TOBOALI, BABEL NEWS - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Bangka Selatan menggelar Rapat Kerja Kabupaten (Rakerkab) perdana bersama seluruh cabang olahraga (cabor) usai kepengurusan baru dilantik empat bulan lalu. Forum ini menjadi titik awal konsolidasi internal sekaligus penentu arah pembinaan atlet menuju Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bangka Belitung pada tahun 2026.
Ketua Umum KONI Bangka Selatan, Andri Fahrial mengatakan, Rakerkab digelar setelah kepengurusan berjalan empat bulan. Ia meminta agar seluruh program kerja dan penggunaan anggaran dapat dipaparkan secara terbuka kepada seluruh cabor.
Keterbukaan menjadi kunci utama membangun kepercayaan dan sinergi antara KONI dan cabor, terutama dalam menghadapi agenda besar Porprov 2026. "Rakerkab ini kami laksanakan sebagai bentuk keterbukaan. Tidak ada yang ditutup-tutupi," kata Andri Fahrial, Selasa (23/12).
Menurutnya, melalui forum ini, seluruh pihak diharapkan memiliki pemahaman yang sama terkait kondisi organisasi, program pembinaan, serta mekanisme seleksi atlet. KONI ingin semua cabor mengetahui secara jelas kondisi anggaran, program kerja, serta mekanisme seleksi dan penjaringan atlet menuju Porprov 2026.
Seperti diketahui alokasi hibah Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan untuk KONI pada tahun 2026 sebesar Rp2,4 miliar. Anggaran tersebut akan difokuskan pada operasional KONI, persiapan Porprov, serta pembinaan atlet dan pelatih di masing-masing cabor.
Namun, ia mengakui besaran anggaran tersebut masih jauh dari ideal jika dibandingkan dengan kebutuhan pembinaan olahraga secara menyeluruh. Kondisi ini menuntut pengelolaan anggaran yang efektif, efisien, dan bertanggung jawab.
Walaupun begitu keterbatasan tidak akan mengurangi semangat cabor untuk menyiapkan atlet-atlet terbaik. "Kami sadar anggaran ini minim, jauh dari harapan. Tapi dengan kondisi keuangan daerah saat ini, kita harus realistis," jelas Andri Fahrial.
Andri menegaskan KONI Bangka Selatan menargetkan perubahan signifikan pada Porprov 2026. Ia berharap Bangka Selatan mampu bangkit dan tidak lagi berada di posisi juru kunci. Untuk mewujudkan target tersebut, Andri menekankan pentingnya seleksi atlet yang objektif, transparan, dan berbasis prestasi.
Ia menolak seleksi yang hanya bersifat formalitas tanpa mempertimbangkan kesiapan dan kualitas atlet. "Kita ingin atlet yang dikirim benar-benar siap dan berprestasi. Target kita jelas, Kabupaten Bangka Selatan harus bangkit dan tidak lagi menjadi juru kunci," tegasnya.
Ketua KONI Provinsi Bangka Belitung, Ricky Kurniawan, menilai Rakerkab perdana KONI Bangka Selatan sebagai langkah strategis di tengah kondisi keuangan daerah yang belum ideal, baik di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi. Keterbatasan anggaran bukan alasan untuk melemahkan pembinaan olahraga.
Justru, kondisi tersebut menuntut KONI di daerah untuk lebih cermat dalam menyusun strategi dan prioritas program. "KONI saat ini dituntut untuk cermat menyusun strategi. Dengan anggaran yang terbatas, pembinaan dan kegiatan olahraga tetap harus berjalan maksimal," ujar Ricky Kurniawan.
Ia menyebutkan, anggaran KONI Bangka Selatan sebesar Rp2,4 miliar memang belum cukup untuk mendukung pembinaan atlet secara menyeluruh dan mengikuti Porprov secara optimal. Namun jika dibandingkan dengan beberapa daerah lain, angka tersebut masih relatif lebih baik.
Ia juga menyinggung kebijakan pelaksanaan Porprov Bangka Belitung 2026 yang mengatur akomodasi, transportasi, dan konsumsi kontingen secara mandiri. Kebijakan ini dinilai lebih fleksibel dan manusiawi, sekaligus meminimalisir persoalan teknis selama pelaksanaan.
"Dengan sistem ini, kami ingin kompetisi berjalan lebih adil, tidak ada dominasi tuan rumah atau praktik impor atlet. Prestasi harus benar-benar lahir dari atlet lokal," sebutnya.
Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bangka Selatan, Evi Sastra mengapresiasi langkah cepat pengurus KONI setempat yang langsung menggelar Rakerkab pasca pelantikan. Ia menilai forum ini penting untuk menyatukan persepsi dan menyusun langkah pembinaan ke depan.
Dirinya tak menampik besaran hibah yang dialokasikan Pemkab Bangka Selatan memang belum ideal, seiring kondisi keuangan daerah yang tengah menghadapi tekanan inflasi dan defisit anggaran. "Kami memahami kebutuhan pembinaan olahraga sangat besar. Namun kondisi keuangan daerah saat ini memang belum memungkinkan," papar Evi Sastra.
Ia menegaskan, Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan tetap menaruh perhatian serius terhadap peningkatan prestasi olahraga daerah. Ia berharap sinergi antara pemerintah, KONI, dan cabor dapat terus diperkuat. (u1)