Jakarta Punya Modal Jadi Kota Sinema, Pemprov Dorong Kolaborasi IKJ hingga Industri Film
December 23, 2025 05:49 PM

TRIBUNJAKARTA.COM, SENEN - Jakarta Kota Sinema menjadi salah satu program yang digaungkan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno.

Sekretaris Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Retno Setiowati menilai Jakarta memiliki modal kuat untuk berkembang sebagai kota sinema.

Mulai dari kekayaan narasi urban, komunitas kreatif yang dinamis, hingga infrastruktur pendukung yang terus berkembang.

Menurutnya, berbagai potensi tersebut menjadikan Jakarta sebagai ruang subur bagi tumbuh kembang ekosistem perfilman.

“Kekayaan narasi urban, komunitas kreatif yang dinamis, serta infrastruktur pendukung menjadikan Jakarta sebagai ruang yang ideal bagi tumbuh kembang ekosistem perfilman,” ujarnya saat menghadiri penyerahan penghargaan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) untuk para pelaku seni perfilman di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (23/12/2025).

Meski demikian, Retno menegaskan pengukuhan Jakarta sebagai kota sinema tidak dapat dilakukan secara instan.

Diperlukan langkah-langkah strategis yang terencana, terintegrasi, dan berkelanjutan.

“Untuk mengukuhkan posisi Jakarta sebagai kota sinema, sangat diperlukan langkah-langkah yang strategis, terencana, berintegrasi, serta berkelanjutan,” katanya.

Retno menuturkan, penguatan ekosistem perfilman tidak bisa hanya mengandalkan komunitas film semata, melainkan membutuhkan kolaborasi lintas sektor, mulai dari ekosistem pendidikan, pelaku industri, komunitas film, hingga para pemangku kepentingan lainnya.

“Kolaborasi antara dunia pendidikan, industri, komunitas film, dan para pemangku kepentingan menjadi kunci utama,” ujarnya.

Dalam konteks tersebut, IKJ dinilai memiliki peran yang sangat strategis.

Sebab, IKJ tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan seni, tetapi juga sebagai pusat pengembangan sumber daya manusia yang bergelut di industri film.

“Melalui pendidikan, riset, produksi, festival, dan pengabdian kepada masyarakat, IKJ dapat menjadi katalisator utama dalam membangun ekosistem perfilman Jakarta yang inklusif, variatif, dan berdaya saing global,” jelasnya.

Sementara itu, Rektor IKJ, Syamsul Maarif, mengatakan sebagai perguruan tinggi seni, IKJ memiliki tanggung jawab akademik dan sosial untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan budaya serta penguatan ekosistem perfilman Jakarta.

“Jakarta harus berkembang tidak hanya sebagai lokasi produksi film, tetapi juga sebagai ruang ide, kreativitas, dan kolaborasi lintas disiplin seni,” ujar Syamsul.

Menurutnya, IKJ memiliki peran strategis dalam menyiapkan seniman dan insan perfilman yang akan mengisi dan menguatkan ekosistem kota sinema.

“IKJ memiliki peran strategis dalam menyiapkan seniman dan insan perfilman yang akan mengisi ekosistem kota sinema,” tegasnya.

Syamsul menekankan, terwujudnya Jakarta sebagai kota sinema membutuhkan kerja kolaboratif dan jejaring yang berkelanjutan. Ia menilai seluruh cabang seni memiliki peran penting karena seni bersifat horizontal dan saling terhubung.

“Semua disiplin seni saling menopang dalam membangun identitas Jakarta sebagai kota sinema yang inklusif dan berkelanjutan,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Pembina Yayasan Seni Budaya Jakarta, Arie Budhiman, menegaskan IKJ merupakan bagian tak terpisahkan dari ekosistem industri kreatif Jakarta yang harus dibangun secara terintegrasi dari hulu ke hilir.

“Penguatan kota sinema membutuhkan komitmen, kolaborasi, konsistensi, kompetensi, dan dampak yang terukur. Tanpa konsistensi, mimpi Jakarta sebagai kota sinema akan sulit terwujud,” ujar Arie.

Dalam rangkaian kegiatan itu, IKJ juga menyerahkan Apresiasi Penghargaan Film 2025 kepada para sineas dan pekerja film nasional, di antaranya M. Kanz Daffa (Will Today Be A Happy Day), Zancko Zebedillah Zayyaan bersama Kolase Films (Rahasia Umum), Suryana Paramita, Yandy Laurens, Hanung Bramantyo, Ismail Fahmi Lubis, Azhar Kinoi Lubis, Amar Haikal, Batara Goempar, Dimas Bagus Triatma, Ical Tanjung, Muhammad Firdaus, Roy Lolang, Eros Eflin, Frans Paat, Aline Jusria, Dinda Amanda, Wawan I Wibowo, Indrasetno Vyatrantra, Ichsan Rachmaditta, Wahyu Tri Purnomo, hingga Mira Lesmana.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.