Dari Olahraga ke Destinasi: Kemenpora–Kemenpar Bangun Sport Tourism
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) resmi menjalin kerja sama dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sebagai langkah strategis memperkuat sinergi lintas sektor dalam pengembangan kepemudaan, olahraga, dan pariwisata nasional.
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir dan Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana yang berlangsung di Auditorium Kemenpora, Senayan, Jakarta, Senin (22/12/2025).
Baca juga: Presiden Prabowo ke Menpora Erick Thohir: Selamat Atas 91 Medali Emas SEA Games 2025
Menpora Erick Thohir menyampaikan bahwa transformasi dan penguatan program di lingkungan Kemenpora membutuhkan dukungan serta kolaborasi dengan kementerian dan lembaga lain. Menurutnya, sinergi lintas sektor menjadi kunci untuk mendorong efektivitas program dan pemanfaatan sumber daya secara optimal.
Ia mencontohkan sejumlah kolaborasi yang telah berjalan, antara lain dalam penataan dan prioritas anggaran bersama BPKP dan Kejaksaan, serta pemanfaatan fasilitas olahraga daerah melalui kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian UMKM.
“Kalau kita mau sama-sama memajukan, tentu semua lini sektor perlu kita dorong bersama. Di Kementerian Pemuda dan Olahraga, banyak potensi yang bisa disinergikan, dan inilah yang paling penting,” ujar Erick usai penandatanganan MoU.
Dalam kesempatan tersebut, Erick menyoroti sport tourism sebagai salah satu sektor potensial yang perlu dikembangkan secara lebih masif. Menurutnya, keunggulan alam Indonesia membuka peluang besar untuk berbagai aktivitas olahraga, mulai dari surfing, beach soccer, dan voli pantai, hingga penyelenggaraan ajang berskala besar seperti MotoGP dan marathon.
“Hari ini Kementerian Pariwisata menanyakan sinergi yang bisa dilakukan. Bagaimana kita meningkatkan dampak sport tourism di Indonesia, karena dengan keindahan alam yang kita miliki, sektor ini sebenarnya belum digarap secara menyeluruh,” katanya.
Ia menambahkan, pengembangan sport tourism tidak selalu membutuhkan infrastruktur besar, melainkan dapat dimulai dari pemenuhan fasilitas pendukung dasar di lokasi-lokasi potensial.
“Pantai kita panjang dan indah, bisa dimanfaatkan untuk berbagai olahraga. Yang dibutuhkan terkadang hanya fasilitas pendukung seperti toilet dan ruang ganti yang layak,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyambut positif kerja sama tersebut.
Ia menilai sport tourism memiliki dampak langsung terhadap pergerakan ekonomi daerah melalui peningkatan kunjungan wisata serta pemberdayaan UMKM lokal.
“Tentu kami senang jika semakin banyak event olahraga digelar di destinasi wisata. Pergerakan wisatawan meningkat, UMKM hidup, dan masyarakat daerah memperoleh manfaat ekonomi,” kata Widiyanti.
Ia menegaskan kesiapan Kementerian Pariwisata untuk berinovasi dalam pengembangan berbagai event olahraga, seperti marathon, sepeda, triathlon, hiking, hingga aquabike di destinasi unggulan, termasuk Mandalika dan Danau Toba.
Selain itu, Kemenpar juga menawarkan dukungan pelatihan melalui enam politeknik pariwisata untuk menyiapkan sumber daya manusia muda di bidang sport tourism.
“Selain event besar seperti MotoGP di Mandalika, masih banyak potensi lain seperti surfing dan triathlon. Kami juga memiliki enam politeknik pariwisata yang siap mendukung pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM agar sinergi antara olahraga dan pariwisata dapat berjalan optimal,” ujarnya.
Menpora Erick menambahkan bahwa program youth camp juga akan disinergikan dengan pengembangan sport tourism.
Program tersebut direncanakan melibatkan perwakilan pemuda dari enam wilayah sebelum dipusatkan dalam satu provinsi untuk pelaksanaan kegiatan.
Melalui penandatanganan MoU ini, Kemenpora dan Kementerian Pariwisata berharap kolaborasi lintas sektor dapat diperluas dan dijalankan secara berkelanjutan guna mendukung kemajuan olahraga, kepemudaan, dan pariwisata nasional.