TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA - Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah atau Polda Kalteng, mengusut penembakan terhadap 4 warga Desa Kenyala, Kotawaringin Timur (Kotim).
Penembakan tersebut terjadi di wilayah perkebunan sawit perusahaan besar swasta (PBS) pada Senin (22/12/2025) sekira pukul 18.00 WIB.
Informasi terhimpun, penembakan itu dilakukan oleh aparat penegak hukum (APH).
Kapolda Kalteng Irjen Pol Iwan Kurniawan mengatakan, pihaknya telah mengirim tim untuk mengusut penembakan tersebut.
"Saya sudah kirim tim ke sana, ke TKP," ujar Iwan usai menghadiri rapat koordinasi persiapan pengamanan natal di Istana Isen Mulang, Selasa (23/12/2025).
Iwan mengungkapkan, pihaknya telah menerima informasi penembakan itu. Ia menyebut, warga yang ditembak diduga mencuri di area perkebunan sawit.
"Kemudian setelah dilakukan patroli, warga tersebut melarikan diri. Kemudian dilakukan tindakan tegas terukur," ungkapnya.
Diketahui sebelumnya, 4 warga Desa Kenyala yang tertembak itu masing-masing inisial IS (45), J (62), AM (48), dan F (18).
Warga inisial F sempat dilarikan ke RSUD dr Murjani, sedangkan 3 lainnya dirawat di rumah masing-masing.
Camat Telawang, Dedi Jauhari membenarkan kejadian penembakan tersebut.
"Kami juga masih menunggu informasi lebih lanjut, karena ini masuk proses hukum jadi menunggu penyelidikan dan sebagainya," kata Dedi saat dihubungi TribunKalteng.com dari Palangka Raya, Selasa (23/12/2025).
Saat ini, belum diketahui kondisi warga yang dilarikan ke rumah sakit tersebut.
Informasi terhimpun penembakan ini melibatkan aparat yang bertugas di sekitar perkebunan sawit milik perusahaan tersebut.
Belum diketahui penyebab pasti penembakan itu. Dedi menduga, penembakan tersebut tak lepas dari aksi penjarahan sawit.
Menurut Dedi, di Kecamatan Telawang memang kerap terjadi aksi pencurian buah sawit.
Baca juga: 4 Warga Desa Kenyala Kotim Kalteng Ditembak di Kebun Sawit, 1 Dilarikan ke RSUD Murjani Sampit
Baca juga: Breaking News, 4 Warga Desa Kenyala Diduga Ditembak Aparat di HGU PT Wilmar, DAD Kotim Turun Tangan
"Itu sudah hampir setiap hari," ungkapnya.
Ia juga menambahkan, tak ada konflik sosial maupun permasalahan plasma yang terjadi di wilayah tersebut.
"Semua sudah diberikan, bahkan sudah masuk rekening masing-masing," kata Dedi.
Dedi menegaskan, bakal membela masyarakat yang menuntut haknya. Namun, ia juga tak membenarkan perilaku kriminal.
"Tapi untuk saat ini lebih jelasnya, kami akan mengonfirmasi ke pihak perusahaan dan kepolisian," tutup Dedi.