Trump Umumkan Rencana Armada “Trump Class”, Klaim 100 Kali Lebih Kuat dari Kapal Perang Mana Pun
December 24, 2025 09:17 AM

 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menghebohkan dunia pertahanan global.

Pada Selasa waktu setempat, Trump mengumumkan rencana ambisiusnya untuk membangun armada kapal perang baru yang ia sebut sebagai “Trump class battleships”.

Ini akan menjadi tulang punggung dari armada baru Amerika bertajuk “Golden Fleet.”

Pengumuman tersebut disampaikan Trump kepada wartawan di resor Mar-a-Lago, Florida.

Ia berdiri berdampingan dengan Menteri Pertahanan Pete Hegseth, Menteri Angkatan Laut John Phelan, serta sejumlah ilustrasi desain kapal perang raksasa yang diklaim akan mengubah wajah kekuatan laut AS.

“Kapal-kapal ini akan menjadi yang tercepat, yang terbesar, dan sejauh ini 100 kali lebih kuat dibanding kapal perang mana pun yang pernah dibangun,” kata Trump dengan penuh keyakinan.

Sebagai catatan, Amerika Serikat terakhir kali mempensiunkan kapal tempur jenis battleship pada tahun 1992, menandai berakhirnya era kapal perang berat dalam doktrin Angkatan Laut AS.

Trump menyebut pembangunan kapal pertama, yang akan diberi nama USS Defiant, akan dimulai “hampir segera” dan ditargetkan selesai serta dikirimkan dalam waktu dua setengah tahun.

Secara keseluruhan, Trump menyebut hingga 25 kapal Trump-class dapat dibangun.

Namun, pernyataan tersebut langsung dibantah secara tidak langsung oleh pejabat pemerintah AS.

Seorang pejabat Amerika Serikat menyebutkan bahwa pembangunan kapal-kapal tersebut baru direncanakan dimulai pada awal dekade 2030-an, jauh dari klaim percepatan yang disampaikan Trump.

Media Politico bahkan melaporkan bahwa hingga saat ini tidak ada alokasi anggaran sama sekali dalam anggaran Pentagon untuk proyek kapal perang Trump-class tersebut.

Dalam pemaparannya, Trump menggambarkan kapal perang ini sebagai platform senjata futuristik.

Menurutnya, Trump-class battleships akan dipersenjatai dengan rudal hipersonik, rudal jelajah nuklir, meriam rel (rail guns), serta laser berdaya tinggi.

Associated Press mencatat bahwa seluruh teknologi tersebut memang tengah dikembangkan oleh Angkatan Laut AS, namun berada pada berbagai tahap riset.

Beberapa di antaranya bahkan sebelumnya telah ditinggalkan karena dianggap tidak praktis atau terlalu mahal.

Rencana pembangunan kapal perang raksasa bernilai sekitar 5 miliar dolar AS per unit ini juga menuai kritik keras dari kalangan militer dan analis pertahanan.

Mantan Laksamana Muda AS Mark Montgomery, yang kini bergabung dengan Foundation for Defense of Democracies, mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa kapal perang semacam ini justru bukan solusi yang dibutuhkan Amerika Serikat.

“Ini adalah hal terakhir yang kita perlukan untuk menghadapi ancaman China,” ujar Montgomery.

“Proyek ini lebih berfokus pada visual presiden bahwa kapal perang besar terlihat keren.”

Kritik serupa disampaikan oleh Mark Cancian, pakar militer dari Center for Strategic and International Studies (CSIS).

Kepada The Washington Post, Cancian menegaskan bahwa proyek ini hampir mustahil terealisasi dalam waktu dekat.

“Kapal ini tidak akan pernah berlayar,” kata Cancian. Ia memperkirakan hanya untuk tahap pengembangan desain saja akan memakan waktu empat hingga enam tahun, belum termasuk konstruksi dan uji coba operasional.

Meski demikian, Trump tetap bersikukuh. Ia mengungkapkan rencananya untuk bertemu dengan para kontraktor pertahanan di Florida pada pekan depan, dengan tujuan mempercepat proses produksi dan mewujudkan ambisi armada “Golden Fleet” miliknya.

Pengumuman ini kembali memperlihatkan gaya Trump yang gemar mengusung proyek-proyek besar dan simbolik, sekaligus memicu perdebatan luas tentang arah kebijakan pertahanan Amerika Serikat di tengah dinamika geopolitik global yang terus berubah. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.