TRIBUNJATENG.COM,TEGAL- Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono meresmikan Bank Sampah dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Kelola Rumah Tangga (TPSTKR) di Jalan Sumbodro Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Selasa (23/12/2025) kemarin.

Pada kesempatan itu, Dedy Yon mengungkapkan, pendirian bank sampah sejatinya bukan semata persoalan ketersediaan sarana dan prasarana seperti bangunan, timbangan, karung, atau kendaraan angkut. 

Faktor terpenting yang menentukan keberlanjutan bank sampah justru terletak pada kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan.

Baca juga: Lampaui Target, Angka Kemiskinan Kota Tegal Turun Jadi 7,28 Persen

"Kesadaran masyarakat menjadi fondasi utama. Bank sampah hanya dapat berjalan apabila masyarakat memahami bahwa sampah bukan sekadar limbah, melainkan memiliki nilai guna dan nilai ekonomi jika dikelola dengan benar," ujarnya. 

Dedy Yon menilai, kepedulian masyarakat tercermin dari kemauan untuk terlibat aktif dan berkelanjutan.

Mendorong perubahan perilaku dari kebiasaan membuang sampah sembarangan menjadi kebiasaan memilah, menyetor, dan mengelola sampah secara rutin.

Dedy Yon menjelaskan, TPSTKR merupakan pengembangan dari TPST yang kini dilengkapi sistem pengolahan baru. 

"Ada sistem pengolahan yang baru, mengubah sampah menjadi RDF (Refuse Derived Fuel), yaitu bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari sampah anorganik bernilai kalor tinggi," jelasnya. 

Menurut Dedy Yon, rencananya hasil RDF akan dikirim ke pabrik semen di Cilacap, sebagai pengganti bahan bakar batu bara.

Dia menilai, cara tersebut lebih ramah lingkungan dan efektif, sehingga residu pembakaran tidak menimbulkan gangguan.

"Pengelolaan RDF harus dilakukan dengan benar agar tidak menimbulkan asap berlebih maupun residu yang merusak lingkungan.

Dengan sistem yang tepat, sampah dapat diberdayakan menjadi energi terbarukan sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil," ungkapnya. (fba)