Laporan Wartawan Tribun Gayo Bustami I Bener Meriah
TribunGayo.com, REDELONG - Ratusan pengendara tampak mulai mengelur membentuk antrean di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pante Raya, Kecamatan Wih Pesam, Kabupaten Bener Meriah, Selasa (23/12/2025).
Baca juga: Krisis BBM di Bener Meriah Pasca Bencana Alam, Antrean Kendaraan Sangat Panjang di SPBU
Entah mendapat kabar dari mana, namun sejak pagi, kendaraan roda dua hingga mobil pribadi mulai ramai di depan SPBU.
Diketahui, hampir sebulan Bener Meriah mengalami krisis Bahan Bakar Minyak (BBM), akibat putusnya akses jalan dan jembatan akibat bencana alam beberapa waktu lalu.
Semua jalur distribusi darat lumpuh, sementara kebutuhan hidup tak bisa menunggu terlalu lama, terpaksa Pertamina memasok BBM lewat jalur udara.
Pertamina sebelumnya, memang telah memasok BBM ke SPBU Pante Raya via udara sebanyak dua ton.
Karena terbatas, pihak SPBU pun melakukan pengisian terbatas ke masyarakat, dimana untuk kendaraan roda dua Rp 20.000 per kendaraan dan roda empat Rp 100.000 per mobil.
Hari ini, informasi BBM masuk via udara kembali menyebar dengan cepat dari mulut ke mulut, sehingga sejak pagi warga mendatangi SPBU Pante Raya.
"Semalam kami dapat kabar katanya hari ini masuk minyak lagi di SPBU Pante Raya, makanya kami langsung mengantre," ujar Rina seorang ibu rumah tangga di Bener Meriah kepada TribunGayo.com, Selasa (23/12/2025).
Namun, harapan itu masih bercampur ketidakpastian, kerena hingga menjelang siang BBM masih tak kunjung tiba di SPBU Pante Raya.
Baca juga: Bener Meriah Masih Terisolir, Pertamina Kirim BBM dengan Pesawat Melalui Bandara Kualanamu
Salah satu pekerjaan di SPBU Pante Raya, Imam membenarkan jika adanya wacana pengiriman BBM via udara untuk hari ini sebanyak empat ton.
"Kabarnya hari ini ada masuk empat ton jenis Pertalite, cuma kami belum tau jam berapa pastinya, namun yang intinya kapan saja masuk langsung kita lakukan penjualan," demikian kata Imam singkat kepada wartawan.
Meski demikian, bagi warga yang sudah berjam-jam menunggu, setetes BBM pun menjadi harapan besar setidaknya untuk kembali beraktivitas.
Baik mengantar anak sekolah, berobat, atau sekadar bertahan ditengah krisis yang belum sepenuhnya usai.
Di lain sisi, di tengah keterbatas BBM di Bener Meriah muncul fenomena pedagang minyak dadakan diberbagai persimpangan jalan hingga kios-kois pengecer di Bener Meriah.
Namun harga BBM yang dijual melonjak tajam, dimana pedagang menjual bensin dengan harga Rp 25.000 per liter hingga Rp 30.000 per liter.
Para penjual dadakan itu mengaku harus berjalan kaki hingga 15 kilometer (Km) melewati jalur Bener Meriah- Lhokseumawe demi mendapatkan BBM.
Medan terjal dan jalur rusak menjadi tantangan sehari-hari, hanya untuk memastikan warga Bener Meriah masih bisa menyalakan mesin kendaraannya. (*)
Baca juga: Pedagang BBM Dadakan Menyebar di Bener Meriah, Tarif Ditekan Rp 30.000-35.000/Liter