Menapak Hutan Adat Gunung Parung Sepaku, Wisata Autentik Baru di Jantung Nusantara
December 23, 2025 09:19 AM

TRIBUNKALTIM.CO,PENAJAM - Langkah kaki menyusuri hutan, udara lembap khas Kalimantan, dan cerita-cerita lama yang hidup di antara pepohonan.

Itulah pengalaman yang ditawarkan Authentic Hiking Gunung Parung, paket wisata baru yang kini resmi dibuka untuk publik di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) berada di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).

Berada di wilayah Hutan Adat Suku Balik Sepaku, Gunung Parung tidak hanya menawarkan jalur pendakian alami, tetapi juga ruang belajar tentang budaya, alam, dan kehidupan masyarakat setempat.

Wisatawan diajak berjalan perlahan, mendengar kisah, mengenal tanaman hutan, hingga terlibat dalam aktivitas sederhana seperti menanam pohon, bukan sekadar simbol, melainkan bagian dari keseharian warga dalam menjaga hutan.

Baca juga: Polres Penajam Paser Utara Cek Kesiapan Jalan Tol IKN Jelang Operasi Lilin 2025

Peluncuran perdana paket wisata ini berlangsung meriah namun bersahaja.

Lebih dari 50 peserta dari berbagai daerah di Kalimantan Timur, mulai dari Samarinda, Balikpapan, hingga Penajam Paser Utara (PPU) ikut merasakan langsung pengalaman mendaki tanpa hiruk-pikuk.

Yang hadir justru rasa ingin tahu dan keinginan untuk lebih dekat dengan alam dan budaya.

Gunung Parung menjadi destinasi pertama di kawasan IKN, yang mengusung konsep Balik Nan Living Museum, di mana hutan, jalur pendakian, dan aktivitas masyarakat menjadi “ruang pamer” yang hidup.

Pemandu wisata berasal dari warga lokal yang selama ini menjaga kawasan tersebut, sehingga setiap cerita yang disampaikan lahir dari pengalaman, bukan hafalan.

“Pendekatan living museum membuat wisata tidak berhenti pada pemandangan, tetapi membuka ruang dialog antara pengunjung, alam, dan budaya yang masih hidup,” kata Direktur Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Otorita IKN, Muhsin Palinrungi, Selasa (23/12/2025).

Paket wisata ini lahir dari proses pendampingan intensif kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gunung Parung.

Selama hampir sebulan, pengelola lokal mengikuti lokakarya, tentang pengemasan pengalaman wisata, penyusunan alur cerita berbasis budaya, hingga cara memperkenalkan destinasi secara sederhana namun bermakna.

Hasilnya, Gunung Parung kini tampil sebagai destinasi yang tidak menjual sensasi, tetapi menghadirkan pengalaman.

Pendekatan yang digunakan menempatkan masyarakat sebagai pemilik cerita, sekaligus penjaga kawasan, bukan sekadar pelengkap destinasi.

Kedepan, Gunung Parung masuk dalam prioritas pengembangan pariwisata Nusantara.

Baca juga: Libur Sekolah, Warga Kaltim Ramai Kunjungi IKN dan Berfoto di Istana Negara

Otorita IKN tengah menyiapkan kajian pemasaran dan skema pengembangan wisata berkelanjutan, agar pengalaman ini tetap terjaga, sekaligus membuka peluang ekonomi bagi warga sekitar tanpa mengorbankan alam dan budaya.

“Gunung Parung menunjukkan bahwa wisata bisa tumbuh pelan, membumi, dan tetap memberi manfaat nyata bagi masyarakat lokal,” jelasnya. (*)

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.