Hal itu ditegaskan, setelah Pemprov Sumbar secara resmi mengakhiri status tanggap darurat tingkat provinsi dan mulai beralih ke tahap pemulihan pascabencana.
Kemudian ASITA Sumatera Barat memprediksi penurunan drastis kunjungan wisatawan pada masa libur sekolah serta Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026.
Selanjutnya, BNNP Sumatera Barat mencatat 14 Laporan Kasus Narkotika (LKN) berhasil diungkap sepanjang tahun 2025.
Baca juga: Jadwal Terbaru SIM dan Samsat Keliling Kota Padang Rabu 24 Desember 2025
1. Sumbar Masuk Tahap Pemulihan Pascabencana, Gubernur Targetkan Pendataan Tuntas Desember 2025
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) secara resmi mengakhiri status tanggap darurat tingkat provinsi dan mulai beralih ke tahap pemulihan pascabencana.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, menegaskan bahwa fokus utama saat ini adalah percepatan pendataan kerusakan serta pemulihan layanan dasar bagi masyarakat terdampak.
Langkah ini diambil untuk memastikan transisi menuju tahap rehabilitasi dan rekonstruksi berjalan efektif dan tepat sasaran.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Sumatera Barat Hari Ini Rabu, 24 Desember 2025, Kota Padang Berawan
Fokus Pemulihan Layanan Dasar Masyarakat
Gubernur Mahyeldi menjelaskan bahwa pemenuhan layanan dasar menjadi prioritas dalam masa transisi ini. Hal ini mencakup penyediaan:
⁃ Air bersih dan sanitasi
⁃ Layanan kesehatan dan pendidikan
⁃ Hunian sementara (Huntara)
Baca juga: Jembatan Baley di Wilayah Kodim 0309/Solok Rampung, Akses Warga PascaBanjir Kembali Normal
“Kita targetkan pendataan kerusakan dan kerugian akibat bencana ini tuntas paling lambat 28 Desember 2025. Ini penting agar proses rehabilitasi dan rekonstruksi dapat segera berjalan pada awal tahun 2026,” tegas Mahyeldi.
Validasi Data Jitupasna dan Penyusunan R3P
Dalam forum yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Vasko Ruseimy dan Sekretaris Utama BNPB Rustian tersebut, ditekankan pentingnya validasi data Jitupasna (Pengkajian Kebutuhan Pascabencana).
Data ini akan menjadi landasan dalam penyusunan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P).
Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru 2026, Dishub Sumbar Fokuskan Pengamanan di Jalur Sitinjau Lauik
Menurut Mahyeldi data adalah hal yang sangat krusial, makanya data yang dikumpulkan harus akurat dan valid.
"Data adalah kunci utama. Tanpa data yang kuat, perencanaan tidak akan tepat sasaran dan pemulihan akan berjalan lambat," ujarnya.
Update Data Korban dan Status Wilayah
Meskipun status provinsi telah berakhir, tiga kabupaten masih memperpanjang status tanggap darurat daerah karena kondisi lapangan, yaitu:
- Kabupaten Agam
- Kabupaten Pasaman Barat
- Kabupaten Tanah Datar
Kategori Dampak
Berdasarkan data terbaru dari dashboard satu data bencana Pemprov Sumbar.
Berikut adalah dampak bencana hidrometeorologi yang tercatat:
⁃ Korban Meninggal Dunia : 260 orang
⁃ Korban Hilang : 72 orang
⁃ Korban Luka-luka : 382 orang
⁃ Masyarakat Terdampak : 296.307 jiwa
Terkait identifikasi korban, informasi terakhir menyebutkan masih ada 28 jenazah yang dalam proses pengujian lanjutan di Jakarta.
Baca juga: Libatkan Tokoh Lintas Agama, Pasaman Barat Perkuat Upaya Percepatan Penurunan Stunting
Apresiasi untuk Relawan dan Semangat Gotong Royong
Gubernur Mahyeldi juga memberikan apresiasi mendalam kepada seluruh relawan, komunitas kemanusiaan, dan para perantau yang telah membantu.
Ia meminta seluruh kepala daerah di tingkat kabupaten dan kota untuk membuang ego sektoral demi mempercepat pemulihan ekonomi dan infrastruktur wilayah.
2. Wisata Sumbar Terdampak Akibat Bencana, ASITA Prediksi Kunjungan Libur Nataru Turun 40 Persen
Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Sumatera Barat memprediksi penurunan drastis kunjungan wisatawan pada masa libur sekolah serta Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026.
Ketua ASITA Sumbar, Darmawi, mengungkapkan bahwa penurunan ini dipicu oleh rentetan bencana alam, prediksi cuaca ekstrem, hingga isu keamanan aksesibilitas di wilayah Sumatera Barat.
Baca juga: Sabu di Sumbar Naik Hampir 100 Persen, BNNP Ungkap 14 Kasus Narkotika dan Seret 37 Bandar
Faktor Keamanan dan Aksesibilitas Menjadi Kendala Utama
Berdasarkan koordinasi dengan berbagai agen travel, banyak wisatawan mancanegara maupun domestik yang membatalkan rencana kunjungan mereka.
“Prinsipnya, wisatawan membutuhkan keamanan, kenyamanan, dan aksesibilitas. Saat ini, kondisi Sumbar cukup sulit untuk memenuhi ketiga aspek tersebut,” ujar Darmawi saat dihubungi, Selasa (23/12/2025).
Saat ini, tercatat 16 dari 19 kabupaten/kota di Sumbar terdampak bencana hidrometeorologi, mulai dari banjir, tanah longsor, hingga angin kencang.
BMKG juga memprediksi cuaca ekstrem akan berlangsung hingga awal tahun 2026.
Destinasi Favorit Terdampak Kerusakan Jalan
Sejumlah destinasi unggulan seperti Kawasan Mandeh dan Alahan Panjang kini sulit dijangkau.
• Kawasan Mandeh: Akses jalan cukup ekstrem karena banyak titik longsor dan banjir genangan.
• Alahan Panjang dan Bukittinggi: Terkendala jalur Sitinjau Lauik yang menjadi beban utama karena jalur nasional via Lembah Anai dan Malalak masih rusak pasca-banjir bandang.
Kondisi jalan yang ekstrem dan ancaman kecelakaan membuat perjalanan menuju Bukittinggi dan Padang Panjang menjadi sangat berisiko bagi wisatawan.
Baca juga: Lembah Anai Buka Tutup, Dishub Sumbar Kerahkan Petugas Jaga Ketat Jalur Sitinjau Lauik
Pergeseran Tren Wisatawan
Akibat kendala akses di wilayah Barat dan Tengah Sumbar, kunjungan diprediksi hanya akan berpusat di Limapuluh Kota dan Payakumbuh, yang mayoritas berasal dari wisatawan asal Pekanbaru, Riau.
Namun, Darmawi menyebut wisatawan asal Riau umumnya memiliki karakteristik berbeda.
“Kebanyakan dari mereka adalah masyarakat yang pulang kampung ke rumah keluarga, bukan wisatawan premium yang menginap di hotel,” jelasnya.
Baca juga: Tak Cuma Jadi Tujuan, BNNP Ungkap Sumbar Kini Pemasok Sabu ke Provinsi Lain
Padahal, target wisatawan utama Sumbar adalah pelancong dari Pulau Jawa dan mancanegara yang memberikan dampak ekonomi lebih besar.
Prediksi Penurunan Hingga 40 Persen
Situasi sulit ini diperkirakan akan memangkas jumlah kunjungan secara signifikan. ASITA Sumbar memprediksi penurunan wisatawan selama periode libur Nataru 2026 mencapai 35 persen hingga 40 persen. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)
3. BNNP Sumbar Ungkap 14 Kasus Narkotika Sepanjang 2025, Tetapkan 37 Tersangka Bandar dan Kurir
Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Barat mencatat pengungkapan signifikan kasus narkotika sepanjang tahun 2025.
Dalam catatan akhir tahun yang disampaikan di Kantor BNNP Sumbar, Selasa (23/12/2025), tercatat sebanyak 14 Laporan Kasus Narkotika (LKN) berhasil diungkap.
Dari pengungkapan tersebut, BNNP Sumbar menetapkan 37 orang tersangka.
Baca juga: Alumni IKA FP Universitas Andalas Bantu Korban Banjir Bandang dan Longsor di Aceh, Sumut & Sumbar
Kepala BNNP Sumatera Barat, Brigjen Polisi Ricky Yanuarfi, mengatakan seluruh tersangka yang diamankan merupakan bagian dari jaringan peredaran gelap narkotika, mulai dari bandar hingga kurir.
“Sepanjang 2025 kita menetapkan 37 tersangka dari 14 LKN. Semua tersangka merupakan bandar dan kurir, tidak ada tersangka penyalahguna yang kita amankan,” ujar Ricky Yanuarfi kepada TribunPadang.com.
Ia mengungkapkan, Sumatera Barat kini tidak hanya menjadi daerah tujuan peredaran narkotika, tetapi mulai berperan sebagai daerah pemasok, khususnya untuk narkotika jenis sabu.
“Kasus terakhir justru menunjukkan Sumbar mengirim sabu ke Sumatera Selatan. Biasanya kita menerima kiriman, tapi kali ini justru sebaliknya,” ungkapnya.
Baca juga: Penjualan Hampers Natal di Padang Turun Imbas Bencana Sumbar
Ricky menjelaskan, pada pengungkapan awal di tempat kejadian perkara (TKP) hanya ditemukan bekas pakai.
Namun setelah dilakukan pengembangan, petugas menemukan stok sabu yang masih tersimpan di rumah tersangka dan belum sempat didistribusikan.
Dibandingkan tahun sebelumnya, Ricky menyebut terjadi peningkatan signifikan baik dari jumlah tersangka maupun barang bukti narkotika jenis sabu yang berhasil diamankan.
“Jumlah tersangka meningkat, begitu juga barang bukti sabu. Bahkan di internal BNN, peningkatan sabu hampir 100 persen. Itu belum termasuk yang diamankan oleh Polda,” jelasnya.
Berdasarkan hasil evaluasi dan penghitungan bersama aparat penegak hukum, Sumatera Barat diperkirakan kemasukan narkotika jenis metamphetamine atau amphetamine hampir 20 kilogram setiap bulan.
“Ini angka yang harus kita cegah bersama. Perlu kolaborasi dengan Polda, Bea Cukai, BNN, serta instansi terkait lainnya untuk memperketat pintu masuk narkotika ke Sumatera Barat,” tegas Ricky.
Terkait jalur peredaran, BNNP Sumbar mencatat wilayah Pasaman dan Pasaman Barat masih menjadi pintu masuk utama narkotika jenis ganja. Sementara untuk sabu, jalur masuk umumnya berasal dari Sumatera Utara dan Riau.
Baca juga: Satpol PP Kota Padang Razia PKL Alang Laweh, Barang Dagangan Diangkut Petugas
“Untuk ganja, jalurnya melalui Pasaman dan Pasaman Barat. Sedangkan sabu rata-rata masuk dari Sumatera Utara dan Riau, bisa lewat Pasaman atau Pekanbaru,” katanya.
Berdasarkan survei BNNP, sekitar 1,1 persen populasi di Sumatera Barat terlibat kasus narkotika. Dari jumlah tersebut, hampir 60 persen merupakan pengguna ganja.
“Kualitas ganja terbaik memang dari Aceh. Namun karena jaraknya jauh, sebagian besar pasokan ke Sumbar berasal dari Mandailing Natal, Sumatera Utara. Untuk 2025 ini, rata-rata pemasok narkotika ke Sumatera Barat berasal dari Sumatera Utara,” pungkasnya.(*)
4. Cek Lokasi Kemacetan di Sumbar Saat Libur Nataru 2026, Lembah Anai Masih Buka Tutup
Dinas Perhubungan (Dishub) Sumatera Barat memetakan sejumlah lokasi kemacetan di Sumbar yang berpotensi menghambat perjalanan masyarakat selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026.
Kondisi ini dipicu oleh perbaikan infrastruktur pascabencana yang masih berlangsung di beberapa jalur utama.
Salah satu jalan provinsi yang putus dan masih dibuka akses buka tutup, berlokasi di Mega Mendung, Kabupaten Tanah Datar, berbatasan langsung dengan Kota Padang Panjang.
Baca juga: Dishub Sumbar Prediksi Lalu Lintas Nataru 2026 Tak Padat, Bencana Pengaruhi Perjalanan Wisata
Lalu, Sitinjau Lauik juga terjadi kemacetan lantaran banyak kendaraan beralih ke sana pasca jalan di Mega Mendung diberlakukan buka tutup.
Kabid Darat Dishub Sumbar, Momon mengatakan bahwa saat Natal dan tahun baru 2026 di Sumbar, terdapat beberapa potensi titik kemacetan.
"Ketika Natal dan tahun baru nanti, juga bertepatan dengan terjadinya bencana di Sumbar," ungkapnya, Selasa (23/12/2025).
"Mulai dari Lembah Anai, Sitinjau Lauik, Pasar-pasar di Koto Baru, Padang Luar dan Baso, Agam," sambung Momon.
Baca juga: Masjid di Solok Selatan Digerakkan Jadi Pusat Zakat untuk Dorong Kesejahteraan Umat
Ia melanjutkan, jalur di Lembah Anai masih diberlakukan jadwal dan akses buka tutup pada Natal dan tahun baru 2026.
"Jalan di sana masih diberlakukan buka tutup dan ada jadwal, mulai pukul 17:00 WIB hingga 08:00 WIB pagi. Pengerjaan terus dilakukan, sehingga Natal dan tahun baru terjadi penumpukan di sana, baik dari arah Padang maupun dari arah Padang Panjang," tuturnya.
Sementara itu, di jalur Sitinjau Lauik juga terjadi potensi kemacetan pada Natal dan tahun baru 2026.
Kondisi kemacetan di sana juga diperparah lantaran akses jalan di Lembah Anai buka tutup dan hanya bisa dilewati pada waktu yang ditentukan.
Baca juga: Pemko Padang Gandeng Unand Pulihkan Infrastruktur Pascabencana Banjir Bandang
"Kemacetan di Sitinjau Lauik selain banyaknya kendaraan, juga ada truk yang tidak kuat nanjak, mendahului, dan kecelakaan," pungkasnya.
Terakhir di beberapa lokasi pasar di Koto Baru Tanah Datar, Sungai Pua dan Baso Kabupaten Agam.
"Di hari-hari pasar selalu terjadi kemacetan di sana, apalagi saat Natal dan tahun baru 2026," ujarnya.(*)