TRIBUNLOMBOK.COM - Mengeksplorasi kekayaan kuliner di Kota Bima tidak akan lengkap tanpa mencicipi kudapan legendaris asal Kelurahan Penaraga, Kecamatan Raba.
Dikenal dengan nama Serabi Pandan Penaraga, penganan ini telah menjadi identitas bagi masyarakat setempat, keunikan aroma dan proses pembuatannya yang masih mempertahankan tradisi leluhur.
Berbeda dengan serabi di daerah lain, Serabi Penaraga memiliki ciri khas pada warna hijau alaminya yang memikat.
Warna dan aroma wangi tersebut didapatkan murni dari perasan daun pandan asli yang ditumbuk manual menggunakan lesung batu, tanpa sedikit pun sentuhan pewarna buatan atau bantuan mesin.
Keaslian rasa Serabi Penaraga tetap terjaga karena para perajinnya.
Proses pemanggangan tidak menggunakan kompor gas, melainkan tungku kayu bakar dengan wajan yang terbuat dari tanah liat.
Teknik ini memberikan aroma "smoky" yang khas dan tekstur legit yang tidak bisa dihasilkan oleh peralatan modern.
Bahan dasarnya pun sangat sederhana namun berkualitas, yakni tepung beras pilihan yang dicampur dengan air perasan pandan asli. Kesederhanaan bahan inilah yang justru menonjolkan kekuatan rasa alaminya.
Meskipun proses pembuatannya cukup menguras tenaga, Serabi Pandan Penaraga dijual dengan harga yang sangat terjangkau, yakni hanya Rp2.000 per serabi.
Bagi wisatawan atau warga lokal, Serabi Pandan Penaraga kini semakin mudah ditemukan. Selain tersebar di berbagai pasar tradisional, Anda bisa langsung mengunjungi sepanjang jalan di Lingkungan Penaraga.