TRIBUNTRENDS.COM - Polemik gosip miring yang mengaitkan Ridwan Kamil dengan penyanyi Aura Kasih kini memasuki babak baru.
Jika sebelumnya publik disuguhi rangkaian pantun yang menyebut nama Aura Kasih dalam berbagai acara resmi, kali ini perhatian beralih pada jejak digital lama yang tak kalah mengundang tafsir.
Sebuah cuitan lawas Ridwan Kamil di media sosial kembali mencuat dan viral. Cuitan tersebut berasal dari masa ketika ia belum terjun ke dunia politik, jauh sebelum namanya dikenal sebagai mantan Gubernur Jawa Barat yang kerap berpantun di hadapan publik.
Fakta ini membuat sebagian warganet terhenyak.
Ternyata, penyebutan nama Aura Kasih oleh Ridwan Kamil bukan hanya terjadi beberapa tahun terakhir, melainkan sudah muncul lebih dari satu dekade lalu.
Baca juga: Ridwan Kamil Ternyata Sering Sebut Nama Aura Kasih di Depan Publik, Kode Jalin Hubungan Spesial?
Jejak digital itu berasal dari sebuah unggahan di platform X (dulu Twitter) yang diposting pada 1 Juli 2010. Pada masa itu, Ridwan Kamil masih berstatus sebagai dosen tidak tetap di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan aktif berinteraksi santai dengan sejumlah akun.
Dalam percakapan tersebut, Ridwan Kamil terlihat bercanda dengan akun @capung_cpnk (Kang Capung). Sebuah balasan yang ditulisnya kini kembali ramai dibicarakan warganet.
Dalam cuitan itu, Ridwan Kamil menuliskan:
“Kang capung gak minum asi tapi asi : Aur*a Kasi*h susu :D”.
Cuitan tersebut merupakan balasan dari unggahan akun @capung_cpnk yang berbunyi:
“sama :Dre: Pasta saya selalu terlihat sehat dan montok :)”.
Kala itu, interaksi tersebut dipahami sebagai candaan ringan khas media sosial.
Namun, seiring berkembangnya isu yang mengaitkan Ridwan Kamil dan Aura Kasih di masa kini, cuitan lama tersebut kembali dibaca dengan sudut pandang yang sama sekali berbeda.
Munculnya kembali cuitan bercanda ini terjadi di tengah derasnya klarifikasi dan spekulasi mengenai hubungan Ridwan Kamil dan Aura Kasih.
Sebelumnya, kuasa hukum Atalia Praratya, Debi Agusfriansa, telah menegaskan bahwa nama Aura Kasih tidak tercantum dalam dokumen gugatan cerai. Ia juga secara tegas membantah rumor perselingkuhan yang menyeret nama penyanyi tersebut.
Namun, bantahan tersebut belum sepenuhnya meredam rasa penasaran publik.
Beredarnya kembali video pantun Ridwan Kamil yang menyebut nama Aura Kasih, kini diperkuat dengan cuitan lawas era pra-politik, justru memicu gelombang tafsir baru di kalangan warganet.
Jejak digital lama itu dianggap sebagian publik sebagai penguat narasi bahwa penyebutan nama Aura Kasih oleh Ridwan Kamil bukanlah sesuatu yang muncul tiba-tiba.
Tak sampai di situ, beberapa tahun kemudian, Ridwan Kamil juga sering menyebut nama Aura Kasih di berbagai kesempatan.
Mulai dari acara militer, forum keagamaan, hingga momen politik, nama Aura Kasih muncul berulang di berbagai panggung formal yang dihadiri Ridwan Kamil.
Lokasi-lokasi tersebut kini dibaca ulang publik sebagai rangkaian peristiwa yang saling terhubung, membentuk pola yang tak lagi dianggap kebetulan semata.
Jejak digital yang dahulu berlalu tanpa riuh, kini seolah kembali hidup dan ditafsirkan dengan sudut pandang yang jauh berbeda.
Baca juga: Sajadah Gambar Lukisan Tangan Ridwan Kamil untuk Aura Kasih, Interaksi Lawas Viral, Atalia Tahu
Berbagai unggahan, cuplikan video, hingga kebiasaan Ridwan Kamil berpantun yang menyelipkan nama Aura Kasih sejak beberapa tahun lalu, mendadak kembali menjadi sorotan.
Potongan-potongan itu kini dianggap publik sebagai kepingan teka-teki yang saling berkaitan.
Pantun-pantun yang sebelumnya dipahami sebagai guyonan ringan, kini ditafsirkan ulang sebagai “kode” yang memantik spekulasi tentang adanya hubungan spesial di balik layar.
Jejak digital yang paling banyak disorot publik adalah kebiasaan Ridwan Kamil menggunakan nama Aura Kasih sebagai sampiran pantun dalam berbagai acara resmi.
Menariknya, penggunaan nama tersebut tidak terjadi satu atau dua kali, melainkan berulang sejak tahun 2021.
Salah satu momen yang kini kembali viral terjadi saat Ridwan Kamil menghadiri acara perpisahan Pangdam III/Siliwangi Nugroho Budi Wiryanto pada 2021.
Di hadapan tamu undangan, ia menutup sambutannya dengan pantun yang menyebut nama Aura Kasih:
“Aura Kasih nampang di baliho
Konser Jumat di Cibiru
Terima kasih kami ucapkan ke Pak Nugroho
Sukses dan sehat di tempat yang baru.”
Kala itu, pantun tersebut tak menimbulkan kegaduhan. Nama Aura Kasih dianggap sekadar rima populer yang mudah diingat dan lazim digunakan sebagai sampiran.
Namun, pandangan publik berubah seiring mencuatnya isu personal Ridwan Kamil ke ruang publik.
Pantun dengan pola serupa kembali dilontarkan Ridwan Kamil saat menghadiri Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-37 tingkat Jawa Barat di Sumedang pada Juni 2022.
Di lokasi berbeda dan dalam suasana religius, nama Aura Kasih kembali muncul:
“Aura Kasih pergi makan rendang
Atta Halilintar pergi makan bakso tulang
Terima kasih untuk masyarakat Sumedang
MTQ Jabar sukses dengan gemilang.”
Potongan video sambutan tersebut kembali beredar luas di media sosial. Kali ini, reaksi warganet jauh lebih tajam.
Baca juga: Postingan Lawas Aura Kasih Viral, Pose Ridwan Kamil di Tepi Danau Jadi Bukti, Kebetulan Atau Kode?
Publik mulai mempertanyakan alasan di balik konsistensi penggunaan nama Aura Kasih dalam berbagai acara formal.
Dari panggung militer hingga forum keagamaan, nama yang sama terus disebut.
Kebiasaan tersebut ternyata tidak berhenti di situ. Pada 2023, saat Ridwan Kamil resmi bergabung dengan Partai Golkar, ia kembali menyelipkan nama Aura Kasih dalam pantunnya.
Dalam momen politik tersebut, Ridwan Kamil mengucapkan pantun:
“Aura Kasih naik dokar ke Surabaya
Perginya belanja baju kebaya
Terima kasih Golkar atas penerimaannya
Mari bersama sejahterakan Indonesia.”
Pantun ini kembali diputar, diunggah ulang, dan dianalisis oleh warganet.
Banyak yang menilai, penggunaan nama yang sama secara berulang selama bertahun-tahun di lokasi dan konteks yang berbeda bukanlah sesuatu yang terjadi tanpa alasan.
“Kalau sekali mungkin kebetulan, tapi ini berkali-kali,” tulis seorang netizen di kolom komentar unggahan ulang video tersebut.
Kini, lokasi-lokasi tempat Ridwan Kamil menyebut nama Aura Kasih dari Cibiru, Sumedang, hingga momen politik nasional menjadi bagian dari narasi besar yang terus dibedah publik.
Apa yang dulu berlalu sebagai pantun ringan, kini berubah menjadi bahan tafsir yang memancing spekulasi.
Jejak digital itu tak pernah benar-benar hilang, hanya menunggu waktu untuk kembali dibaca dengan makna yang berbeda.
Dan di tengah derasnya perbincangan, satu hal yang jelas: nama Aura Kasih dalam pantun Ridwan Kamil telah menjadi simbol dari teka-teki yang hingga kini masih mengundang tanda tanya publik.
***
(TribunTrends/Jonisetiawan)