4 Kebiasaan Jorok Penyebab Sarang Penyakit di Mulut yang Wajib Diwaspadai
December 24, 2025 01:08 AM

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu aspek penting yang kerap luput dari perhatian, padahal memiliki peran besar terhadap kondisi kesehatan dan kualitas hidup secara keseluruhan. 

Mulut bukan hanya berfungsi sebagai pintu masuk makanan, tetapi juga menjadi cerminan dari kesehatan tubuh secara umum.

Masih banyak orang yang menganggap masalah pada gigi dan mulut sebatas gigi berlubang atau penyakit gusi. 

Padahal, kebersihan mulut yang buruk dapat berdampak lebih luas. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kondisi kesehatan mulut yang tidak terjaga berkaitan erat dengan peningkatan risiko penyakit serius, seperti penyakit jantung, kanker, hingga diabetes.

Padahal, keduanya saling berhubungan. Masalah kesehatan mulut diketahui memiliki kaitan dengan sejumlah penyakit kronis, termasuk diabetes dan gangguan kardiovaskular.

Oleh sebab itu, menjaga kesehatan gigi dan gusi bukanlah upaya jangka pendek, melainkan komitmen sepanjang hidup. 

Semakin dini seseorang menerapkan kebiasaan kebersihan mulut yang baik seperti menyikat gigi secara rutin, membersihkan sela gigi dengan benang gigi, serta membatasi konsumsi makanan dan minuman tinggi gula maka semakin besar peluang untuk terhindar dari masalah gigi serius dan biaya perawatan yang mahal di kemudian hari.

Tak kalah penting, masyarakat disarankan untuk tidak menunggu hingga muncul keluhan atau rasa nyeri sebelum memeriksakan diri ke dokter gigi. 

Pemeriksaan gigi secara rutin, idealnya dua kali dalam setahun, memungkinkan dokter mendeteksi masalah sejak dini, bahkan sebelum gejala apa pun dirasakan oleh pasien.

Penyakit gigi dan mulut sendiri mencakup berbagai gangguan yang terjadi di area rongga mulut, mulai dari gigi, gusi, lidah, bibir, langit-langit mulut, hingga jaringan lunak lainnya. 

Jika tidak ditangani dengan baik, gangguan tersebut dapat memengaruhi kemampuan makan, berbicara, hingga menurunkan rasa percaya diri.

Karies gigi (kerusakan gigi)

Karies gigi terjadi ketika plak terbentuk di permukaan gigi dan mengubah gula bebas yang terkandung dalam makanan dan minuman menjadi asam yang merusak gigi seiring waktu.

Asupan gula gratis yang tinggi secara terus-menerus, paparan fluorida yang tidak memadai, dan kurangnya pengangkatan plak dengan menyikat gigi dapat menyebabkan karies, nyeri, dan terkadang gigi tanggal serta infeksi.

1, Penyakit periodontal (gusi)

Penyakit periodontal mempengaruhi jaringan yang mengelilingi dan menopang gigi. Penyakit ini ditandai dengan perdarahan atau pembengkakan gusi (gingivitis), nyeri dan terkadang bau mulut.

Dalam bentuk yang lebih parah, gusi bisa lepas dari gigi dan tulang penyangga, menyebabkan gigi kendur dan terkadang rontok.

Penyakit periodontal yang parah diperkirakan mempengaruhi hampir 10 persen populasi global. Penyebab utama penyakit periodontal adalah kebersihan mulut yang buruk dan penggunaan tembakau.

2. Kanker mulut

Kanker mulut termasuk kanker bibir, bagian lain dari mulut dan orofaring. Insiden global kanker bibir dan rongga mulut) diperkirakan 4 kasus per 100.000 orang.

Namun, ada variasi yang luas di seluruh dunia: dari tidak ada kasus yang tercatat hingga sekitar 20 kasus per 100.000 orang. Kanker mulut lebih sering terjadi pada pria dan orang lanjut usia, dan sangat bervariasi menurut kondisi sosial ekonomi.

3. Manifestasi oral dari infeksi HIV

Manifestasi oral terjadi pada 30-80 % orang dengan HIV, dengan variasi yang cukup besar tergantung pada keterjangkauan terapi antiretroviral (ART) standar.

Manifestasi rongga mulut termasuk infeksi jamur, bakteri atau virus dimana kandidiasis rongga mulut merupakan gejala yang paling umum dan seringkali merupakan gejala pertama.

Lesi HIV oral menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan, mulut kering, dan kesulitan menelan. Deteksi dini lesi mulut terkait HIV dapat digunakan untuk mendiagnosis infeksi HIV dan memantau perkembangan penyakit. Deteksi dini juga penting untuk pengobatan tepat waktu.

4. Trauma oro-dental

Trauma oro-dental terjadi akibat cedera pada gigi, mulut, dan rongga mulut. Sekitar 20 % orang menderita trauma pada gigi di beberapa titik dalam hidup mereka.

Trauma gigi-gigi dapat disebabkan oleh faktor-faktor mulut seperti kurangnya kesejajaran gigi dan faktor lingkungan (seperti tempat bermain yang tidak aman, perilaku pengambilan risiko, dan kekerasan ).

Perawatan itu mahal dan lama dan terkadang bahkan dapat menyebabkan kehilangan gigi, yang mengakibatkan komplikasi pada perkembangan wajah dan psikologis serta kualitas hidup.(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.