WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Peringatan Hari Ibu 2025 menjadi momen penuh makna bagi Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, Presiden Federasi Bisnis Profesional Wanita Indonesia (BPW Indonesia).
Ia dianugerahi Anugerah Srikandi Indonesia 2025 kategori Srikandi Penggerak Sosial oleh KompasTV, dalam acara pembukaan yang digelar di Studio 1 KompasTV, Senin (22/12/2025).
Anugerah Srikandi Indonesia diberikan kepada perempuan-perempuan yang berkiprah nyata di berbagai bidang kehidupan bukan hanya politik, tetapi juga sosial, pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan lingkungan hidup.
Baca juga: Cara Arumi Bachsin Maknai Hari Ibu setelah Belasan Tahun Merasakan Jadi Ibu
Mereka adalah para penerus api perjuangan perempuan Indonesia di era modern.
Usai menerima penghargaan, Giwo Rubianto menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya.
“Saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas anugerah ini. Jujur, saya tidak menyangka bisa terpilih menjadi salah satu penerima Anugerah Srikandi Indonesia 2025,” ungkapnya.
Giwo menuturkan, lebih dari tiga dekade kiprahnya di berbagai organisasi sosial, profesi, perempuan, kemasyarakatan, hingga politik, merupakan ikhtiar pribadi untuk merawat cita-cita luhur para pendiri bangsa.
Ia menegaskan bahwa sejarah kemerdekaan Indonesia tidak pernah terpisah dari peran perempuan.
“Kongres Perempuan Indonesia tahun 1928 adalah peristiwa yang sama pentingnya dengan Sumpah Pemuda. Di sanalah perempuan dari berbagai latar belakang bersatu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia,” tegas mantan Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) tersebut.
Baca juga: Di Balik Peran yang Dijalani Setiap Hari, Ibu-Ibu Mekaar Menguatkan Keluarga
Menurut Giwo, Kongres Perempuan 1928 menjadi tonggak sejarah yang melandasi penetapan Hari Ibu—bukan sebagai perayaan seremonial, melainkan simbol gerakan kebangsaan yang menegaskan peran strategis perempuan dalam perjalanan bangsa.
Selama lebih dari 30 tahun, Giwo Rubianto dikenal konsisten memperkuat kapasitas dan kepemimpinan perempuan melalui berbagai inisiatif sosial, ekonomi, dan kebangsaan. Baginya, inspirasi sejati lahir dari teladan nyata, keberanian bersuara, dan keteguhan nilai dalam kerja sosial.
“Pembangunan yang sejati adalah pembangunan yang memuliakan perempuan. Perempuan harus menjadi pilar utama bangsa—sebagai pemimpin, penggerak perubahan, dan penjaga nilai kemanusiaan,” ujarnya.
Baca juga: Giwo Rubianto: Hari Ibu Adalah Napas Perjuangan Perempuan yang Tetap Menyala di Tengah Bencana
Direktur Utama KompasTV, Rosianna Silalahi, menegaskan bahwa 22 Desember 1928 merupakan hari penting dalam sejarah perjuangan bangsa. Pada tanggal yang sama dengan Sumpah Pemuda, perempuan Indonesia berkongres, menyatukan gagasan, dan menyusun agenda perjuangan—sebuah kisah yang kerap luput dari ingatan kolektif.
“Gerakan perempuan tidak pernah mudah, tetapi pada merekalah kita menitipkan harapan,” kata Rosiana.
Selain Giwo Rubianto, sejumlah tokoh nasional juga menerima Anugerah Srikandi Indonesia 2025, di antaranya GKR Hemas, Siti Hediati Soeharto, Retno Marsudi, Susi Pudjiastuti, Alissa Wahid, dan Monica Tanuhandaru.
Bagi Giwo, penghargaan ini bukan titik akhir, melainkan pengingat bahwa perjuangan perempuan lintas generasi harus terus menyala—demi Indonesia yang adil, inklusif, dan bermartabat.