruas Kota Langsa–Kuala Simpang menyusul fungsional pada 19 Desember 2025.
Sementara itu, ruas Kuala Simpang–Batas Provinsi Sumatera Utara kini sudah dapat dilalui seluruh jenis kendaraan, meskipun pembersihan material lumpur dan kayu masih terus dilakukan.
Di wilayah tengah dan barat Aceh, sejumlah ruas strategis juga telah kembali terhubung.
Ruas Kota Bireuen–Batas Bireuen/Bener Meriah telah fungsional sejak 18 Desember 2025 setelah pemasangan Jembatan Bailey di Jembatan Teupin Mane serta penanganan sementara pada titik longsoran.
Ruas Blangkejeren–Batas Gayo Lues/Aceh Tenggara juga telah kembali terhubung sejak 19 Desember 2025 setelah penanganan longsoran diselesaikan.
Sementara itu, pada ruas Batas Aceh Tengah/Nagan Raya–Lhokseumot–Jeuram, kendaraan roda dua dan roda empat sudah dapat melintas.
Pada ruas ini, satu unit jembatan yang sempat putus ditangani melalui penimbunan oprit, pemasangan jembatan darurat.
Dan dilanjutkan dengan pemasangan Jembatan Bailey yang ditargetkan fungsional pada 25 Desember 2025.
Untuk ruas Kota Kutacane–Batas Provinsi Sumatera Utara, akses jalan juga telah kembali dapat dilalui.
Sedangkan pada ruas Batas Gayo Lues/Aceh Tenggara–Kota Kutacane, penanganan sembilan titik longsoran telah selesai.
Dua jembatan yang terdampak tetap dapat digunakan melalui jalan sementara sambil menunggu penyelesaian pemasangan Jembatan Bailey yang ditargetkan rampung pada 27 Desember 2025.
Kementerian PU menegaskan akan terus melakukan pemantauan dan percepatan penanganan di seluruh titik terdampak bencana.
Upaya ini dilakukan melalui kerja sama dengan pemerintah daerah, BUMN Karya dan TNI.
Guna memastikan akses jalan nasional di Aceh pulih sepenuhnya secara aman dan berkelanjutan sesuai target yang telah ditetapkan. (*)
Baca juga: Produk Cabai Aceh Tengah Diminati di Jakarta, Wagub Rano Karno Puji Kualitasnya